Sebenarnya Wisnu ini bukan tipe cowok dingin yang biasanya kalian baca-baca di wattpad atau novel. Wisnu lebih ke tipe cowok galak yang suka nyinyir, sombong, kejam, kalo ngomong di cabein, dan juga halal untuk dinikahin. Eh.
Walau begitu, Anya pantang menyerah untuk mendapatkan hati sang pujaan. Ciaaaelaaah. Bagi Anya sepedas apapun ucapan Wisnu itu tidaklah serius. Bukan karena cinta itu buta dan tuli ya, cuma emang udah bucin kronis aja.
Sedari tadi Anya terus saja mondar-mandir di depan kelasnya memikirkan bagaimana caranya Wisnu mau untuk menjadi aktor di film pendek ini. Tama sih setuju-setuju saja jika Wisnu yang menjadi aktornya, cuma ya dia enggak mau kalau disuruh bujuk Wisnu buat gabung alhasil Anya lah yang dikorbankan.
"Hmm kalo alesannya biar dapet duit buat beli seblak kira-kira dia mau kaga ya?" Anya terus saja mengetuk-ngetuk keningnya." Eh tapi dia emangnya doyan seblak? Eemmm kayak nya sih doyan, ngomongnya aja ngalahin pedesnya seblak noh".
Saat Anya terus saja memikirkan bagaimana membujuk Wisnu, Nabila datang menghampiri Anya dengan muka paniknya.
"Anyaaaa masuk nya masuk! Ada setan goblok!!!"
Anya yang bingung pun mengernyitkan dahinya." Setan goblok apasih bil? Gak ngerti gue"
Dengan tetap memasang wajah paniknya Nabila terus saja menarik tangan Anya supaya mau memasuki kelas." Udaah buruan masuk aja dulu ih geregetan gue"
Dari arah yang sama munculah setan goblok yang dimaksud Nabila." Zheyeenkk kok akunya ditinggalin sih?" Katanya sambil cengar-cengir yang demi apapun Anya gemas ingin menampolnya.
"Jadi Si Juna setan yang lo maksud bil?" Anya bertanya dengan nada geli. Sedangkan Nabila sudah misuh-misuh sembunyi dibalik badan ramping milik Anya.
"Eh ada cikungunya!" Arjuna tetap mempertahankan cengirannya.
"Apasih loh SKSD!" Anya melotot kesal tapi tatapan matanya berubah jahil saat menyadari sesuatu." Eh btw kalian saling kenal?"
"Enggak!"
"Iya!"
"Lah kok beda sih jawabannya?" Anya mengernyit heran. "Kalian ada hubungan apa?"
"Otw jadian lagi hehe." Itu Juna yang menjawab.
"Haha hehe haha hehe jadian paleluuu" Nabila berkata judes.
Heh maksudnya otw jadian lagi bikin anya bingung." Kalian pernah pacaran?".
"Enggak!".
"Iya!".
"Yaampun calon pacar lagi inget enggak ngakuin mantan pacar itu dosa ya" kata Juna yang suara dilembutkan.
"Kita tuh bukan mantan tapi temen khilaf! Inget ya cuma temen khilaf! Mana ada bocah TK yang nembak pake es lilin pas lagi main perosotan?!"
Anya yang sedari tadi menyimak kedua manusia yang sedang beradu argumen pun tak mau menyia-nyiakan kesempatan emasnya.
"Nah nah sekarang gue paham masalah lo berdua! Gimana kalo lo Juna gue bantuin balikan sama Nabila? Mau kaga? Tapi bantuin gue juga" Kata-kata seolah air terjun yang menimpa badan Juna rasanya menyenangkan!.
Nabila menatap tak percaya pada sahabatnya ini"Loh loh? Kok lo gitu sih nya? Lo tega ngejual perasaan sahabat lo sendiri?".
"Gue ngomongnya belom selesai ini! Dan buat lo bil gue bakalan bantuin lo buat bikin Juna ga deket-deket sama lo lagi asal bantuin masalah gue" Sekarang Juna yang misuh-misuh mendengar perkataan Anya.
Menghilangkan rasa gondok dihatinya Juna pun bertanya, "Bantuin apa? Kalo suruh buat seribu candi sorry gue gak punya pasukan jin kayak Bandung Bondowoso". Kata Juna sambil mengangkat tangan membuat seolah gerakan ia menyerah saat akan di tahan polisi.
Jelas gak punya pasukan jin, kan elu jin nya bambang! Jelas rutukan itu hanya dapat Nabila pendam dalam hati.
Anya pun menceritkan kepada Juna dan Nabila tentang ia yang sangat bingung memikirkan bagaimana caranya Wisnu supaya mau ia ajak main film bersama Tama dan Dinda. Dan Anya juga harus sabar ekstra dalam menjelaskan hal tersebut karena beberapa kali Juna memotong pembicaraannya terus menerus.
"Ngerti kan?" Anya menyudahi sesi penjelasan pada dua manusia ini.
Nabila menampilkan ekspresi berpikir yang begitu kentara kedua alisnya pun hampir menyatu. Sedangkan Juna menggaruk tengkuk lehernya bingung.
Anya memutar bola mata malas." Oke gua anggap kalian berdua setuju. Istirahat kedua gue tunggu di kantin bangsat-ria tukang mie ayam!"
***
Anya mengetuk-ngetukan jari telunjuknya di atas meja kantin, dua cecunguknya itu belum datang sampai saat ini.
"Untung gue butuh kalian pada ya" Anya menggerutu sebal.
Dari kejauhan akhirnya Anya melihat Nabila dipintu kantin." Woy bil! Gue di sini!" Teriaknya, tidak memperdulikan tatapan ingin memakan Anya hidup-hidup di kantin itu.
Nabila menghampiri Anya dengan langkah gontai. Sesampainya di bangku dekat Anya, Nabila langsung duduk dan menelungkupkan kepalanya diantara lipatan tangannya dimeja.
"Anyaaaa" Nabila merengek kecil. "Wisnu emang spesies yang halal buat dipenggal kepalanya. Matanya tajem bener dah kek pisau, mulutnya juga tajem bener kek mulut feni rose. Nyerah gue! Huaaaaaa!!" Nabila mengatakan itu dengan bibir bawah yang dimajukan dan matanya yang berkaca-kaca.
Anya sungguh tidak tega melihatnya, tapi Anya juga tidak kuat menahan tawa melihat Nabila yang judes ditaklukan bibir tajam milik Wisnu.
Akhirnya tekanan udara yang ditahan Anya supaya tidak kelepasan menertawakan sahabatnya itu keluar lewat bawah. Untung suasana kantin ramai. Ini akan menjadi misteri antara Anya, Tuhan, dan gas kentut yang barusan keluar.
Anya berdehem sekali. "Udah lo sabar aja, Wisnu mulutnya emang pedes. Siapa tau nanti si Juna bisa bujuk Wisnu".
"Heh munawaroh! Justru itu yang gue takutin kalo Juna bisa ngebujuk Wisnu, lo pasti bantuin dia buat deketin gue ya kan?!" Nabila mengatakan itu sambil melotot dan jari telunjuknya menunjuk-nunjuk meja.
Anya meneguk ludah kasar. "Bu--". Saat Anya akan melanjutkan obrolannya terpotong oleh suara memekkakan telinga.
"Cikungunyaaaa! Coba tebak gue berhasil apa engga?!" Siapa lagi kalau bukan si Juna.
"Pas--"
"Ssuutt.. Ayang bil bil gausah ikut campur ini urusan anak gede". Kata Juna sambil mengedipkan sebelah matanya yang dibalas rotasi mata oleh Nabila.
"Giman--"
"Bener banget asataga lo tau dari mana gue berhasil ngebujuk Wisnu"
Anya dan Nabila saling bertatapan dengan tampang muka horor.
"APAA?!!" tanya keduaanya.
***
Setelah sekian lama bedebu :v
Jangan lupa pencet tombol bintang di pojok kiri bawah. Komen juga boleh kok say😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Bodo Amat!!
Teen FictionEfek 17 tahun kelamaan menjomblo membuat Anya Kejora Tynetta tidak punya pengalaman apapun dalam dunia percinta MONYET tan. Ia terlalu mudah menganggap dirinya sedang jatuh cinta pada lelaki tampan di sekolahnya sampai bertemu sosok laki-laki yang b...