Anya Byutipul Kok!

415 27 10
                                    

Yu ar byutipul, byutipul, byutipul..
Kamu cantik, cantik dari hatimuuu..
Suara gue bagus bener yee!

#PanjulLagidanSelaluSableng

Hari sabtu ini, Anya, Wisnu, Tama, dan juga Dinda membahas tentang project film pendek mereka di rumah Dinda. Tepatnya dihalaman belakang rumah Dinda.

Gadis manis dengan lesung pipit nya itu sedari tadi menyedot perhatian Anya. Bukan karna Anya suka dalam tanda kutip suka sesama jenis. Ini lebih ke dia merasa wajar jika Tama dikabarkan begitu tergila-gila dengan gadis ini. Mungkin juga Anya insecure.

Anya menghela nafas. Beginilah orang yang terlalu gampang tertarik dengan lawan jenis. Mending jika saat kita menyukai orang dan orang itu menyukain balik kita. Kalau kasusnya seperti Anya. Mungkin bisa lambaikan tangan ke kamera.

Anya sudah tergila-gila kepada Tama dari awal mereka MOPD sampai beberapa minggu kemarin Anya nekat menembak Tama duluan yang dijawab. "maaf udah ada orang yang aku suka."

Hey! Sakit tapi tidak berdarah. Untung setelah itu Anya dan Tama masih baik-baik saja, tidak ada canggung sama sekali.

Hal ini juga mungkin Anya alami dengan Wisnu.

"Nya!" Tama menegurnya agak keras.

Anya gelagapan menengok ke arah Tama. "Hah? Kenapa Tam?"

"Budeg nya kumat terus astaga." Bukan Tama yang mengatakan itu, melainkan Wisnu

Kalimat pedas yang terlontar itu, mau tak mau membuat  Anya refleks memutarkan kepalanya ke orang itu.

Sambil memicingkan matanya, ia berusaha mati-matian menahan emosinya. Anya suka Wisnu tapi rasa benci nya juga suka muncul bersamaan dengan rasa suka itu. Anya jadi heran apakah ia benar-benar menyukai wisnu?. Anya tiba-tiba teringat perkataan Nabila.

Mungkin Nabila benar. Anya terlalu cepat menyimpulkan dirinya menyukai seseorang. Bahkan Anya tidak tahu apa bedanya kagum, suka, dan cinta. Membingungkan. Begini nih tujuh belas tahun jomblo tidak ada pengalaman sama sekali. Parah.

Pletak!

Wisnu melempar pulpen dan tepat mengenai jidat Anya. Wisnu juga kesal dari tadi gadis itu melamun terus.

"Su!"

"Mulutnya Anya!"

Astagaaa. Anya sudah dua kali dibentak oleh Tama. Kalau sekali lagi Anya kena semprot Tama lagi, Anya akan membelikan martabak untuk Panji.

Anya cengengesan. "Hehe,, maaf Tam. Sambalado suka mancing-mancing emosi. Padahal guenya udah nyoba sabar dari tadi loh." Kata Anya sambil memasang wajah seimut mungkin.

Wisnu yang tak terima dikatai sambalado oleh Anya pun menjawab. "Heh biji ketumbar! Kita yang sabar dari tadi liat lo bengong kayak anak ilang ya."

Mulut Wisnu ini, minta ditampol pake mulut Anya juga ya? Suka mancing-mancing heran.

"Dari tadi kamu bengong terus. Ada masalah Nya?" Perkataan Dinda bagai air dari tengah gurun. Menyegarkan.

"Mikirin utang kali Din." Cibir Wisnu.

Anya sabar. Tarik nafas, hembuskan. Orang sabar pantatnya lebar!.

"Eh, engga kok Din. Lagi gak fokus aja tadi, banyak tugas sekolah." Anya memasangkan senyum terbaiknya.

Dusta kau Jamilah!. Boro-boro mengerjakan tugas, ngelirik buku pelajarannya saja Anya bisa kejang-kejang.

Dinda tersenyum manis. Kelewat manis malah. Anya yakin sirup yang ada ditangannya sekarang saja pasti minder. Bukan hanya sirupnya, dirinya juga.

Bodo Amat!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang