Siapa Mereka?

66 1 1
                                    

  Saat ini Intan dan Vita sudah kembali duduk di bangku mereka masing-masing. Sementara Hiday masih juga belum kembali.

  "Eh Vit, gue boleh nanya gak?" Intan memulai percakapan.

  "Tanya aja" Seperti biasa Vita tetap menjawab dengan satu atau dua kata saja.
 
  "Itu si Hiday sama si sipit pacaran?"

  "Sipit?" Vita membeo.

  "Eh iya maksud gue itu si Boy" Intan menjelaskan.

  "Oh...Gak" Yah hanya itu jawabannya.

  "Hah?" Intan bingung.

  "Hmh. Mereka gak pacaran" Akhirnya Vita menjelaskan ulang.

  "Ohh. Tapi kok kayaknya mereka deket, terus tadi gue denger si Boy manggil Hiday sayang" Intan

  "Playboy" Vita cuek.

  "Em jadi Boy cuma ngerayu sama ngebaperin Hiday doang?" Tanya Intan.

  "Ya" Vita.

  "Mereka semua playboy?" Intan

  "Cuma Boy" Vita.

  "Oh" Intan sudah tau sekarang.

  "Kenapa?" Vita bertanya.

  "Gpp sih gue cuma pengen tau aja" Jawab Intan.

   "Em" Vita.

Huh ok Intan sabar.Lo harus sabar.Intan mencoba meyakinkan dirinya untuk bersabar menhadapi Vita yang irit bicara.

....

Sementara di rooftoop sedang ada dua orang siswa yang sedang menikmati hembusan angin di siang hari ini.

  "Itu cewek emang beda" Tiba-tiba salah satu dari mereka bergumam sambil berdiri menikmati pemandangan bangunan-bangunan yang berjejer di depan sana yang sangat terlihat lebih indah.

  "Siapa?" Terdengar pertanyaan dari cowok yang kini sedang duduk di sofa lama sambil memainkan handphone.

  "Itu si cewek bar-bar yang nabrak gue tadi pagi sama yang tadi kita samperin di kantin" Jelas cowo yg pertama.

  "Oh, tertarik?" Tanya cowok yang masih duduk di sofa.

  "Em cuma penasaran aja. Dia anak baru yang beda dari yang lain" Jelas cowok pertama lagi.

  "Cari tau" Suruh cowok yg duduk di sofa.

  "Tanpa Lo suruh gue juga mau cari tau soal dia" Itu jawaban dari cowok yang masih melihat pemandangan.

  "Ok" Hanya itu balasannya.

Yaa dua orang cowok yang sedang berada di rooftoop saat ini adalah Rossi dan Zulfi. Prince-nya sekolah. Tiba-tiba datang seorang cowok lagi, yang melangkah sambil memasang senyum manisnya.

  "Hai bro" Cowok itu menyapa kedua sahabatnya.

  "Dari mana Lo?" Rossi bertanya.

  "Em biasalah gue tadi abis ngobrol sama Hiday" Yaa cowok yang baru datang itu adalah Boy. Saat ini dia sedang duduk di samping Zulfi.

  "Nge bucin mulu kerjaan Lo. Heran gue, padahal udah jelas kalau Lo itu suka sama Hiday. Tapi kenapa Lo belum nembak dia?" Rossi.

  "Em gue masih belum siap terikat sama yang namanya status pacaran. Apalagi gue tau kalau si Hiday itu pasti orangnya cemburuan. Nah kalau gue pacaran sama dia pasti gue gk bisa bebas buat godain cewek di sekolah kita ini" Ucap Boy santai.

  "Kalau Lo tau Hiday cemburuan. Ngapain Lo suka sama dia ha? Terus sampe kapan Lo mau ngebaperin dia?" Rossi mulai kesal dengan sahabatnya yang satu ini.

  "Ya ampun Rossi, Lo kayak yang gak tau aja. Yang namanya cinta itu gk milih mau jatuh ke hati siapa" Boy.
  "Lagian meskipun Hiday itu cemburuan dan yaa sedikit alay. Tapi dia itu cantik,ceria. Itu yg bikin gue suka sama dia" Lanjutnya.

  "Yaudah deh terserah Lo. Yang jelas kalau nanti Hiday udah sakit hati gara-gara digantungin terus sama Lo, terus dia ninggalin Lo, gue gk mau lagi dengerin curhatan Lo" Sepertinya Rossi mulai geram dengan sahabatnya itu.

  "Yee kok Lo gitu sih. Yaudah gue curhat aja sama Zul..."

  "Gak" Potong Zulfi.

  "Yaelah Zul belum juga kelar gue ngomong, main potong aja" Boy memasang wajah bete.

Rooftoop pun kembali hening. Tidak ada yang bicara. Rossi masih sibuk melihat pemandangan, Zulfi sibuk dengan game-nya, sementara Boy memilih untuk tidur saja. Yaa seperti itulah mereka.

****

Di kelas IPA 1. Hiday sudah duduk di kursinya dengan wajah sumringah, sepertinya hatinya sedang berbunga-bunga. Intan yang merasa heran pun mulai bertanya.

  "Day Lo kenapa?"

  "Gue tuh lagi seneng tadi abis berduaan sama my baby honey Boy" Hiday bercerita dengan semangat kepada Intan tak lupa masih dengan senyumnya.

  "Ohh...emang Lo sama dia pacaran?"

Raut bahagia yang terpancar dari wajah Hiday langsung memudar karena pertanyaan kedua dari Intan.

  "Eh Lo kenapa? Pertanyaan gue salah yaa?" Intan yang melihat perubahan raut wajah dari sahabatnya itu merasa bersalah.

  "Eh gpp kok. Lo gak salah, gue sama Boy emang gak pacaran kita cuma deket. Tapi gue ngerasa nyaman gitu deket dia, yaa meskipun gue tau dia itu playboy" Hiday menjawabnya dengan senyuman yang dipaksakan.

  "Em Lo suka sama dia?" Tanya Intan lagi.

  "Mungkin, gue juga bingung" Hiday menjawab sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Vita yang sedari tadi sebenarnya juga ikut mendegarkan percakapan dua sahabatnya yg duduk didepannya itu hanya menghela nafas malas.

Tak lama guru pun memasuki kelas mereka untuk memulai pelajaran,dan semua murid harus fokus ke depan.

Tbc

Tirex vs SemutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang