Kecelakaan

26 1 0
                                    


  "Intan awasss" Firr berteriak.

Intan yang mendengar teriakan Firr langsung menghentikan langkahnya. Seketika ia menyadari ada mobil yang akan menabraknya.

  "Aaaaaa" Intan berteriak.

Brughhhhh

Kecelakaan itu tak bisa terhindarkan.

  "Firrrrrrrrrr" Intan berteriak setelah dia melihat Firr yang tertabrak mobil itu.

Ya Firr yang mendorong Intan hingga dialah yang menjadi korban kecelakaan itu. Sementara Intan terjatuh karna dorongan Firr.

Intan hendak menghampiri Firr yang kini terkapar. Namun, lagi-lagi sebuah mobil melaju ke arahnya tanpa Intan sadari. Dan akhirnya.

Brughh

Kecelakaan tidak dapat terhindarkan untuk yang kedua kalinya. Kali ini Intan yang menjadi korbannya.

...

Rossi yang sedari tadi menunggu Intan kian cemas. Karna Intan belum juga kembali.

Akhirnya dia pun memutuskan untuk menyusul Intan menuju minimarket.

Rossi melihat kerumunan orang di pinggir jalan. Sepertinya terjadi kecelakaan. Rossi pun menghampiri salah satu korbannya. Dan betapa terkejutnya ia ketika dia melihat bahwa korban kecelakaan itu adalah wanita yang disayanginya. Dia Intan.

  "Intan" Rossi langsung memecah kerumunan orang-orang dan duduk di sebelah Intan yang sedang terbaring dengan luka dikepalanya.

  "Tan bangun" Rossi mencoba menyadarkan Intan tapi sama sekali tidak ada pergerakan.

  "Lo harus bertahan. Cepat panggil ambulan"

Tidak lama setelah itu ambulan pun datang dan membawa Intan menuju rumah sakit.

Tapi Rossi tidak tau bahwa masih ada satu korban kecelakaan lagi yang tadi sudah mencoba menyelamatkan Intan.

****
Di rumah sakit. Intan langsung dibawa menuju UGD.

Rossi juga sudah menghubungi kakaknya Intan selama perjalanan menuju rumah sakit.

  "Maaf mas tunggu disini saja" Ucap salah seorang perawat kepada Rossi.

  "Selamatkan dia sus" Rossi terlihat gusar.

  "Kami akan berusaha mas" Ucap perawat itu lagi dan masuk ke ruang UGD.

Rossi terduduk lemas di lantai. Harusnya tadi dia yang pergi membeli cemilan. Pasti tidak akan jadi seperti ini. Dia menyesal.

Beberapa menit kemudian, kakak dari Intan datang.

  "Gimana keadaan adek gue?" Tanya Fian panik.

  "Dokter masih belom keluar kak" jawab Rossi seadanya.

Kemudian dokterpun keluar dari UGD.

  "Dok gimana keadaan adek saya dok?" Tanya Fian kepada dokter tersebut.

  "Mas tenang saja. Adek mas hanya mengalami luka ringan di kepalanya. Tidak ada luka serius mas" Ucap dokter tersebut menjelaskan.

Rossi dan Fian menghela nafas lega. Syukurlah.

  "Tapi.. Pasien laki-laki yang juga terlibat kecelakaan sebelum adek mas. Sekarang keadaannya kritis" Sambung sang dokter.

  "Siapa dok?" Tanya Rossi.

  "Saya juga tidak mengetahui namanya. Dia sekarang ada di dalam UGD. Menurut saksi mata, tadi pria itu yang menolong adek mas sebelumnya"

Rossi langsung saja masuk ke dalam ruang UGD mencari pria itu. Dan begitu terkejutnya Rossi ketika melihat dia ternyata adalah.... Firr.

  "Firr" Rossi terlihat kaget melihat Firr yang terbaring lemah di atas brankar rumah sakit. Firr suda sadar. Tapi kondisinya kritis.

  "In.. Intan gpp k kan?" Firr terlihat susah untuk bicara.

  "Iya Intan gpp kok"

  "T to long sa sampaikan per mintaan m maaf gue sama d dia" Ucapnya terbata.

  "Iya gue akan sampaikan Firr. Makasih udah mau nolongin dia" Ucap Rossi.

Firr hanya tersenyum kecil dan setelah itu mesin EKG di samping Firr menunjukan garis lurus. Firr sudah memejamkan matanya. Ya Firr telah tiada.

  "Semoga Lo tenang disana Firr" Gumam Rossi pelan.

...

Saat ini Intan sudah dipindahkan ke ruang rawat. Tampak sang kakak dan sahabat Intan serta Rossi, Boy dan Zulfi juga berada di dalam ruang rawat Intan.

Intan kemudian terlihat mulai siuman setelah pingsan kurang lebih 1 jam.

Intan membuka matanya secara perlahan, kepalanya terasa sangat pusing dan pandangannya masih sedikit buram. Ya mungkin efek karna baru siuman.

  "Engggghhh" Intan memegangi kepalanya yang pusing.

  "Dek Lo udah sadar?" Fian terlihat senang.

  "Gue ad da dimana kak?" Intan memejamkan matanya sejenak untuk menghilangkan rasa pusingnya.

  "Lo ada di rumah sakit. Tadi Lo kecelakaan" Jelas kakaknya.

  "Kecelakaan?" Intan membeo.

Tiba-tiba intan teringat sesuatu. Dia teringat orang yang sudah mencoba menolongnya tadi.

  "Kak tadi Firr nolongin gue. Gimana keadaannya kak?" Tanya Intan kepada kakaknya. Fian.

Fian seketika bungkam. Dia tidak bisa mengatakan yang sebenarnya kepada adiknya. Dia tidak sanggup.

  "Kak kenapa Lo diam aja?. Dimana Firr kak?" Intan tetap memaksa kakaknya untuk menjawab pertanyaannya.

Yaa Fian dan seluruh yang ada di ruan rawat Intan, sudah tau kalau Firr tidak bisa diselamatkan. Tapi mereka bingung, bagaimana caranya untuk menjelaskan kepada Intan.

Rossi pun berjalan mendekati brankar Intan dan berdiri di samping Fian.

  "Lo tenang yaa. Mending Lo istirahat" Rossi mencoba mengalihkan pembicaraan.

  "Gk gue gak bisa tenang sebelum liat Firr" Kekeuh Intan.

  "Lo harus sembuh dulu. Baru Lo bisa liat Firr" Ucap Rossi.

  "Kenapa? Kenapa gak sekarang aja?" Intan masih memaksa.

  "Gak bisa. Lo masih sakit" Rossi tetap berusaha menenangkan Intan.

  "Gk gue gpp. Gue mau cari Firr" Intan beringsut duduk tapi kemudian kepalanya terasa semakin pusing.

  "Plis jangan egois. Lo harus istirahat" Rossi masih mencoba menahan Intan.

  "Lo yang egois. Kenapa Lo gak ijinin gue buat ketemu sama Firr ha?" Intan menatap tajam Rossi.

Semuanya kembali diam. Tidak ada yang sanggup berbicara.

  "Kenapa kalian semua diam ha? Kenapa?" Intan sedikit berteriak.

Intan beringsut turun dari ranjang rumah sakit. Fian sudah mencoba untuk menahan Intan tapi Intan tetap kekeuh ingin menemui Firr.

Ketika Intan sudah berjalan 3 langkah sambil tertatih. Pernyataan dari Rossi membuat langkahnya terhenti.

  "Firr udah meninggal"







Tirex vs SemutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang