4. kamu dan puisi

487 51 6
                                    

☺︎☺︎☺︎

"Eh.. Vanya" sapa abdi kemudian duduk di samping Vanya.

"Hmm.. kenapa ab?" Tanya vanya.

"Gapapa sih. Oiya, lo hari ini sibuk gak?"

"Gak terlalu sih. Emangnya kenapa?"

"Gue boleh minta tolong gak? Kasih surat ini ke teman lo"

"Teman gue banyak abdi. Teman yang mana dulu?"

"Teman yang sering ngajak lo camping di halaman rumahnya" ucap abdi

"Oh danti.. kenapa gak langsung lo aja yang kasih ke dia?"

"Gue sibuk Van. Tolongin dong" rengek abdi.

"Iya-iya ntar gue kasih" ucap Vanya

"Oke deh. Makasih ya" ujur abdi kemudian beranjak dari duduknya. Tapi, beberapa detik kemudian, ia kembali duduk.

"Oiya.. satu lagi" serunya

"Apaan?" Tanya vanya

"Lo jadian sama Tama kok gak ngasih tau gue sih?" Protesnya.

"Siapa yang bilang?"

"Tama lah! Wah parah sih"

"Emang lo siapa?"

"Siapa apanya?"

"Lo siapanya gue yang harus gue kasih tau?"

"Eh.. iyaya.."

"Gue kan temen lo!" Sambungnya kemudian. Vanya hanya tertawa geli melihat manusia yang hobinya kalau tidak coret-coret dinding ya bucinin danti.

"Belum ab"

"Belum jadiannya?" Tanyanya lagi.

"Lo belum jadi teman gue"

"Yahh Vanya. Kok lo milih-milih sih? Emang lo gak mau gitu temenan sama gue? Gue kan tampan"

"Modal tampan, gak laku sama gue" canda Vanya.

"TAMA! LO PUNYA PACAR KENAPA SAMA NYEBELINYA KAYAK LO SIH!" teriaknya frustasi.

"Tapi.."

"Kalau lo mau jadi temen gue, ada syaratnya. Gampang kok" sambungnya

"Kayak mau ngurus KTP aja pake syarat"

"Ya harus!"

"Yaudah, apa?"

"Nah gitu dong. Syaratnya, lo cuma harus dapetin tiket meet and great penulis favorit gue"

"Siapa emang?"

"Rintik sedu"

"Itu doang?" Vanya cuma ngangguk. Namun, abdi tampak sedikit menimang permintaan Vanya, sampai pada akhirnya ia setuju.

"Setuju?" Tanya Vanya

"Oke, gue setuju. Tapi setelahnya beneran gue boleh temenan sama lo ya?" Ujur abdi.

"Iyaaaa"

"Asikkk. Yaudah, gue balik dulu mau cari tiket, jangan lupa di kasih surat dari gue"

"Siap kapten!" Ucap Vanya sembil memberi hormat pada abdi. Kemudian suasana kembali sunyi setelah abdi pergi dari situ.

Mau aja di kibulin pikir Vanya sambil tertawa geli.

Lalu, selang beberapa detik Vanya kembali terdiam ketika melihat sosok Jovan sudah berada di depannya.

"Jovan. Ngapain?" Tanya vanya.

"Kamu liat aku ngapain?" Tanyanya balik.

"Berdiri"

Melepas Pilu Menyambut Asa [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang