12. buronan

28 1 0
                                    


☺︎☺︎☺︎

Mereka panik bukan main melihat azmi yang sudah tergeletak lemas, buru-buru dhava menelpon ambulance berharap nyawa azmi masih bisa diselamatkan. Faris terus mengecek nafas dan menenangkan azmi sedangkan abel
menaikan bagian kaki yang terputus agar mengurangi pendarahan berlebihan, kemudian dibungkusnya menggunakan kemeja yang ia pakai.

"mi tahan bentar ya mi. bentar lagi ambulance datang. tenang ya, ini gue sama abel sama dhava masih di sini nih" ucap faris terus menenangkan azmi. Namun, selang 5 menit ambulance tiba, kemudian ia langsung di gotong dan diberi pertolongan pertama.

sepanjang jalan menuju rumah sakit, abel dan yang lain terus berharap dan berdoa semoga sahabatnya itu masih bisa bertahan. "tenang ya bro. ini gue masih sama lo nih disini. bentar lagi nyampe kita" ucap faris lagi-lagi berusaha menenangkan. Azmi cuma ngangguk lemah.

☺︎☺︎☺︎

Gara-gara kejadian kemaren malam, anak-anak SMA bhayangkara dihebohkan dengan musibah yang menimpah Azmi.
Beberapa polisi juga sempat datang ke sekolah untuk mencari info dari saksi.

Jelas aja sekarang Abel, Dhava dan Faris sudah bertengger di ruang introgasi untuk dimintai keterangan. Hari ini mereka diizinkan libur sehari.

"Waktu itu saya sama teman-teman saya baru aja selesai tanding futsal sama mereka pak, terus pas udah selesai kita gak langsung pulang. Kita jengukin teman kita yang posisinya juga lagi sakit" ucap Faris menjelaskan kronologi kemaren malam.

"Terus sekitaran 15 menitan kami di sana, tiba-tiba mereka buat rusuh di depan rumah teman saya pak. Waktu di samperin, merekanya marah-marah, katanya gak terima kalau mereka kalah tanding. Terus mereka ngajakin kita balapan. Saya kira juga bakal gak ada apa-apa, teryata mereka nyerang" sambungnya.

"Sebelumnya, di antara kalian pernah punya masalah pribadi dengan si pelaku?"

"Setahu saya, kita gak pernah ada urusan sama anak sekolah lain buat cari masalah pak. Tapi kayaknya memang si anak ini ada dendam pribadi sama teman saya" jelas Abel.

Setelah dimintai keterangan, mereka diizinkan untuk kembali ke sekolah. Namun, bukannya pulang justru mereka pergi ke rumah sakit untuk melihat kondisi temannya itu.

☺︎☺︎☺︎

Penyelidikan masih berlanjut, setelah mengintrogasi anak-anak bhayangkara, polisi kembali menyelidiki satu siswa merpati putih yang di duga ikut mengeroyok Azmi.

"Kamu salah satu komplotan dari mereka?" Tanya petugas mengintrogasi. Namun, yang ditanya hanya menggeleng.

"Kamu tau kemana mereka pergi?" Lagi-lagi jawabannya sama.

"KALAU DI TANYA TUH JANGAN NUNDUK! TATAP MUKA SAYA!" seru petugas geram sambil menjambak rambut Bagas.

Bukannya menjawab, justru Bagas malah tertawa sambil sedikit meringis. Kemudian menatap tajam ke arah petugas.

"Bukan gue" ucapnya.

"Bukan gue! BUKAN GUE! GUE SAMA SEKALI BUKAN KOMPLOTAN MEREKA"

"GUE CUMA ANAK MISKIN YANG JADI BABU CUMA KARENA PENGEN MASUK CLUB FUTSAL!" Seru bagas dengan suara bergetar. Nafasnya memburu sambil terus menatap petugas.

"LIHAT?! BAHKAN SETELAH DIA NYELAKAIN ORANG LAIN, DIA MASIH BISA MUKULIN GUE!" Ucapnya sambil berteriak membuat beberapa orang disana kaget sekaligus kebingungan. Ntah apa yang terjadi antara si pelaku dan bagas sampai masalah ini menjadi semakin rumit dan membawa korban baru, tanpa berfikir panjang petugas kepolisian segera meminta izin kepada pihak sekolah untuk membawa bagas ke kantor dan dimintai keterangan lebih lanjut. Sebagian dari polisi itu juga berpencar mencari pelaku yang sekarang kabur ntah kemana.


☺︎☺︎☺︎

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Melepas Pilu Menyambut Asa [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang