::::::::::::::::::::::::::::: HAPPY READING :::::::::::::::::::::::::::::
Sejak dari rumah Ginny, Hermione terus terpikirkan dengan inisiatifnya mencoba saran Ginny.
"Mengadopsi anak? Lalu siapa?" pikir Hermione.
Beberapa pilihan sudah ia coba pikirkan. Mulai dari mengurus keponakannya sendiri, mengajak anak tetangga untuk tinggal di rumahnya, sampai benar-benar mengadopsi anak dari panti asuhan. "Itu pasti butuh proses yang panjang," batinnya.
Masalah selanjutnya adalah, Hermione harus mampu mengatakan niatnya itu pada Ron. Mau tidak mau, Ron harus tahu. Sebagai istri, Hermione harus mengikuti apa yang akan diputuskan oleh suaminya sendiri. Meskipun Hermione sangat berharap Ron bersedia mengikuti sarannya itu.
Suara perapian rumah berdebum cukup keras. Itu tandanya Ron sudah pulang. Ia sudah memberi tahu Hermione ia akan pulang dengan jalur floo dari rumah Harry. Mobil Ron masuk bengkel. Terserempet pagar rumah tetangga saat ia akan memasukkan ke dalam garasi.
Jadilah, Ron menumpang mobil Harry dan saat pulang Ron ingin mampir ke rumah Harry hanya untuk sekadar melihat keponakannya dan tentu saja, lewat jalur floo agar lebih cepat.
"Ron—" panggil Hermione. Ia mengenakan apron karena sedang menyiapkan makan malam.
Badan Ron sampai terjingkat kaget. Suara Hermione mengagetkannya saat sedang menepuk-nepuk badannya yang penuh debu bubuk floo. "Aku kira siapa, Mione," kata Ron syok.
"Maaf, kau mandilah, aku siapkan makan malam untukmu," kata Hermione bersemangat dan menghilang kembali ke dapur.
"Kenapa dia? Berbeda sekali dengan kemarin-kemarin. Semoga tidak ada masalah dengan anak lagi," batin Ron. Ia bergegas naik ke lantai dua untuk membersihkan diri.
Hermione dan Ron makan malam berdua tanpa canggung apalagi bertengkar. Mereka bahkan sesekali melempar candaan dan saling tertawa. Ron senang luar biasa melihat Hermione kembali seperti biasanya.
Selesai makan malam, Hermione dan Ron berdua menghabiskan malam dengan berbincang di dapur, saling bergelayut manja tanpa ada yang menggangu. Selain kamar tidur, ruang privat bagi keduanya yang lain adalah dapur. Sembari Hermione mencuci piring, Ron sering kali menggoda istrinya itu dengan memeluk pinggang sambil membisikkan kata-kata manis di telinga Hermione.
"Aku sudah rindu dengan dirimu yang seperti ini, Mione. Kau lebih cantik tanpa air mata," bisik Ron mencubit pipi Hermione gemas. Istrinya itu sedikit berisi sekarang.
"Memangnya aku sebelumnya berubah jadi kucing seperti saat kita di tahun ke dua?" gurau Hermione.
Ron makin mengeratkan pelukannya. Memaksa Hermione untuk berhenti mencuci piring dan menghadapkannya tepat ke depan badannnya.
"Kau tahu, bahkan kucingpun kalah lucunya dengan dirimu, sayang. Cantik! Pintar! Kau sempurna di mataku, Hermione."
"Tapi nyatanya—" Hermione berhenti, kata sempurna membuatnya kembali lemah jika mengingat apa yang sedang ia alami. Ron cepat membungkam mulutnya dengan bibir Hermione.
Menciumnya tanpa aba-aba, "jangan pernah kau ungkit lagi masalah itu. Apa belum cukup aku mencintaimu dan hidup denganmu berdua saja? Ini sudah lebih dari cukup, Hermione!"
"Tak selamanya cinta hanya butuh berdua, Ron. Ada sesuatu yang kita butuhkan—"
"Anak? Cukup, Hermione!"
"Walaupun bukan dari diriku, aku ingin ada satu saja anak yang menemani kita."
Mengharukan jika kemesraan suami istri berakhir dengan pelukan atau kata-kata cinta yang menyentuh, tapi apa jadinya jika semua hancur dengan masalah yang kembali tersulut emosi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Something We Need (Romione - HP Fanfic)
Fanfiction[Cerita lama yang sudah sempat aku publish di FFN. Publish ulang di Wattpad dengan perbaikan dan penambahan hal-hal kecil] Berturut-turut, Hermione seperti sedang dipermalukan oleh sang pencipta. Dua tahun lebih pernikahannya dengan Ron, tidak ada t...