Seseorang pernah bilang pada gue bahwa hidup adalah sebuah pilihan. Dimanapun lo berada, yang ada di depan lo adalah antara A atau B, antara ini atau itu, antara disini atau disitu.
Tuhan nggak akan pernah membiarkan lo berpikir kalau hidup manusia mung saderma lakone gusti. No. Hidup nggak akan semudah itu. Rumit.
Jadi, daripada gue pusing memikirkan dimana perahu akan gue labuhkan di pilihan-pilihan yang berjarak nggak lebih dari dua meter, lebih baik gue mlipir dulu sebentar. Sekedar makan gorengan anget atau minum kopi tanpa gula.
Ah, ya, gue nggak harus memusingkan si ini dan si itu. Because for me, life is a mystery. Lo nggak akan bisa menebak ini dan itu.
Lo baru akan tahu akhir dari pilihan itu ketika lo telah melaluinya. Karena hidup sudah dipetakan dalam sebuah kotak kaca tak kasat mata. Bukan kuasa manusia untuk memecahkannya.
"RE JANGAN LUPA KALAU PULANG PINTUNYA DIKUNCI RAPET!"
"ATI-ATI RE KALAU ADA ULAR JANTAN DICAPLOK LANGSUNG BERTELUR KAU!"
"RE GUE PESEN SATU YANG KAYAK TADI DONG TAPI JANGAN MACAM SILUMAN."
"RE ADA YANG JATOH NIH DARI JEMURAN! WARNANYA MERAH MUDA!"
Oke abaikan teriakan para ular lepas tadi, daripada gue enek karena nulis sok bijak lebih baik kita langsung aja mulai cerita yang ngaco ini.
Selamat menikmati.Lovely,
Siluman berhati malaikat.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Box of Life
Teen Fiction"Hidup itu sebuah pilihan loh." "Nggak, hidup itu sebuah misteri." "Bukan, hidup itu sebuah keajaiban."