Yudhistira Arugiwa.
Malaikat penghisap jiwa-jiwa gadis perawan.
Konon katanya, dia terdampar di bumi karena menjalani hukuman setelah berani mengajak kawin lari salah satu anak dari jajaran petinggi malaikat di khayangan langit ketujuh.Kemudian saat memasuki zaman metropolitan ini, dia diangkat oleh keluarga Brawijaya dan memiliki satu adik bernama Gianira Razeta Brawijaya.
Dia sempat mengencani beberapa wanita cantik bak model majalah internasional. Salah satunya adalah primadona kampus, Brigitta Arsilla. Model seksi nan mempesona ini menjadi kekasih terakhir Yudhistira dengan jangka waktu pacaran satu tahun.
Berdasarkan kabar burung yang beredar, Brigitta ini adalah mantan terindah dan tak terlupakan. Buktinya, setelah berpisah hampir satu tahun lamanya, Yudhistira dan Brigitta masih sama-sama sendiri. Hal ini membuat dunia perkapalan Yudhis-Gitta gonjang-ganjing dengan asumsi di sana-sini, berharap mereka dapat menjalin tali cinta yang pernah terputus.
Lala mengalihkan pandangan dari laptopnya setelah selesai membacakan dongeng pengantar tidur mengenai malaikat dan mantan kekasih terindahnya. Entah siapa yang membuat tulisan sengawur itu dan mempublikasikannya di blog UKM Jurnalistik Universitas. Sangat-sangat kreatif. Gue sampai dibuat cengo akan pembukaan dari tulisan yang entah 100% fakta , setengahnya ngawur, atau bahkan keseluruhannya bener-bener berupa kisah dongeng alias sebuah khayalan semata.
"Jadi, Mbak Brigitta itu dulu satu SMA sama gue dan Harish, Re. Alhasil gue kenal dia karena kepopulerannya sudah berkembang biak sejak masih remaja. Meskipun gue sama Mbak Brigitta sekarang beda fakultas, gue tetep pantau dia di akun instagram. Dulu rame banget di dunia perlambean Fakultas Ekonomi. Sudah menjadi rahasia umum kalau mereka pernah menjalin hubungan asmara. Makanya gue agak kaget ketika tahu bahwa lo kesemsem sama Kak Yudhis yang ternyata juga kakak dari cewek yang Harish taksir."
"Dunia bener-bener sempit."
"Hm. Dan gue menyarankan lo lebih baik mundur sebelum tempur"
"Kenapa?"
Lala menegakkan punggungnya dan mencengkeram bahu gue,
"Lo sama bulu hidungnya Mbak Brigitta aja nggak ada apa-apanya. Nggak usah sok mau ngibarin bendera perrang. Dibombardir sama penumpang kapal mereka baru tahu rasa lo.""Sialan."
Gue menepis tangan Lala dan beranjak menuju kamar mandi untuk membasuh muka.
Kemudian gue menatap diri gue di depan cermin. Apakah sebuluk itu gue di mata orang lain? Apakah kecantikan Brigitta nggak bisa dipangkas dikit aja gitu biar gue nggak malu-malu amat buat ngegas Bang Yudhis?
"Nggak. Nggak gitu. Gue tetep menjadi manusia dengan kecantikan yang paripurna. Tunggu saja kau Brigitta, akan ku buat malaikat dalam dongengmu itu bertekuk lutut dhadapanku. HAHAHA"
"RE UDAHAN RE HALUSINASINYA. TAKUT KESAMBET LO LAMA-LAMA DI SITU."
"Berisik lo, setan."
"YE, DIBILANGIN JUGA. IBARATNYA DALAM DONGENG NIH, MBAK BRIGITTA ITU SNOW WHITE, KAK YUDHIS PANGERAN, LO PENYIHIRNYA."
"WAH NGAJAK ADU GULAT LO, APELNYA SNOW WHITE."
Gue membuka pintu kamar mandi dengan kasar dan menemukan Lala yang ngacir keluar dari kamar kosan gue sambil terpincang-pincang karena sepatunya belum dipasang.
"GUE ADA URUSAN MENDADAK RE, BYE!"
Gue mengela napas. Demi tujuh kurcacinya snow white, gue nggak akan mundur dari pengejaran malaikat yang telah berubah menjadi pangeran itu. Gue akan merubah alur dongeng milik snow white. Meskipun nantinya gue tetap menjadi penyihir, setidaknya gue akan menjadi penyihir terluarbiasa sejagat raya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Box of Life
Teen Fiction"Hidup itu sebuah pilihan loh." "Nggak, hidup itu sebuah misteri." "Bukan, hidup itu sebuah keajaiban."