"Tadaima. Are, Tokitou-san kau ada dimana?"
(Y/n) berteriak karena orang yang dicarinya tidak menjawab ucapannya sama sekali.
(Y/n) yang kebingungan memilih mencari dikamar Tokitou, tempat dia tidur sewaktu demam dulu. Dari tempatnya berdiri yaitu dekat pintu, dia bisa melihat bahu yang sangat dia kenali.
"Tokitou-san." panggil (y/n).
"...."
Hening, tidak ada jawaban sama sekali. (Y/n) kemudian melangkahkan kakinya mendekati Tokitou. (Y/n) memegang bahu bidang Tokitou untuk memberi tahu keberadaannya. (Y/n) berpikiran positif kalau Tokitou tidak mendengar panggilannya sejak tadi.
"Ano... Tokitou-san." panggil (y/n) sekali lagi sambil mengguncang bahu Tokitou yang sedang membelakanginya.
Tokitou terlihat acuh dengan keberadaan (y/n) yang terus mengguncang bahunya.
Tak patah arang, (y/n) berjalan kedepan Tokitou, dan Tokitou malah berbalik kembali membelakangi (y/n).
(Y/n) bingung dengan sikap Tokitou saat ini. Dia memilih duduk bersimpuh dibelakang Tokitou dan menjadil rambut hitam mint milik Tokitou.
Tokitou yang hanya diam (y/n) menjalin rambutnya semakin membuat (y/n) yakin, ada sesuatu yang salah dengan Tokitou. Karena tidak biasanya Tokitou membiarkan rambut panjangnya disentuh (y/n).
Batin (y/n) terus bertanya-tanya, apa terjadi sesuatu saat Tokitou mengambil pedangnya didesa penempa pedang?
(Y/n) masih ingat Tokitou berkata dia akan pergi karena dia mau memperbaiki pedangnya yang rusak sekitar seminggu yang lalu. Lalu kenapa ketika Tokitou pulang, tingkahnya jadi seperti ini?
(Y/n) membalikkan tubuh Tokitou dengan paksa dan terlihat olehnya perban-perban yang ada diwajah Tokitou.
"Heh! Apa yang terjadi padamu? Kenapa kau terluka? Apa ada yang masih sakit? Dimana lukamu yang lainnya? Apa sudah diobati? Apa kau sudah memberi salep pada lukamu? Apa yang terjadi sapai kau bisa terluka begini?" (Y/n) seketika panik melihat keadaan Tokitou yang terkesan mengenaskan dan amburadul.
Tokitou menepis tangan (y/n) yang hendak menyentuh wajahnya. Dengan wajah yang dingin Tokitou berkata tidak apa-apa.
"Eh, tapi–"
"Tolong tinggalkan aku sendiri."
(Y/n) pasrah dan memilih pergi keluar kamar karena takut dimarahi Tokitou. (Y/n) pergi kedapur dan mulai menyiapkan makan malam untuknya, Tokitou dan gagak milik Tokitou.
.
.
.Tok tok tok.
"Tokitou-san, makan malam sudah siap. Apa kau mau makan bersama atau kubawakan makananmu kesini, Tokitou-san?"
Hening, tidak ada jawaban. (Y/n) membuka shoji tanpa aba-aba.
"Ak..."
Keduanya serempak terdiam.
....."Kau... Tolong ketuk pintunya terlebih dahulu! Aku baru saja selesai man– Oi!!! Hidungmu berdarah!"
Byurr... (Y/n) tergeletak dengan hidung yang mengalirkan darah.
"Se-sepertinya aku benar-benar berada disurga." ucap (y/n) sebelum akhirnya pingsan karena kekurangan darah.
.
.
."Dasar perempuan mesum."
"Sumimasen, Tokitou-san."
(Y/n) kini sibuk membersihkan darah dihidungnya yang berceceran bersama Tokitou. (Y/n) tersadar setelah beberapa menit pingsan karena dia secara mendadak ingat dengan makanan yang baru dibuatnya untuk makan malam mereka.
Tokitou masih terlihat dongkol dengan sikap (y/n) yang seenaknya memasuki kamar tidurnya tadi. Tokitou tadi baru saja selesai mandi dan kemudian berencana untuk ikut makan. Tapi karena ketidaksopanan (y/n) membuat mereka berdua harus menahan lapar sedikit lebih lama karena harus membersihkan darah (y/n) diatas lantai tatami.
Setelah selesai mereka kemudian berjalan keruang makan dan mulai memakan makannya masing-masing.
.
.
."Nee, Tokitou-san."
"Apa?"
"Ada seekor gagak tadi datang memberi pesan agar Tokitou-san besok mendatangi rapat entah apa namanya."
Tokitou mengangguk dan melanjutkan makannya.
.
.
.T
B
CJiahahahah sedikit fans service buat readers-chan semua 😂
Chibi Tokitou-chan 😚
Sc: always pinterest.
Dah, see next chapter yaa
Jangan lupa, semakin banyak vote semakin cepat cerita diupdate (^~^)
10 Januari 2020
(^~^)
👇 👇
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Kimetsu no Yaiba (MuichirouxReader) - Black Lily REVISI
ФанфикKimetsu No Yaiba Series #2 Jatuh cinta pada pandangan pertama ketika pemuda berambut panjang hitam dengan warna mint diujung rambutnya itu. Manik hitam malamku tidak bisa mengalihkan penglihatanku ketika melihat tebasan yang diciptakan oleh pemuda...