Chapter 14

6.3K 921 274
                                    

(Y/n) terus berjalan dan sesekali bersembunyi ketika ada iblis yang datang. Jalannya sedikit terhambat saat beberapa orang berpakaian hitam familiar yang menebas, memotong, dan memenggal para iblis memintanya untuk menjauh dan mencari jalan keluar dari tempat ini.

(Y/n) yang aslinya keras kepala, bersikeras untuk menetap dan mencari Muichirou. Para pemburu iblis yang mendengar kata-kata yang dilontarkan (y/n) hanya bisa menghela nafas dan membiarkan (y/n) terus berjalan dengan luka yang terbilang cukup parah.

"Muichirou-san," ucap gadis itu lirih. Pandangannya berkunang karena sudah kehilangan banyak darah. Kakinya terus melangkah hingga tiba disebuah ruangan yang dipenuhi pilar-pilar kayu yang menopang tempat itu. Matanya tertuju pada satu orang yang terlihat sedang mencabut pedang dari bahu kanannya.

"Muichirou-san." pekik gadis itu membuat pandangan orang-orang yang ada disana sejenak tertuju padanya sebelum kembali melanjutkan pertarungan mereka.

"(Y/n)!" panggil Muichirou terkejut. Manik mintnya tidak bisa menghalau rasa bahagia yang membuncah ketika gadis yang dicari-cari berlari kearahnya. Pandangan sang pilar kabut beralih kelengan kiri sang gadis. Buntung. Darah Muichirou seketika mendidih memikirkan betapa kesakitannya (y/n) ketika kehilangan lengannya karena Muichirou tahu rasanya. Muichirou mengamati cara jalan (y/n) yang lambat dengan tangan kanan sang gadis yang berada diperut atasnya dan Muichirou tahu sesuatu terjadi pada tubuh gadis-nya.

(Y/n) sampai dihadapan dan langsung memeluk Muichirou dengan erat. Tangisan bahagia dan haru menghiasi keduanya. (Y/n) melepaskan pelukan mereka dan mengambil perban yang ada disaku baju Muichirou.

Walaupun hanya dengan satu tangan (y/n) tetap berhasil mengikat luka Muichirou agar tidak mengeluarkan darah lebih banyak lagi.

Muichirou yang merasa tangannya sudah selesai diperban menarik kerah leher yukata (y/n) menggunakan tangan kanannya yang masih utuh hingga membuat gadis itu menatapnya bingung.

Tanpa basa basi Muichirou mengecup bibir (y/n). (Y/n) memerah, matanya membola karena terkejut, tapi Muichirou segera mengakhiri kecupan manis mereka. Muichirou mengambil pedangnya dan berlari kearah pertarungan setelah sebelumnya mengikat tangannya kepedang.

(Y/n) berjalan melangkah mendekati seorang lelaki yang tubuhnya terbelah dua. Lelaki itu memiliki tatapan yang tajam tapi malah merona malu ketika (y/n) mendekat dan membantunya memasang tubuh bagian bawah lelaki itu.

"Tu-tunggu!" teriak lelaki itu. (Y/n) yang tadinya fokus dan ingin menjahit tubuh lelaki itu tersentak dan berhenti ketika lelaki itu berteriak. Menggunakan tangannya yang terpotong lelaki itu meminta (y/n) mengambil sejumput rambut berwarna kemerahan yang berada tidak jauh dari mereka sekarang.

"Tapi–" ucapan (y/n) terpotong karena orang itu mendorongnya sedikit agar bergerak cepat dan mengambilkan sejumput rambut itu.

"Kumohon!"

(Y/n) berlari dan mengambil potongan rambut itu lalu berlari kearah lelaki tadi.

"Tolong suapi aku." Lelaki itu meminta (y/n) untuk menyuapinya.

"Hei, sialan! Berani sekali kau meminta gadisku menyuapimu!" dari kejauhan Muichirou terlihat komat-kamit mengutuk lelaki dihadapan (y/n).

Lelaki dihadapannya hanya memelas, (y/n) yang tidak tega segera menyuapinya dengan cepat.

Rambut itu habis ditelan, "mundurlah."

Lelaki itu bangkit, kornea matanya menghitam meninggalkan retina matanya yang berubah warna menjadi merah.

"Tapi kau–"

"Mundur." perintah lelaki itu.

(Y/n) hanya bisa memilih mundur menjauhi arena pertarungan. Menatap dari jauh dan hanya bisa berdoa. Mata hitamnya bisa melihat pertempuran yang mengerikan. (Y/n) melihat iblis bulan atas yang terpojok dan berubah menjadi makhluk yang mirip belalang sembah karena Muichirou berhasil menusuknya dan mengubah pedangnya menjadi merah.

[END] Kimetsu no Yaiba (MuichirouxReader) - Black Lily REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang