1. His Smile

16.3K 1.7K 150
                                    

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Tentang 7 hal yang Jaemin sukai dari seorang Huang Renjun, si kakak kelas sekaligus ketua club lukis.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Senyumnya.

Jaemin menyukai senyuman dari lelaki itu, Huang Renjun. Senyuman yang terlihat lembut dan manis itu baru pertama kali dia jumpai saat kakak kelasnya mempromosikan club yang dia pimpin; club melukis, pada semua siswa baru.

Senyuman yang membuat kedua mata itu menyipit terasa sangat mengganggunya. Membuatnya tertegun dengan detak jantung meningkat dan jangan lupakan bayangan senyuman itu yang menginvasi pikirannya hampir setiap hari.

Jaemin tak bisa melukis, bahkan tak memiliki minat sekalipun pada kegiatan itu. Dia lebih suka pada semua hal tentang menari, namun kini dengan modal kenekatan, dia  berdiri di depan seorang lelaki yang mulai sering mengacaukan pikirannya setiap waktu.

Renjun tersenyum lembut, terlihat manis dan menyejukkan mata yang sialnya membuat detak jantungnya berdentum kencang hingga terasa sakit.

"Silahkan isi formulirnya dengan lengkap lalu berikan kembali pada kami paling lambat saat jam sekolah berakhir."

Ah, senyuman itu.

Jaemin mengangguk patah-patah, mengambil kertas yang terulur didepannya dengan keringat yang membasahi pelipis. "Te-terima kasih, Sunbae."

Oh, sial. Dia gugup!

Lelaki itu tersenyum lagi, membuat Jaemin semakin lemas ditempatnya. "Sama-sama, tolong di isi semuanya ya dan harus jujur."

Kepalanya mengangguk kencang hingga rambut cokelatnya bergerak acak, bibir tipisnya Jaemin gigit untuk menahan sesuatu saat lelaki di depannya tersenyum lagi, terlihat sangat indah dan tulus.

Di ruangan itu hanya ada dirinya yang mendaftar (Jaemin datang yang paling akhir) dan beberapa pengurus club melukis, serta Renjun sendiri tentunya, penanggung jawab sekaligus ketua club itu sendiri.

Kertas formulir sudah berada digenggaman, seharusnya Jaemin sudah beranjak pergi. Namun setelah beberapa saat dia hanya berdiri ditempatnya memperhatikan si kakak kelas yang sedang mencatat sesuatu pada sebuah note.

Mungkin, karena menyadari kehadirannya yang tak kunjung pergi, Renjun mendongak dengan raut bingung yang terlihat lucu.

"Apa kau membutuhkan sesuatu?"

Jaemin berdehem, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dia berucap malu-malu. "Uh, bo-bolehkah aku mendapat senyuman lagi?"

"Huh?"

Wajahnya terasa panas, Jaemin mengigit bibirnya, merutuki dirinya sendiri yang berucap hal konyol. Pasti sekarang Renjun menganggapnya aneh. Dia menggeleng kencang saat Renjun mengerjap binggung dengan kepala yang miring.

Oh Tuhan, terlihat sangat menggemaskan.

"A-ah tidak Sunbae," suaranya tergagap, badannya membungkuk berkali-kali. "A-aku pergi dulu, terimakasih!"

Lalu Jaemin melenggang pergi dengan cepat, hampir berlari, meninggalkan Renjun yang terkekeh dengan gelengan kepala.

Oh sial! Dia melakukan hal yang memalukan.

Jaemin menabrakkan jidatnya pada tembok dengan pelan, dia meremat kertas formulir pendaftaran untuk masuk kedalam club melukis dengan hati-hati.

"Sial, sial, sial!"

Senyuman itu melumpuhkan kinerja otaknya. Namun senyuman itu juga yang membuat dadanya berdebar dengan menyenangkan.

Jaemin menyukai senyumnya. Senyuman si kakak kelas, Huang Renjun yang kini menarik perhatiannya.

 Senyuman si kakak kelas, Huang Renjun yang kini menarik perhatiannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini udah selesai di aku, berisi 7 chapter sesuai deskripsi. Setiap chapter gak lebih dari 1000 kata kecuali chapter terakhir.

Hope you guys like it!

Bogor, 10 Januari 2020

ThingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang