Kelasnya

17 3 0
                                    

Esty berjalan cepat setelah tau kelas tempat Angga berada. Dia mulai memasuki gedung kelas 12.

Esty bersyukur Berly tau tentang pujaan hatinya itu, jika tidak entah apa yang akan dia lakukan untuk mendapatkan informasi tersebut nanti.

Seragam yang berbeda memancing perhatian para murid kelas 12 yang berada di koridor. Esty tak peduli, hatinya sedang berbunga. Dia akan segera menikahi Angga dan hidup bahagia.

Pasti.

Tapi Esty baru teringat akan sesuatu. Kelas 12.C, kelas tempat Angga berada... juga kelas dimana Aldo berada!

Esty bergidik ngeri. Apa dia harus melewati Aldo untuk sampai pada pujaan hatinya? Apakah ini ujiannya?

Mengerikan.

Apa Esty harus berfikir dua kali sebelum pergi ke kelasnya? Tapi dia ingin segera menemui calon suaminya. Apa dia kembali saja? Bisa saja mereka bertemu secara tidak sengaja di tempat lain kan?

Hm.

Tidak. Esty maunya bertemu Angga saat ini juga. Bodo amat sama ketemu Aldo. Tekadnya sudah bulat, dia akan melewati senior menyebalkannya itu demi Angga.

Esty berjalan makin cepat saat ini. Hanya untuk bertemu Angga. Lalu tibalah dia tepat di depan kelas 12.C. Tapi entah apa dosa Esty, baru saja dia mendekat satu langkah. Aldo tiba-tiba muncul dihadapannya.

Esty gemetar sementara Aldo nyengir. "Hai dek..." Sapanya pada Esty.

Demi apa. Cobaan apa lagi yang diberikan Tuhan padanya!? Kenapa dia malah bertemu dengan Aldo tepat didepan ruang kelas itu?!

Huh... Esty harus tenang, dia akan melewati makhluk mengerikan dihadapannya ini. Anggap saja Aldo itu hanyalah monster yang harus dilawan sebelum mencapai item terbaik.

"Ha- hai juga, kak..." Balas Esty kaku.

Aldo tersenyum jahat, dia siap memulai aksinya menjahili Esty. "Mau ngapain ke sini?" Tanyanya sambil tersenyum lebar.

"Nyari pujaan ha- uhukk... nyari kak Angga, kak..." Aldo mengangguk paham.

Cowok itu berbalik lalu berteriak. "King, dicariin dek Esty nih..." Esty tersenyum sumringah. Seniornya rupanya baik juga.

Tapi saat Esty mulai melangkah masuk kelas, dia ditahan oleh Aldo.

Ya Tuhan... apa lagi yang diinginkan iblis berkulit manusia ini?!

"Gue gak ditanya nih mau kemana?" Esty menghela nafas panjang, sebal.

"Mau kemana kak?" Tanyanya lembut sambil tersenyum. Aldo menggeleng seakan ada yang salah. "Panggilan kakanda nya mana?"

Tolong biarkan Esty memukul wajah cowok di hadapannya ini! Satu kali saja! Tidak. Esty harus sabar. Demi bertemu Angga.

"Mau kemana kakanda?" Ulang Esty dengan nada lembut dan senyum yang sama. Tapi matanya melotot tajam.

Aldo terkekeh pelan. "Mau menjawab panggilan alam. Dah ya, baik-baik sama King..." Kemudian cowok itu pergi sambil melambaikan tangan. Esty memiringkan kepalanya bingung.

King siapa? Dia kan ingin bertemu Angga. Sudahlah, Aldo memang aneh.

Esty selangkah memasuki ruangan kelas Angga. Dia celingak-celinguk mencari keberadaan Angga. Tapi hasilnya nihil, dia kemudian melihat salah seorang senior yang dia kenal. Ari.

"Kak Ari!!" Esty berjalan mendekat sambil melambaikan tangan. Ari yang tengah bersandar di dinding pun bangkit. "paan, dek?"

Esty beringsut mendekatkan mulutnya ke telinga Ari. "Kak Angga mana, kak?" Ari melirik Esty lalu menunjuk ke arah jendela disebelahnya. "Barusan lompat dari situ."

BaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang