2) Helper Angel

65 14 0
                                    

Again thankyou;
You save my life

Belum menyelesaikan urusan yang ada di kepalanya, tiba-tiba Ajata dikagetkan dengan suara seseorang yang menyapanya dari belakang.

"Excuse me!" ucap seorang pria dengan suara baritonnya. Ajata menoleh dan memperhatikan pria itu. Sedikit mendehem, lalu pria itu membaca tulisan di Notes yang ia pegang.

Ajata Envy Moe
18 years old
Sastra Major
As the member of
SEA Scholarship

"Loh itu kan ID saya?" tanya Ajata heran.

"Perkenalkan saya Gunter," Gunter mengulurkan tangan. "Salah satu staf di SEA yang bertugas di bagian penerimaan Fresh Students SEA Scholarship." tambahnya kemudian.

"Saya Ajata," Ajata membalas uluran tangan Gunter. "Senang berkenalan dengan anda pak." balasnya sambil tersenyum.

"Gunter tanpa pak akan lebih menyenangkan untuk di dengar, bukan begitu?" terang Gunter ikut tersenyum. Ajata mengiyakan. Gunter tampak begitu friendly dimatanya.

"Baiklah. Mulai dari sini saya akan membantu nona Ajata mengurus apa saja yang anda perlukan sebagai pelajar di akademi kami. Mari ikuti saya," Gunter mengorder, namun langkahnya terhenti karena mendengar Ajata mengatakan sesuatu dengan suara yang cukup pelan.

"Katakan itu ketika ini selesai dan anda puas dengan pelayanan kami." tegas Gunter tanpa menoleh, kemudian melanjutkan langkahnya.

Ajata merasa terintimidasi mengekor di belakang Gunter. Bagaimana tidak, sejak mereka berbicara tadi hingga akan mencapai pintu masuk SEA office, banyak pasang mata yang tertuju pada mereka. Beberapa wanita disana terdengar was-wes-wos memuji karismatik pria ini.

Itulah mengapa sejak tadi Ajata lebih banyak memperhatikan disaat Gunter berbicara. Betul saja, ia juga merasa takjub dengan formalitas dan pesona pria yang di julukinya 'Ahjussi rasa oppa' itu. Ia bahkan tidak keberatan jika berjalan di belakang Gunter saat ini membuatnya terlihat seperti seorang maid yang sedang mengawali pangerannya.

~
~
~


Tiga jam berada di SEA Academy membuat Ajata merasa kelelahan. Padahal sebagian besar yang ia lakukan hanya duduk diam menjawab beberapa pertanyaan dan menandatangani berkas registrasi ulang. Tetapi hal itu saja sudah cukup menguras tenaganya. Bagaimanapun Ajata hanyalah seorang gadis yang lumayan tinggi dengan fisik yang lemah.

Selemah hatinya.

Gunter tidak lebih hanya sebatas mengantar ke SEA Office saja. Ada orang lain yang khusus bertugas di tempat itu.

Bukankah pria tadi bilang akan membantunya mengurus berbagai macam hal yang dibutuhkan?

Tidak sesuai kenyataan.

Memikirkan hal itu membuat Ajata mendengus kesal. Ia seperti kehilangan kesempatan emas untuk bersama orang hebat. Sudalah ia tidak mau memikirkannya lagi.

Setelah menyelesaikan semua urusannya, kini Ajata berakhir di tempat pemberhentian bus tidak jauh dari SEA Academy. Ia menunggu angkutan umum yang lewat sejalur dengan arah rumahnya. Angkot atau bis apapun itu akan langsung ia naiki. Tidak peduli sesak atau pengap asal jangan taksi karna ia merasa tidak akan mampu membayar kargonya.

Ajata memilih duduk bersandar di salah satu kursi yang telah tersedia di halte itu. Angin semilir yang menerpa membuatnya merasa ngantuk. Ia memejamkan mata sembari membayangkan kasur empuk dan tiga sahabatnya yang pasti sudah meraung-raung memanggil namanya di rumah. Entah berapa lama ia akan menunggu.

La Vèritè (Hidden)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang