part 4

222 7 0
                                    

Saatnya bagi Aira dan Aila mendaftar kepeguruan tinggi faporit mereka. Aira memilih melanjutkan kuliah ke jakarta sedangkan Aila tetap di Bandung. Aira, Aila dan Rafael mengikuti ujian seleksi masuk perguruan tinggi ditempat yang sama. Selesai ikut ujian seleksi, mereka nongkrong di kafe pinggir jalan yang ada didekat kampus tempat mereka mengikuti ujian seleksi.

"Mau pesan apa, biar aku pesenin" kata Aira kepada kembarannya dan Rafael.

"Aku pesan lemon tea" ucap Aila

"Kamu Rafael" tanya Aira

"Hmmm.... aku gak deh, aku liat kamu aja" ucap Rafael menggoda dengan sekali kedip mata

"Apaan sih, cepetan !" Aira tersipu malu

"Ih... dasar gombal" ejek Aila yang melihat Rafael menggoda kembarannya.

"Beneran, rasa lapar dan haus ku hilang hanya karna kamu" goda Rafael lagi.

"Udah ah, aku pesan makanan dulu ya".

Selagi Aira pergi memesan makanan. "La, kamu ambil jurusan apa" tanya Rafael.

"Aku ambil jurasan Management" jawab Aila datar.

"Kamu ambil jurusan apa" tanya Aila balik

"Sama donk, aku juga ambil jurusan management, wahhh...kita bakal sering ketemu lagi nih" jawab Rafael antusias.

"Kok kita bisa sama, biasanya yang sama sama kamu kan Aira"

"Aira ambil jurusan apa emangnya" tanya Rafael selidik.

"Kamu gak tahu, atau pura pura gak tahu" jawab Aila datar sambil mengotak atik hpnya.

"Please La !, aku gak tahu La" kata Rafael semakin penasaran.

"Bener, kamu gak tahu" Aila menghentikan kegitannya.

"Suer" pis 2 jari Rafael.

"Aira akan mengambil fakultas kedokeran di jakarta. Dia akan kuliah disana dan tinggal bersama Ayah dan Ibu" jelas Aila.

Rafael tidak mengetahui kalau Aira akan pergi meninggalkannya. Kini moodnya hilang. Selama makan Rafael hanya diam tak bicara sepatah katapun.

"Rafael, kenapa makanan kamu gak dimakan" tanya Aira melihat Rafael yang sedari tadi hanya memutar mutar sendok garpunya.

Tak berapa lama jemputan Aila datang yaitu sopir nenek sopia. "Ra, aku balik duluan ya, dah Rafael" Aila langsung menuju mobil.

"Kamu kenapa Rafael, kok dari tadi kamu diam aja, makanannya juga gak dimakan" tanya Aira bingung

"Pulang yuk" Rafael malah mengajak Aira pulang dengan wajah betenya.

Aira diam dan mengikuti Rafael keparkiran motor. "Kenapa Rafael jadi dingin sih, salah aku apa ya" guman Aira dalam hati, lalu naik ke motor Rafael.

Rafael mengantar Aira sampai depan gerbang rumah nenek sopia. "Kamu gak mau mampir dulu" Aira basa basi tapi malah dicuekin. Setelah memberi helmnya ke Rafael, Rafael langsung pergi tanpa kata pamit terlebih dahulu.

"Hah" Aira hanya menarik napas panjang dan menghembuskannya kembali.

Didalam kamar Aira merebahkan badannya dan memikirkan Rafael. "Rafael kenapa sih, gak seperti biasanya, hmmm...sebaiknya aku tanya Aila deh" guman Aira langsung beranjak menuju kamar kembarannya.

Tok tok tok

Terdengar pintu terketuk dari luar kamar Aila. "Siapa" tanya Aila dari dalam kamar.

"Aira kembaran kamu La" jawaban dari luar kamar Aira.

"Masuk Ra, gak di kunci" Aira masuk dan langsung duduk di pinggir kasur empuk Aila. "La, tadi kamu ngobrol apa aja sama Rafael" tanya Aira pada Aila yang sedang asyik baca novel terbarunya.

AIRa⁉ AILaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang