Bab 19

1.2K 42 16
                                    


"Mencintai, melepaskan, dan merindukan. Aku tidak akan baik-baik saja jika kau tak di sisiku, namun menghabiskan waktu untuk menunggumu… aku rela.”

***

Berhari-hari semenjak Rhae Hoon dan ibunya berbaikan, semuanya sudah kembali seperti sedia kala dan Rhae Hoon merasa seperti dilahirkan kembali. Gadis itu merasa tubuhnya seringan kapas saat membuka kedua mata di pagi hari. Ia tak perlu lagi merisukan dirinya yang semakin bertambah usia tanpa kasih sayang ibunya. Kini, dia memiliki segalanya. Orang-orang yang selalu ada untuknya. Ibunya, Kyu Hyun dan juga Sachiko dan Eun Hyuk yang menyayanginya dengan tulus. Dong Wook sudah kembali ke Cina, tanpa berpamitan pada Rhae Hoon. Pria itu tak mau hatinya kacau balau jika harus melihat wajah Rhae Hoon lagi.

Hari ini Rhae Hoon menemani ibunya terapi berjalan. Wanita itu memang masih harus menjalani perawatan agar kakinya dapat berfungsi seperti sedia kala. Rhae Hoon meniup-niup poninya, dan saat itulah ia sadar jika seseorang menaruh satu kotak susu cokelat di atas kepalanya.

“Cho Kyu Hyun?”

Kyu Hyun terbahak, pria berjas hitam itu mengambil susu yang ia letakkan di kepala Rhae Hoon. Menaruh sedotannya dan mengangsurkan pada gadis itu,
“Minumlah.”

Rhae Hoon tertawa, gadis bermata cokelat itu mengikuti instruksi kekasihnya. Keduanya terdiam, di dekat pintu ruang terapi sambil memerhatikan lalu lalang dokter, suster dan pasien yang hilir mudik.

“Rasanya seperti de ja vu,” lirih Rhae Hoon.

“Oh? Apa?”

“De ja vu,” gumam Rhae Hoon sambil mengernyit – mendongak pada wajah Kyu Hyun yang berada beberapa senti di atasnya.

“Pagi hari, di rumah sakit yang sama. Masih ingat? Kita pernah minum susu kotak bersama.”

“Oh, ya.” Kyu Hyun tersenyum, mengingat mereka pernah saling menguatkan seperti sekarang ini. Jika dulu Kyu Hyun yang rapuh atas sakit yang menimpa sang ayah, maka kini Rhae Hoon yang ia jaga mati-matian – ini seperti takdir. Seolah keduanya sudah menerima naskah yang diberikan Tuhan untuk dimainkan di dunia fana ini.

“Malam itu, saat melihatmu kacau dengan wajah sembab di bangku taman rumah sakit. Kurasa saat itu lah aku jatuh cinta padamu,” aku Rhae Hoon malu-malu. Gadis itu tak berani menatap Kyu Hyun, ia menatap lurus ke depan dengan wajah tersipu.

“Aissh, kau salah. Bukannya kau sudah jatuh cinta padaku sejak kita janjian nonton dan aku mengirimkan Hyuk Jae karena aku berhalangan hadir?” Kyu Hyun menerawang, benar juga. Saat itu Rhae Hoon harus repot berdandan demi bertemu dengan Kyu Hyun, tapi memang lelaki sialan … justru Hyuk Jae lah yang menunggunya di pelataran bioskop malam itu.

“Hyuk Jae bilang …”

“Sudah tidak usah diteruskan Timun Jelek. Aku malu,” ucap Rhae Hoon lalu melangkahkan kakinya lebar-lebar. Ia memilih tak bersuara saat pria itu meneriakkan namanya berkali-kali.

“Ya! Shin Rhae Hoon! Tunggu!” Kyu Hyun tertawa dan tak sulit baginya menyamakan langkah dengan gadis itu.

“Ah, aku penasaran.” Rhae Hoon berhenti melangkah dan menatap lurus ke dalam kedua fokus mata Kyu Hyun.

“Eh?"

“Kau? Sejak kapan kau sadar jika kau itu … mencintaiku?”

“Huh? Aku? “ Kyu Hyun menautkan alis. Sejak kapan ia menjatuhkan hati pada gadis itu? Kyu Hyun tidak ingat benar, yang ia tahu adalah ia begitu bahagia bisa melihat senyum gadis itu sejak pertama kali bertemu.

Sesederhana itu. Namun, jika Kyu Hyun berkata seperti itu … apa Rhae Hoon akan percaya?

***
Kyu Hyun tersenyum samar membaca pesan singkat dari kekasihnya. Gadis itu sedang sibuk berjalan-jalan dengan ibunya. Syukurlah, akhirnya gadis itu mau menerima sosok Shin Min Ji lagi setelah sekian lama. Kyu Hyun menyesap kopi hitamnya lalu berjalan menuju kaca-kaca besar yang membuat ia mampu menatap bangunan tinggi nan kokoh di tiap sudut kota. Sudah dua bulan sejak segalanya berakhir, kepergian Dong Wook dan Kang Tae Hee membuat Kyu Hyun lega. Mulai saat ini takkan ada yang bisa merecoki hubungan cintanya dengan Rhae Hoon.

The Sparkling Of Love ✔️Where stories live. Discover now