Bab 14

423 29 9
                                    

Seorang suster terlihat tergopoh-gopoh memanggil dokter saat seorang pasien mengalami kejang-kejang. Tak lama ruang rawat Cho Yeong Hwan terlihat riuh oleh suara alat pacu jantung. Ahra yang sejak tadi melihat ayahnya mengalami penurunan kondisi hanya bisa menangis menatap tubuh lemah sang ayah dari balik jendela, gadis itu sendirian menunggui ayahnya saat ini. Ia bahkan lupa menghubungi Kyu Hyun, gadis itu hanya bisa menengadahkan tangannya saat ini. Memohon kepada Tuhan agar sang ayah tak mengalami hal buruk yang dapat mempengaruhi kondisinya.

“Nona Ahra!”

Ahra terperanjat kaget melihat seorang perawat menjamah bahunya yang tegang, ia menatap bingung pada wanita berseragam putih di hadapannya.

“Ayah Anda baru saja melewati masa kritisnya. Dan sekarang ia sudah membuka matanya.”

Demi Tuhan! Jika semua ini adalah mimpi maka dia bertekad untuk tidur selamanya. Ayahnya sudah siuman? Gadis itu mempercepat langkahnya menuju ruang rawat.

“Appa.”

Akhirnya, setelah sekian lama Cho Yeong Hwan bisa mendengar anak perempuannya itu menyerukan namanya dengan begitu merdu seperti sebuah melodi yang menyejukkan jiwa. Maka dengan cepat pula pria tua itu melambaikan tangannya, menginstruksikan agar gadis bertubuh mungil itu mendekat padanya.

“Ahra, uri Ahra…”

Bahkan seorang suster yang ada di ruangan itupun terisak hebat melihat adegan pelukan ayah dan anak yang kini terpampang di hadapannya. Karena suster itu adalah orang yang merawat ayah Kyu Hyun sejak dua bulan terakhir, ia merasa begitu bahagia bila akhirnya pria tua yang ia rawat bisa membuka matanya.
dr. Aidden lalu meninggalkan ruangan itu bersama si suster untuk memberikan privasi pada ayah dan anak yang tengah larut dalam kebahagiaan itu. Yeong Hwan dan Ahra masih saling memeluk melepas rindu yang terhalang ego masing-masing selama ini. Rasanya sudah begitu lama sejak Kyu Hyun meninggalkan rumah tak pernah ada pelukan hangat atau sekedar senyum yang menghiasi kehidupan keluarga itu.

“Kau sudah sembuh nak?” Yeong Hwan memandang wajah sayu anaknya lekat-lekat.

“Ya Appa, aku sudah sembuh. Aku minta maaf karena selama ini sudah membuat Appa dan Kyu Hyun susah karena mencemaskanku,” isak gadis itu, bahunya bergetar hebat.

“Seharusnya Appa yang meminta maaf padamu. Appa sudah begitu keras padamu dan juga Kyu Hyun selama ini. Ah, di mana anak itu? Appa selalu bisa merasakan keberadaannya di sini, Appa sangat yakin dia yang sudah merawat Appa selama ini.” Pria itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling.

“Aku akan segera menghubunginya Appa, Appa akan terkejut saat nanti melihatnya.”

“Apa? Apa dia melakukan kenakalan lagi selama Appa tidak sadarkan diri?”

“Justru sebaliknya, dia banyak melakukan hal hebat untuk menyelamatkan perusahaan. Ah, Appa pasti sangat menyukai perubahannya kini. Dia sudah tumbuh menjadi pria dewasa yang patut diandalkan.” Ahra tersenyum lembut, ia lalu menekan tombol hijau pada ponselnya.

“Captain Cho? Bisa datang ke rumah sakit sekarang?”
*** 

“Pergi ke rumah sakit ? Ada apa Noona? Apa kondisi Appa memburuk?”

Pria bermata cokelat gelap itu menjatuhkan serbet makannya, ia baru saja menyuapkan satu sendok samgyeopsal ke dalam mulutnya saat telepon dari Ahra membuat darahnya mendesir hebat. Rhae Hoon yang tengah mengaduk-aduk makanannya ikut terperanjat.

“Apa yang terjadi Kyucumber?” tanya Rhae Hoon saat keduanya sudah ada di dalam mobil. Kyu Hyun memacu audy hitamnya seperti orang kesetanan dan itu membuat Rhae Hoon panik bukan kepalang. Gadis itu bahkan meremas pahanya sendiri saking takutnya, ia hanya bisa mendesah sebal karena Kyu Hyun sama sekali tak menggubris ucapannya. Di satu sisi pikirannya begitu kacau karena kedatangan Dong Wook yang tiba-tiba muncul dalam hidupnya, dan di satu sisi ia merasa begitu takut karena Kyu Hyun memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi.

The Sparkling Of Love ✔️Where stories live. Discover now