HANNA

32 2 0
                                    

“Bu Hanna berangkat kerja dulu ya”. Pamit Hanna sambil mencium tangan ibunya.
“Hati-hati ya”. Sambil tersenyum hangat untuk Hanna.
Universitas yang terletak di kota Jakarta, disanalah Hanna menuntut ilmu untuk masa depannya yang lebih baik, Hanna setiap pagi harus berangkat untuk mata kuliahnya, dan ia akan pulang siang dan langsung pergi untuk berkerja paruh waktunya.
Di Restoran Ayam Goreng Kriuk Hanna bekerja setiap hari, terkadang Hanna juga membantu menjualkan kue yang dibuat oleh ibunya sendiri.
“Bagaimana apakah ada yang ingin aku bantu, sepertinya masih sepi ya?”. Tanya Hanna pada salah satu teman kerjanya.
“Kau bisa mencuci piring kotor Han, dan habis itu kau bisa membantuku di meja resepsionis”. Jelas teman Hanna.
“Baiklah, kalau begitu aku ke belakang dulu ya”. Ucap Hanna sambil tersenyum.
Lelah mungkin yang Hanna rasakan, tetapi ini semua untuk meringankan beban kedua orang tuanya. Dan juga Hanna mempunyai mimpi, ia ingin pergi ke Negara impiannya Korea Selatan. Jadi ia harus bekerja dengan keras untuk mewujudkan mimpinya itu.
Jennie : Han lu udah pulang kerja belum?
Read
Hanna : Iya bentar lagi, kalau lu mau ke rumah udah duluan aja kamar gue gak gue kunci masuk aja.
Read
Jennie : Peka banget sihh kamuuu, gue otw nih.
Read
Sementara Hanna sedang siap-siap untuk pulang, semua sudah selesai, ia pun berpamitan dengan teman kerjanya.
“Aku duluan ya”. Sapa Hanna.
“Iya Han Hati-hati”. Jawab teman Hanna.
Jika ada waktu kosong ia akan bersama sahabatnya menghabiskan waktu bersama dengan menonton Drama Korea. Imajinasi Hanna sangat tajam membuat ia seperti dibawa dalam alur cerita drama tersebut dan ia dapat merasakan setiap adegan dalam drama seperti ikut terlibat didalamnya, sahabatnya selalu mempergoki kelakuan Hanna yang tak biasa.
“Eh Han kemaren kita nyampe episode berapa?”. Tanya Jennie yang sedang membuka Laptop.
“Udah mau episode akhir sih? Kayaknya 19 deh”. Jawab Hanna yang tiduran di samping Jennie.
“Eh Han buatin gue minum dong kayaknya tadi dikulkas ada kue deh, hehehe”. Suruh Jennie sambil nyengir-nyengir.
“Manja banget sih lu, gue capek habis kerja, lu mah kek gak tau aja, udah ah ambil sendiri”. Kesal Hanna.
“Yaudah oke tuan putri”. Jennie berdiri menuju ke dapur dengan ekspresi sedikit kesal.
“Nah gitu dong peka kan lu tau gue habis kerja capek, haha”. Ledek Hanna.
“Bawel lu, kerja-kerja aja banyakan ngeluh lu, emang lu gak ikhlas apa kerja, lu sendiri yang pengen kerja paruh waktu tapi gitu tu, selalu pake embel-embel capek habis kerja bla bla bla”. Celoteh Jennie.
“Hahahaha kaya mak lampir lu kalau gitu, emak gue aja gak protes nah lu siapa ngomelin gue gitu”. Hanna tertawa lepas melihat Jennie ngomel gak jelas.
“Berisik”. Jennie ingin mengumpat tetapi ia sedang dirumah Hanna jadi ia harus jaga sikap.
“Tuh Ji Chang Wook ganteng banget pas scene ini”. Hanna mulai fokus dengan drama.
“Eh iya ya ampun jodoh gue”. Jennie seketika lupa dengan umpatannya karena Hanna mengalihkan pembicaraan ke drakor.
“Apaan dia suka tipe cewek yang kalem kaya si Park Min Young udah cantik kalem, gak kaya lu petakilan”. Ledek Hanna.
“Bacot lu Han”. Jennie mulai kesal.
“Hahaha”. Hanna tertawa lepas.
Cukup lama mereka menonton drakor, akhirnya sampai di episode terakhir.
“Han ini jadi happy ending apa sad ending ya? Kok gue gak yakin kalau mau happy ending”. Jennie menerka akhir drama ini.
“Yah pokoknya gue tetep ada dipemikiran awal gue kalau ini bakal happy ending”. Jawab Hanna sambil menatap layar laptop dengan fokus.
“Hmmm”. Jawab Jennie singkat.
“Jen, bentar gue mau ke dapur dulu”. Ucap Hanna.
Nonton drama korea membuat lupa segalannya, Hanna lupa ia belum makan malam jadi ia sempatkan untuk memasak mie instan terlebih dahulu.
Ini sudah larut malam, tetapi Hanna dan Jennie masih asik dengan drama koreanya.
“nih Jen, mie laper kan lu”.
“Maaciiiii Hanna baek deh, hehe”. Jennie keggirangan.
Dilihat Hanna sudah mulai mengantuk karena ia seharian telah bekerja membuat ia tak kuat menahan kantuk. Sedangkan Jennie masih ingin melanjutkan drakornya.
“Han, kalau lu ngantuk tidur aja gih, gue lanjut sendiri aja”.
“hmmm”. Hanna sudah tak tahan lagi.
Hanna mulai memejamkan matanya, ia sudah dibawah alam sadarnya. Mungkin efek ia bekerja paruh waktu, hingga dia tak kuat untuk begadang menemani Jennie.
“Siapa kau?”. Hanna mengigau.
Jennie memang sering melihat Hanna mengigau saat tidur, pikir Jennie mungkin Hanna kelelahan sehingga dia selalu saja mengigau kalau tidur.
Padahal Hanna bukan mengigau tetapi memang Hanna tengah bertemu dengan seseorang.
“Apaan si Han, ganggu lu elah berisik banget.” Jennie menggerutu.
Hanna sudah kembali tenang, ia hanya sedikit mengigau jadi tidak sampai berlebihan.
Karna hari sudah sangat larut Jennie pun menyusul Hanna untuk tidur, dan besok mereka harus berangkat ke kampus seperti biasa.
Saat ini Hanna tengah bertemu dengan seseorang disuatu tempat.
Dimana tidak akan ada yang mengetahuinya.

The Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang