PERTEMUAN

26 4 0
                                    

Seperti mimpi, aku bertemu denganmu. Tetapi mengapa ini terasa sangat nyata aku bisa merasakan kehadiranmu.

“Hanna?”. Suara seorang pria yang selalu terdengar memanggil-manggil Hanna.
Hanna membuka matanya, ia masih berada ditempat tidur. Tapi tadi seperti mimpi yang sangat nyata. Hanna kembali menutup matanya.
“Kau bagaimana bisa lama sekali, aku sudah lama menunggumu”. Suara pria yang sudah menunggu Hanna.
“Aku? Kau mengenalku?”. Hanna menatapnya dengan tidak percaya.
Hanna masih terdiam, ia masih tidak percaya bahwa ia berada ditempat asing dan ia bersama orang  asing. Apa ini mimpi tetapi Hanna sudah berberulang kali mencubit dirinya sendiri.
“Aww sakit”. sekian kali Hanna mencubit pipinya sendiri.”
“Apa yang kau lakukan! Jangan menyakiti dirimu sendiri Hanna!”. Khawatir
“Aku hanya memastikan saja apakah aku sedang bermimpi atau tidak?”. Hanna binggung.

“Kau ini kita itu tidak sedang bermimpi, kau bersamaku disini di Seoul”. Memberikan senyuman manis kepada Hanna.
“WHATT! Hahaha suka bercanda nih”. Meringis sambil memukul lengan pria itu.
Hanna masih tak menyangka bahwa ia bisa teleportasi sampai ke Seoul South Korea. Iya ia sekarang berada di Korea negara yang ia idam-idamkan sejak dulu, ia sangat ingin pergi ke Seoul dan sekarang Hanna sedang melakukanya. “Oh Tuhan apa kau begitu menyayangiku, mengapa engkau baik sekali padaku”. Batin Hanna.
“Kau apa sudah lupa denganku, Hanna?”. Pria itu kembali bersuara
Hanna tersadar dari lamuannya “Hah apa? Aku masih tidak mengerti dengan semua  ini?”.
“Kau tau di taman ini aku selalu menunggu kedatanganmu, aku duduk disini menantimu dengan rindu yang amat rindu, Hanna”. Ucap pria ini begitu manis.
Taman Kota yang terletak dipinggir kota Seoul pria ini salalu menanti kedatangan Hanna. Iya bersabar untuk menunggunya, hingga musim berganti ia tak pernah absen untuk medatangi Taman Kota.
Hanna seorang gadis sederhana dan pekerja keras, pria ini begitu mencintai Hanna. Mungkin gambaran dari sosok Hanna seperti itu, tetapi pria ini mecintai Hanna tanpa alasan katanya. Tetapi cinta itu memang tak butuh alasan. Alasan yang membuat kita mencintai seseorang tersebut, mungkin perasaan pria ini datangnya dari hati yang dikirimkan langsung dari Tuhan hanya untuk Hanna.
“Han apa kau tidak merindukanku?”. Ucap pria itu lagi.
“Kau tau aku bingung harus bagaimana? Apa aku ini? Apa sih aku tidak mengerti!”. Jelas Hanna.
Mungkin saat ini Hanna belum mengerti, tetapi nanti dengan berjalannya waktu Hanna akan mengerti dan terungkap semua apa sebenarnya ini.
Aneh memang jika dipikir dengan logika, tetapi Hanna benar-benar melakukanya, dan ini terjadi di hidup Hanna.

    Pagi membangunkan kedua sahabat ini, Hanna dan Jennie mereka sudah terbangun, dan apa yang terjadi Jennie masih saja heboh dengan drama yang semalam mereka tonton. Jennie memang sudah biasa menginap di rumah Hanna, bagi Jennie rumah Hanna adalah rumah kedua baginya. Keluarga Hanna pun sudah terbiasa dengan persahabatan mereka.
“Han gila si ini drama emang keren”. Jennie memang penggila drama korea sama dengannya.
“Hmmm”. Hanna tidak menanggapi celotehan Jennie, karena ia sedang memikirkan kejadian semalam.
Kedua sahabat ini telah menyelesaikan drama korea yang telah ditonton selama seminggu, mereka sangat puas dengan ending drama ini, karena sesuai dengan ekspektasi mereka berdua. Tak disangka akan berakhir hidup bahagia, Hanna sangat menyukai ending yang seperti ini. Karena Hanna paling benci dengan kesedihan, sebisa mungkin Hanna selalu berkhayal yang membuatnya bahagia. Jarang sekali Hanna terlihat sedih ataupun mengeluh, orang-orang terdekat Hanna sudah tau bagaimana sikap Hanna dan semua tindakan Hanna.
Hampir dari mereka belum pernah melihat Hanna sedih ataupun menangis.
Jika mereka menemukan Hanna sedang melamun, mereka sedikit khawatir Padahal Hanna hanya sedang istirahat menenangkan diri dari aktivitas yang melelahkan.
“Han kok lu kek orang bego gitu si, ham hem ham hem mulu”. Tanya Jennie.
“Udah lu gak usah berisik, gue pusing ini.” Jawab Hanna.
“Oh lu semalam ngigau apaan si Han”. Jennie penasaran.
“Masak semalam gue ngigau?”. Hanna memasang wajah bingung.
“iya lu ngigau gini siapa kau? Kamu siapa? Gitu emang lu mimpi apa sih?”. Tanya Jennie serius.
“Udah-udah cepet sana lu mandi duluan, gue mau sarapan habis itu mandi , cepet lu duluan.” Hanna mengelak.
“Iya oke , ntar sarapannya jangan dihabisin lo awas lu!”. Ancam Jennie.
“Berisik!!”. Hanna bergegas untuk ke dapur dan sarapan.
“He Hanna sialan emang”. Kesal Jennie.
Mereka berdua bergegas untuk berangkat ke kampus, karena hari ini mereka ada kelas bersama.

The Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang