Aku tidak mengenalmu, tetapi mengapa rasanya aku seperti sudah mengenalmu sejak lama, ada perasaan berbeda saat menatapmu.
Heran memang, Hanna masih tak percaya, semalam Hanna hanya menganggapnya sebuah mimpi. Hanna masih berpikir logis, ia tidak percaya bahwa itu ada dan nyata, mungkin efek Hanna menonton drama korea bersama Jennie hingga membuatnya kebawa dalam mimpi.
Siang ini mata kuliah Sastra sudah hampir selesai, Hanna bergegas meinggalkan ruangan dan ia akan pergi ke tempat ia bekerja, Restoran Ayam Goreng Kriuk.
Hanna masih memikirkan kejadian tadi malam, siapa dia lalu bagaimana ia bisa mengenalku? Kenapa dia begitu jelas dimataku, aku hampir saja mempercayainya kalau dia benar-benar nyata.
Pelanggan mulai berdatagan, Hanna sibuk melayani sana sini , membuat ia sedikit melupakan kejadian tadi malam. Memang Restoran ini sangat ramai pengunjungnya, mungkin karena pelayanan sangat baik dan menurut Hanna makanannya pun cukup lezat.
Pelanggan favoritnya mulai dari rombongan keluarga bahkan muda mudi yang sedang menimati kencan romantis. Harganya sangat terjangkau, membuat para pelanggan memilih Restoran ini sebagai daftar tempat favorit untuk berkumpul.
“Permisi, mbak?”.
Suaranya sangat tidak asing ditelinga Hanna, sepertinya suara ini mirip dia.
Iya terdengar seperti suara pria itu, “Apa mungkin dia ada disini? Mungkin salah dengar.” Hanna berpikir jika pria itu berada di sini.
Hanna sedang mengambil piring kotor di meja pelanggan saat Hanna membalikkan badan, apa yang dia lihat seperti dugaannya. Pria ini tidak mungkin.
Hanna terkejut apa yang telah dilihatnya.
Pria tinggi yang sedang berada dimeja resepsionis itu, untuk memesan makanan membuat Hanna terkejut, kenapa mirip sekali dengan pria itu.
Mata Hanna selalu mengikuti pergerakan pria ini.
“Apa tidak mungkin kenapa mirip sekali, aku harus bertanya kepadanya.” Hanna berniat untuk menghampiri pria tadi.
“Han tolong ini, bereskan meja pelanggan yang nomor 24, meja itu akan dipesan dan cepat segera bereskan.” Perintah atasan Hanna.
“Ah sial.” Batin Hanna
“Iya segera aku bereskan”. Hanna bergegas menuju meja 24
Meja yang letaknya jauh dari meja pria tadi, mau tidak mau Hanna harus mengerjakannya. Dan akhirnya ia tidak bisa bertanya dengan pria itu, untuk menanyakan apakah ia pria yang semalam.
Setelah 45 menit Hanna membereskan meja tadi, Hanna kembali kedepan dan memastikan apakah pria itu masih berada di sini.
“Ah sial, sepertinya dia sudah pergi”. Gerutu Hanna.
Padahal Hanna sudah secepat mungkin menyelesaikan pekerjaannya, tetapi ternyata pria itu sudah pergi. Kapan Hanna bisa menemui pria itu lagi, dia memang mirip sekali dengan pria yang semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Destiny
FantasyHanna seorang gadis yang terobsesi dengan negara Korea Selatan, ia menyukai apapun tentang negara tersebut. Dia penggemar Kdrama bersama sahabatnya Jennie yang sepaham dengannya. Haru adalah Takdir untuknya.