part 5

61 5 1
                                    


  Suara handphone  membuat ku terbangun, aku meraba raba tempat tidur mencari benda persegi panjang itu, aku melihat layarnya dengan menyipitian mata ku karena silau.

Ternyata Mario yang telfon, aku tertidur saat menemani Mona dan Zayn bermain.

"Halo Mar"

Sapa ku dengan suara serak bangun tidur.

"Loh aku bangunin kamu tidur ya?"

"Enggak gapapa kok"

"Ehm say aku udah mau jalan, kamu siap siap gih"

"Oh iya, abis ini aku langsung beres beres"

"Ok daaa"

"Daa".

Aku mencampakkan hp ku ke tempat tidur dan memijat mijat keningku, bagaimana jika nanti aku bertemu dengan lelaki itu.

                    **********

"Kak Risaaaaaa!!!"

"Kenapa si Mon, teriak teriak"

"Tu masa depan kakak udah nyampe"

"Mario?"

" iya siapa lagi"

"Sejak kapan kamu tau soal masa depan".

Aku langsung menuju teras, Mario sudah siap dengan jaket kulitnya, dia begitu gagah seperti itu.

  "Udah siap?"

" eeeh iya, ni aku tinggal ngambil hp, tadi aku charge, tar yaa.."

"Okay".

Kami berada di atas motor dan menyusuri jalanan kota.

"Say, pipi kamu kenapa?"

"Ha?"

Aku pura pura tidak mengerti dengan pertanyaan Mario, sepertinya Mario menyadari pipi ku merah karena kejadian tadi malam, untungnya pipiku tidak luka, hanya seperti terkelupas dan sedikit berdarah dan sekarang pipi ku memerah.

"Iya, pipi kamu kenapa merah"

"Oh ini , eehmm ini, kemaren aku lagi jalan dirumah terus aku jatuh pipi aku bentur lantai"

"Makanya hati hati kalau jalan"

"Iya ehehe"

Sepertinya Mario percaya dengan alasanku yang sepertinya tidak masuk akal.

Lalu Mario memberhentikan motornya.

"Knapa berhenti?"

"Iya kita ngumpul semua dulu di sini baru jalan rame rame"

Ha? Ngumpul semua, artinya. Aku bertanya tanya dalam hati, ah lebih baik aku positive thingking aja, batinku.

Tidak lama kemudian satu persatu teman Mario berdatangan, aku tak berani melihat teman temannya aku takut salah satu dari mereka adalah lelaki itu, aku menunduk sambil memainkan hp ku.

  Tidak lama kemudian seseorang mengomandokan semuamya untuk jalan.

Ah , akhirnya jalan juga, batinku.
Kami berjalan mengelilingi kota, aku bahagia, tapi aku tidak bisa terlalu bahagia, karna nanti malam aku harus kembali ke dunia gelap ku.

  Setelah merasa cukup berjalan jalan kami mampir untuk makan di sebuah restoran.

" ke restoran?, berarti aku akan duduk dan makan lalu si bangsat itu bisa dengan mudah melihat ku",
Batinku dalam hati.

Kami mencari tempat untuk sekitar 20 orang, aku duduk di sanping Mario, lalu kami memesan makanan

"Mbak saya minta nasi goreng ayam sama minumannya green tea"

Slice Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang