part 8

34 4 3
                                    

  Hari ini Faiz mengajak ku pergi, aku sendiri gak tau mau kemana, katanya siih nanti mau dia mau jemput aku, dia cuman nyuruh aku nuggu aja.

Setelah kira kira 15 menit, aku melihat sebuah mobil terparkir di depan rumah ku, lalu seseorang yang di dalamnya keluar dan mendatangi ku.

"Gimana, susah ya cari rumah aku?"

"Gak kok, kan nyarinya pake hati"

"Ahhaha"

"Udah siap kan"

"Udah"

"Yaudah yuk berangkat"

Faiz membukakan pintu mobilnya untuk ku, aku masuk dan entah kenapa ketika aku duduk aku mengingat Mario, dulu Mario sering mengajak ku jalan jalan dengan mobilnya, aahh aku harus melupakannya.

Lalu Faiz menyalakan mesin dan melajukan mobilnya.

                     **********

"Dah..sampai"

"Ha?"

Aku kebingungan karna Faiz memberhentikan mobilnya di sebuah pantai.

Faiz hanya tertawa melihat ekspresiku, lalu dia keluar dari mobil dan membukakan pintu untukku.

Aku berjalan dengan pikiran yang entah kemana, bingung, untuk apa Faiz mengajakku kesini, aku pikir ia akan mengajakku ke hotelnya dan mengajariku tentang pekerjaan itu.

Lalu tiba ada suara musik, ini kan lagu honeymoon-nya johnny stimson, lagu kesukaan aku, batinku.

Aku gak ngerti kenapa di pantai gini ada lagu, terus yang bikin aku heran kenapa ni pantai sepi amat.

Tiba tiba seseorang memegang pundakku dari belakang.

"Faiz.."

"Ikut aku yuk"

Faiz menuntunku berjalan hingga kami sampai di sebuah tempat yang sepertinya sudah di sediakan, ada meja bundar, dua kursi, makanan dan minuman yang kelihatannya mahal.

"Kita mau ngapain"

Tanya ku heran.

"Duduk dulu"

Faiz menarikkan salah satu kursi untuk ku.

Aku masih bingung sama kejadian ini.
Tapi aku mencoba untuk biasa saja dan menikmatinya.

"Kita makan dulu ya"

Katanya sambil membuka penutup makanan.

Beef lasagna

Itu yang tertulis di sebuah kertas yang ditancapkan menggunakan tusuk gigi di atas makanan ku.

Aku dan Faiz memulai acara makan kami sampai akhirnya..

"Aww"

Seperti ada benda keras di dalam makananku saat aku mengunyahnya.

Rasanya aku ingin marah kepada orang yang memasak makanan ini, bisa bisanya ada benda asing di dalam makanan.

Aku mengambil tisu untuk menutup mulut ku dan mengeluarkan benda keras itu, saat sudah ku keluarkan aku mengelapnya dan bukannya marah aku terkejut melihat benda itu.

Faiz yang dari tadi hanya makan, dia memberhentikan makannya dan memperhatikanku dengan tatapan aneh.

"Cincin!?"

Refleks aku sedikit berteriak saat tau benda apa yang ada di mulutku tadi.

"Coba pake"

Kata Faiz yang dari tadi tersenyum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Slice Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang