Aku terbangun dan melihat jam menunjukkan pukul 03.00 dini hari.
Aku melihat sekeliling, aku masih berada di klub.
Aku harus pulang, aku harus mengurus Mona dan Zayn pagi ini.Aku bangkit lalu duduk di tempat tidur.
"Aww!!.."
rasanya bagian atas diantara pahaku sangat perih.
Aku mengingat kejadian tadi malam, aku menangis, kutampar pipi dan mulutku yang kotor ini, aku menangis sambil memukul kepala dan menjambak rambutku, aku merasa hina, murahan dan tidak pantas di dunia ini. Aku merasa ada yang aneh tadi malam, sepertinya si bangsat itu meletakkan sesuatu di minuman ku.
Aku langsung bangkit dan ketika aku berdiri, puluhan lembar uang seratus ribu terjatuh ke lantai dari pahaku, ternyata lelaki itu meletakkan uangnya di pahaku sebagai bayaranku untuk malam yang hina itu. Aku benar benar merasa murah dan kotor.
**********
Aku sudah sampai dirumah, Mona dan Zayn belum bangun. Sudah pukul 04.30 WIB, aku langsung membereskan pakaian seragam mereka, aku kesulitan berjalan karna bagian atas antara pahaku yang masih pedih.
Aku membuatkan sarapan mereka lalu setelah mereka selesai mandi kami sarapan bersama.
**********
Setelah Zayn dan Mona pergi sekolah aku langsung berangkat ke kios tempat ku bekerja.
"Mbak mau isi pulsa.."
Seorang pembeli datang, aku yang tadinya sedang menunduk membereskan laci lansung mendongak dan melayani si pembeli pulsa.
"Risa!!"
"Mayla.." kataku dengan pelan, tapi aku yakin dia mendengarnya.
Ternyata si pembeli itu adalah teman dekat ku di SMA Harapan Bangsa.
"Kok kamu.."
"Kenapa?, kamu mau nanyak kenapa aku disini"
Belum lagi mayla menyelesaikan pertanyaannya aku langsung menyambarnya.
"Ada banyak yang mau aku tanyak sama kamu, yang mau aku tanyak, kenapa kamu tiba tiba gk sekolah di Harapan Bangsa lagi tanpa pamit ke kita kita"
"Ntar aku isiin dulu pulsa kamu abis itu aku ceritain".
**********
Aku menceritakan semuanya pada Mayla tapi tidak dengan pekerjaan ku dan kejadian tadi malam di klub itu, biarlah itu menjadi rahasiaku dengan tuhan.
Sudah sore aku harus pulang, sekarang Mona dan Zayn sudah mandiri, mereka sudah terbiasa ketika pulang sekolah tidak ada orang di rumah, kalau dulu ketika pulang sekolah mama sudah pasti ada menyambut mereka pulang dirumah, tapi sekarang keadaannya berbeda, aku salut kepada mereka yang masih kecil, mereka bisa menerima keadaan dengan bahagia. Merekalah semangat ku dalam menjalani kehidupan ini.
Aku sudah menyiapkan makan siang untuk mereka, jadi ketika mereka sampai di rumah mereka bisa langsung makan.
Seperti biasa, setelah memastikan mereka tidur, aku langsung beranjak ke klub.
Malam ini aku tidak ingin sejauh tadi malam, seadanya saja. Dan aku harus lebih berhati hati, aku tidak bisa asal saja menerima minuman dari orang seperti tadi malam.
Seseorang menghampiriku, kelihatannya lebih tua dari si bangsat kemarin.
"Apa alasanmu berada di sini"
Pria itu melontarkan pertanyaan yang tak bisa ku jawab.
"Aku?"
Tanyaku dengan berpura pura tak mengerti maksud pertanyaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slice Of Life
RomanceHidup ku berubah setelah orangtuaku meninggalkan ku untuk selamanya, aku harus menerima kenyataan bahwa aku bukan orang yang bisa mendapatkan apa yang aku inginkan seperti dulu, aku harus melakukan apapun untuk melanjutkan hidup, sebenarnya aku tak...