kenalan [ 1 ]

5.6K 459 38
                                    

mata bulat gadis itu selalu menatap dengan penuh minat pada sosok pemuda jangkung yang sedang bernyanyi di panggung cafe. berbinar cerah, apalagi saat sang pemuda menyanyikan bait lagu kesukaannya.

setiap sabtu malam, Lalisa akan selalu duduk menikmati malam di cafe ini. sudah sejak sebulan yang lalu hal ini dijadikannya sebuah hobi, menatapi wajah sempurna pemuda didepan sana.

seandainya dia mempunyai keberanian lebih, sudah pasti Lisa akan mengajak pemuda itu berkenalan. bertukar nomor, lalu mengadakan sesi pendekatan. sayangnya, Lisa terlalu gengsi pun hanya untuk bertanya nama sang pemuda.


suara merdu itu kembali menyapa, Lalisa menikmatinya. ditemani suasana cafe yang tak begitu ramai serta segelas susu hangat dimejanya. perpaduan yang sempurna, meski beberapa pemuda menatap gadis itu dengan penuh minat. apalagi gadis secantik dirinya hanya duduk sendiri, tentu saja mengundang keberanian beberapa pemuda untuk mendekat. sayangnya, sama sekali tak di gubris Lalisa.

sementara di meja pojok, sekumpulan pemuda sudah heboh berseru.

"ferrari gue buat lo, kalo lo bisa ngajak cewek itu masuk hotel." Kai berujar sembari menyeringai, menunjuk sesosok gadis dengan baju pastel blue.

"deal," Sementara beberapa orang lain menyoraki karena Jimin yang dengan mudah menerima tawaran tersebut, Jimin merapihkan rambutnya. segera berjalan menuju Lalisa,

"boleh gue duduk sini?" Lalisa mendongak, kemudian mengangguk singkat. toh ini tempat umum, jadi apa salahnya membiarkan pemuda itu duduk semeja dengannya.

"gue jimin, lo?"

"Lisa," Singkat, tapi tampaknya pria bernama Jimin itu sama sekali belum menyerah untuk mengakhiri obrolan mereka.

"Kerja atau masih kuliah?"

Lalisa sebenarnya Risih, tapi gadis itu berusaha memasang wajah seramah mungkin.

"kuliah,"

Jimin mendengus, mengumpat dalam hati. tapi kemudian menyeringai,

"cewek ini mau jual mahal ternyata,"

Jimin bangkit, membuat Lisa menghela nafas lega. sayangnya itu hanya sementara, karena tak lama kemudian Jimin kembali dengan dua gelas minuman yang Lisa tak tau apa namanya itu.

"satu buat lo dan satu buat gue. anggap aja ucapan terimakasih karena udah biarin gue duduk disini,"

Lalisa sebenarnya ingin menolak, tapi tak enak hati. jadilah dengan terpaksa, setelah mengucapkan terimakasih gadis itu meminum minumannya yang berwarna sedikit keunguan,

sementara Jimin menyeringai,

"kamu ngapain masih disini, hush pergi. aku mau liat dia," Jimin terkekeh pelan, ah gadis ini tak kuat terhadap alkohol ternyata. lihat, baru sekali diberikan satu gelas minum sudah tumbang dan berbicara ngelantur.

"ayo aku anter pulang," Jimin menuntun Lalisa keluar cafe, membuat teman-temannya yang memperhatikan mereka bersorak heboh.

"HEI TUNGGU!" Seseorang mencegat mereka, mengambil alih Lalisa dari rangkulan Jimin membuat pemuda itu mendengus tak suka.

"Lo ngapain bawa pacar gue keluar?!" Jimin menyerngit, ah pacarnya. astaga, Jimin pikir gadis bernama Lisa itu masih sendiri. gagal sudah rencana nya dan melayang sudah ferrari dari Kai.

dengan dengusan sebal Jimin berlalu memasuki cafe sama sekali tak melawan.

"hei, sadar!" Sementara pemuda tadi menepuk-nepuk pipi Lisa. berharap gadis itu sadar, sementara Lalisa terkikik. mengedip-ngedipkan matanya lucu.

"woooah, cowok penyanyi. aku suka banget sama suara kamu, terdebest! kenalin aku Lisa, namamu?"

meski pemuda itu sadar bahwa Lalisa sedang dibawah pengaruh alkohol tetap saja sang pemuda menjawab, karena tak tega dengan wajah memelas gadis itu.

"Cai Xukun." Setelah Kun memperkenalkan dirinya, gadis di rangkulannya itu sudah tak sadarkan diri.

. ..

gantung, haruskah ada lanjutan?

Lisa DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang