PROLOG

5.3K 142 11
                                    

Seorang pria tampan kini sedang menyetir dalam diam di balik kemudinya, matanya yang tajam dengan jeli menatap jalanan sepi. Wajahnya begitu unik, perpaduan Asia-Eropa yang diturunkan dari sang kakek, sangat membedakannya dengan orang kebanyakan. Ia menyetir dengan kecepatan tinggi, mobil Lamborghini Venenonnya itu melesat diantara gelapnya malam dengan curah hujan deras yang turun sejak dua jam lalu

Dia Atthala Raka Dekarsa.

Matanya menyipit, menatap ke depan melihat seorang wanita dari kejauhan sedang berjalan ke tengah jalan dengan tubuhnya yang basah kuyup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matanya menyipit, menatap ke depan melihat seorang wanita dari kejauhan sedang berjalan ke tengah jalan dengan tubuhnya yang basah kuyup.

Atthala mulai menurunkan kecepatannya, dan didetik berikutnya wanita itu sudah diam berdiri mematung di tengah jalanan yang gelap. Atthala mengerem mendadak, namun sayangnya, bagian depan mobilnya sudah mengenai kaki si wanita itu hingga terjatuh.

Atthala menarik nafas dalam-dalam, pria itu keluar dari dalam mobil dan mendekati wanita di depannya yang sedang menunduk.

"Apa sebenarnya yang kau lakukan?" Tanya Atthala dengan tatapan dinginnya.

Wanita itu menoleh dan menatap tajam pada Atthala, di wajahnya penuh dengan luka cakaran, dan sudut bibirnya pun terluka. Nafasnya memburu dengan airmata yang menetes dan tersamarkan oleh guyuran air hujan.

"Kenapa kau tak membiarkanku mati saja?" Tanyanya.

Atthala mendengus mengejek dengan satu ujung bibirnya naik, Dengan posisi setengah berjongkok, Dia menatap dalam pada manik Hazel gelap milik wanita itu.

"Karena mati bukanlah sebuah pilihan, Nona." Jawab Atthala dengan nada sedikit mengejek.

Atthala kemudian berdiri, kembali berjalan masuk ke dalam mobilnya lagi dan berlalu pergi meninggalkan Wanita itu sendirian.

Wanita itu terdiam, tak menyangka dengan jawaban yang Atthala berikan.

'Benar, mati bukanlah sebuah pilihan. Tapi matiku adalah yang mereka inginkan.'

___

Aradea Zeavanya, Wanita cantik dengan kehidupan yang pahit.
Kedua orangtuanya menganggapnya pembawa sial dalam keluarga.

Ketika Ayahnya mabuk dan kesal, Ayahnya selalu melampiaskan kemarahannya pada Ara, memukulinya hingga hampir membunuhnya.

Masa muda Ara terpaksa ia habiskan bekerja di Nightclub hanya demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Ara lebih memilih bekerja seharian dibanding harus pulang ke rumahnya.

___

Ara kembali ke Nightclub keesokan malamnya. Disana sedang di adakan pesta besar untuk para tamu vvip.

"Aradea, bisa kau bawakan ini pada ruang vvip kamar 3?" Tanya Adam, Kepala pelayan di bar.

Ara mengangguk ragu, mengingat kakinya yang terluka akibat kejadian malam kemarin. Namun Ara tetap harus membawa nampan yang di atasnya terdapat wine termahal di sana.

Dengan tertatih-tatih, Ara membawa nampan itu mengikuti Adam dari belakang. Menaiki anak tangga satu persatu secara perlahan.

Ruangan vvip itu hanya tersekat kaca tembus pandang yang dapat dilihat oleh siapa saja.

Ara masuk mengikuti Adam ke ruang 3 vvip, Namun belum sempat Ara menaruh nampannya di atas meja, Wine Classification of Saint Emilion yang harganya mencapai $132.000atau setara 1,8Miliar rupiah terjatuh ke lantai karena kakinya yang terluka tertendang oleh wanita penghibur di ruangan itu. Seluruh mata tertuju pada Ara yang sedang memunguti serpihan botol kaca wine tersebut.

"Aradea, apa yang kau lakukan? Kau tahu seberapa mahalnya wine itu? Kau takkan bisa menggantinya walau kau bekerja gratis disini selama 10 tahun." Bentak Adam di depan semua orang yang masih menatap aneh dan meremehkan pasa Ara.

"Maafkan saya tuan Adam, maafkan saya." Lirih Ara.

"Wine ini tidak bisa kau ganti dengan kata maaf, Aradea."

Tiba-tiba, seorang pria menghampiri Adam dengan selembar cek yang dia masukkan ke dalam saku jas Adam.

"Aku akan menggantinya." Ujarnya dengan datar.

Ara menoleh pada asal suara. Matanya membelalak melihat siapa yang berbicara dan membayar ganti rugi wine tersebut.

"Tuan Atthala, mohon maaf atas ketidaknyamanannya." Ucap Adam meminta maaf.

Ya, pria itu Atthala, si billionaire muda dengan sejuta pesonanya.

___

Continue.

Lanjut? Aku lanjut kalau votenya banyak iya.

SERENDIPITY GIRL (Sequel My Husband My CEO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang