Bagian 4

321 23 0
                                    

~Caffe~

Author

"Hyung aku ke toilet bentar nde"

"Hmm, oke " kata Minhyuk

Sambil nunggu makanan, Minhyuk memainkan hp, dan membalas chatnya seseorang.

10 menit kemudian, minuman yang di pesan Minhyuk dan Chanyeol sudah datang. Sementara itu, Chanyeol selesai dari toilet, dan menuju pintu keluar, akan tetapi dia bertemu dengan seorang gadis yang sangat dia rindukan siapa lagi kalau bukan Eunji. Berbeda dengan Chanyeol, sedangkan Eunji justru ingin tidak melihat pria di hadapannya.

Takdir mempertemukan mereka di caffe deket rumah sakit Eunji dan Eunji hanya diam menatap pria dihadapannya, cukup lama mereka bertatatapan lalu Eunji tersadar pun langsung pergi dari tempat itu, dia tidak mau berlama-lama disana

Beberapa langkah Eunji berhenti karena salah satu tangannya dipegang oleh pria yang ingin dia lupakan.

"Eunji-ah, chakaman"

"Maaf, aku sangat minta maaf eunji-ah, tolong jangan membenci ku, rasanya in.. ini sangat menyakitkan"

"Kali ini saja, kamu mendengarkan dulu penjelasan ku" ujar Chanyeol

"Kenapa, baru bilang sekarang?" ujar Eunji

Chanyeol yang mendengarnya langsung mengangkat kepala dan menatap Eunji "Apa susahnya bilang minta maaf dan jelasin kenapa anda melakukan sejahat itu kepada kedua orang tua saya? " ujar Eunji yang berusaha untuk tidak mengeluarkan air mata.

Deg deg... Chanyeol bingung menjelaskan darimana cerita sesungguhnya. Faktanya fia belum menemukan buktinya kalau appanya tidak bersalah atas kejadian tujuh tahun lalu

Chanyeol POV

"Eunji-ah, kenapa kamu bisa mengatakan seperti itu? Apa hyung memberitahumu?"

"Jawab saja, kenapa anda dan keluarga anda sejahat itu, KENAPA!" kata eunji

Bukannya aku menjawab pertanyaan eunji, justru aku memeluknya sangat erat. Entah dorongan darimana aku berani memeluknya, astaga aku sangat membencinya melihat dia menahan tangisannya. Ingin sekali aku mengatakan untuk  menangis tidak harus menahannya. Tapi aku tidak berani, mengatakannya, aku takut justru Eunji akan semakin membenci ku. Apa yang harus aku lakukan

Eunji tidak membalas pelukkan ku dan juga tidak menolak melepaskan pelukanku, kenapa sesakit ini. Lebih dari apapun, Eunji lebih berbeda dengan Eunji dulu. Dia sangat bijak jika ada masalah, dan berpikir kepala dingin. Tapi ini, sangat berbeda.

Plakkkk

Setelah aku melepaskan pelukkanku, aku mendapatkan tamparan yang cukup keras hingga menimbulkan bunyi, untung saja toilet sedang sepi karena sudah malam tidak banyak orang disekarnya. 

Lalu Eunji pergi begitu saja setelah menampar pipi kananku, hatiku benar-benar sakit. Sakit sekali, setelah apa yang terjadi, aku langsung mengejar Eunji sesammpai parkiran mobil rumah sakit dan aku langsung membalikkan badannya.

"Bukan appa ku Ji yang melakukannya, percayalah ku mohon, apa untungnya appa ku melakukan itu semua hah!" ujarku dengan emosi yang tidak bisa aku tahan "Kenapa kamu langsung percaya berita itu semua, kamu yang biasanya bisa berpikiran dewasa dibandingkan kakakmu ji".

Aku melanjutkan kalimatku "Dan aku.. Aku sangat merindukanmu selama tujuh tahun ini, aku selalu memendam rindu ini Ji dan aku selalu menunggu kedatanganmu di korea tapi kenapa kamu tidak melihat perjuangan selama ini. Aku yakin kamu tau kalau aku menyusul mu di Amerika, tapi kamu memandangku seperti orang asing"

Eunji hanya diam saja dan bahkan dia memalingkan wajahnya dari tatapanku, aku memegang dagunya, agar tidak memalingkan wajahnya.

Dan matanya mengisyaratkan penuh kebencian kepadaku, itu sangat menyakitkan dari sebuah tamparan yang dia berikan kepadaku.

Happiness Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang