Double date

1.1K 116 11
                                    

Haiii!

Apa kabar?

-

"A, kamu emang nggak berharap lagi?"

"Berharap apa lagi, kai?"

"Kamu emang udah bener-bener nggak mau punya hubungan spesial sama seseorang? Padahal kamu udah sempat deket sa...."

"Cukup kai." Taehyun memotong perkataan Hueningkai dan membuat Hueningkai agak sedikit kesal.

Setelahnya, suasana di sana berubah menjadi agak kaku dan hening. Apa Hueningkai salah menginginkan Taehyun memiliki seorang kekasih?

"Jadi?" Hueningkai kembali bertanya dengan pertanyaan singkat. Ia harus menyelesaikan ini.

"Aku tidak mau menikah atau pacaran lagi. Itu udah jadi keputusan aku dari lama, kai," kata Taehyun, menjelaskan dengan nada yang lembut.

"Tapi, Jinwoo, dia pengen punya mama."

"Aku rasa itu nggak penting, kai. Jinwoo punya aku dan aku bisa ngejaga Jinwoo dengan baik."

"Dengan baik apanya? Kamu tau yang ngerawat Jinwoo selama ini itu siapa? Bibi, a, bibi! Aa nggak pernah ngerawat Jinwoo dengan baik. Aa cuma sibuk kerja, kerja, kerja. Jinwoo pengen punya mama, tapi pas ada kesempatan bagus aa malah nolak. Padahal Beomgyu itu orang yang baik." Hueningkai meningkatkan intonasinya di kalimat-kalimat yang sudah ia ucapkan. Ia sedang marah, terlihat dari wajahnya yang mulai memerah.

*bibi = mamahnya taehyun, bukan pembantu yaa.

"Kai, Beomgyu itu baik, tapi aku belum siap, aku masih agak trauma."

Hueningkai menatapnya. Ia baru ingat kalau Taehyun memiliki masa lalu buruk dengan mantan istrinya, maka dari itu Taehyun sangat sulit untuk menerima siapapun masuk ke dalam hatinya.

"Tapi Beomgyu nggak bakal ninggalin aa lagi. Aa harus punya orang yang bisa nemenin aa." Hueningkai tetap bersikeras agar Taehyun menerima tawarannya.

"Aku udah punya Jinwoo dan itu udah lebih dari cukup." Taehyun tersenyum tipis.

"Tapi ada bagian yang belum lengkap, a, aa harus melengkapi itu."

"Bagian yang mana yang belum lengkap?" tanya Taehyun bingung.

"Keluarga aa." Hueningkai menatap bingkai foto besar yang terpajang rapi di dinding rumah Taehyun. Di foto itu nampak Taehyun dan Jinwoo tengah tersenyum lebar, itu membuat dada Hueningkai hangat.

Taehyun hanya menatap wajah indah Hueningkai. Ia tahu bahwa keputusan ini memang salah, keputusan untuk tidak memberi Jinwoo seorang ibu lagi. Namun, dihati kecilnya ada teriakan yang mengatakan bahwa keputusan yang Taehyun ambil sangat tepat. Ia takut memilih orang yang salah dan berakhir dengan keterpurukan, lagi.

Sudah cukup, luka yang telah ia terima, luka yang telah putranya terima, akan ia kubur dalam-dalam, tak akan pernah mengungkitnya lagi dan bahkan membuat luka yang baru lagi.

Andai saja Hueningkai bukanlah saudara Taehyun, mungkin yang menjadi istri sekaligus ibu Jinwoo sekarang adalah Hueningkai.

"Heh kok malah ngelamun!"
Hueningkai membangunkan Taehyun dari lamunannya.

"Jadi gimana?" tanya Hueningkai, memastikan untuk keseperkian kalinya.

"Maaf, aku nggak bisa, kai. Mungkin suatu saat nanti aku bakal ngelengkapi kekurangan itu, tapi bukan sekarang, ada waktunya."

Hueningkai menatapnya, lagi, dengan tatapan yang dalam, Hueningkai menemukan kejujuran pada manik Taehyun. Ia menghela napasnya, dengan tatapannya yang seperti itu, Hueningkai yakin Taehyun akan melakukan hal yang diucapkannya tadi.

Suami Takut IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang