Bucin vs Perhatian

2.8K 270 51
                                    

Enggak ngerti lagi kenapa aku setiap hari bisa ngehayalin mereka🙁
Oh ya di part ini nyeritain gimana perhatiannya kai sama soobin.

Selamat membaca!💜

"Astaga mas kan udah aku bilangin, kamu itu jangan sering-sering makan pedas."

"Mas, hati-hati ya dijalan. Liat-liat lampu lalu-lintasnya, jangan asal serobot, terus kamu kalau lagi nyetir jangan main hp."

"Kamu dari mana aja sih? Aku udah beberapa kali nelepon kamu tapi nggak kamu angkat."

"Tuhkan kebiasaan kalau pulang suka lama. Kamu itu kerjanya di mana sih? Di amerika? Di Meikarta? Atau dimana? Atau jangan-jangan kamu kerja di bikkini bottom?"

"Mas, kalau pulang kerja itu langsung mandi! Bukannya lanjut kerja! Nanti kamu sakit gimana? Aku juga yang repot."

Bagi Soobin, kalimat-kalimat di atas sudah sangat biasa baginya, alias sudah sangat sering ia dengar. Setiap hari istrinya akan mengkhawatirkannya, bahkan setiap menitnya pun.

Hueningkai, pribadi yang cerewet, menceramahi suaminya adalah kegiatan yang sudah sering dilakukannya. Baginya menjadi cerewet adalah cara yang tepat untuk memberitahukan rasa sayangnya.

Hueningkai beranjak dari kasurnya, meraih ponselnya yang berada di atas nakas, masih dengan tubuh yang setengah sadar ia membuka perlahan kedua matanya, menatap ke arah layar ponselnya dan melihat sudah pukul berapa sekarang. Betapa terkejutnya Hueningkai ketika tahu bahwa sekarang sudah pukul delapan lewat.

"Astagaa! Udah jam 8! Maaaaasss kenapa aku nggak dibangunin?" Ia berteriak sekencang-kencangnya. Ia yakin Soobin kini tengah berada di dapur menyiapkan sarapan untuk keduanya.

"Mas?"

"Mas? Mas kamu di mana?" Hueningkai berjalan ke arah dapur mencoba mencari keberadaan Soobin, tetapi ia tidak mendapati Soobin di dapur.

"Mas kamu di mana sih?" Ia berjalan disekitaran dapur, tapi tetap saja tidak membuahi hasil. "Apa dia udah pergi kerja, ya. Hmm aku coba telepon dulu lah." Kemudian ia mengotak-atik ponselnya mencoba untuk menghubungi Soobin.

Sambungan terhubung.

"Hallo mas. Kamu di mana?"

"Di kantor. Emangnya kenapa, sayang?"

"Kok kamu udah di kantor sih? Kenapa kamu nggak bangunin aku tadi?"

"Nggak tega soalnya kamu tadi nyenyak banget."

"Jadi kamu udah sarapan belum? Pasti belum kan? Kenapa kamu tadi nggak bangunin aku aja? Kan aku bisa bikinin kamu sarapan."

"Maaf ya, sayang. Tapi aku udah sarapan kok tadi."

"Sarapan sama siapa tadi?"

"Aku sarapan bareng Jun tadi."

"Sarapan di mana?"

"Di Mcd depan kantor...."

"Astaga Soobin! Kan udah kubilang kalau sarapan jangan makan Junk food! Kamu kan bisa makan nasi kuning, bubur, atau apalah itu. Jangan keseringan makan yang kaya gitu, nggak baik buat kesehatan kamu! Kamu itu kenapa sih nggak nurut-nurut sama istri?!"

"Tapi sayang...."

"Mau ngelak kamu? Kamu itu ya udah salah bukannya minta maaf! Ini ya yang aku gak suka!"

"Sayang, dengerin aku dulu ya. Aku itu ke Mcd cuman nemenin Jun. Aku nggak beli makanan apapun disitu."

"Serius? Nggak bohong kan kamu?"

Suami Takut IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang