30

20 0 0
                                    

Tahu, tidak?
Kemarin-kemarin ... ada raga yang begitu mau kamu.
Ada hati yang begitu mau kepekaan kamu.
Dari luar, kalian terlihat dekat.
Kamu menganggap dia baik.

Tapi sebatas itu.

Kemarin...
Dia datang membungkam senja.
Berteriak tak kalah nyaring dari jeritan seribu jangkrik.
Di tepian pantai dia berlutut
Menangis dalam sepi saat ombak perlahan mengikis dua kehidupan.

Benar, dia merutuk.
Memaki dalam hati ketika sadar hatinya menginginkan namamu.
Tapi percuma, terlambat.
Hatinya sudah tak bertuan.
Ia kehilangan.
Dan kamu tahu.

~~~

Empat Likur Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang