Bab 13: Pemasaran Hasil Pertanian
Pertarungan manusia vs iblis masih berlanjut. Akankah manusia yang memenangkannya?
###
Tempat aku berada terasa berefek sepia, segalanya berwarna cokelat tua. Aku berdiri di pinggir jalan raya yang lengang, sementara di seberang sana ada Cris yang tersenyum ke arahku.
Pria berpakaian ala kesatria itu menusukkan pisau ke tubuh seorang pemuda laki-laki yang tergeletak di pinggir jalan. Berulang kali Cris melakukannya, tusuk, tancap, tikam, cocok, tebas, bacok, ke setiap tubuh pemuda yang tak berdaya.
Tak jauh dari tempat tersebut, ada satu iblis berwujud humanoid*. Dia ketakutan melihat penyiksaan dan pembunuhan yang dilakukan oleh Cris. Dia juga berteriak serta meminta pertolongan kepada orang sekitar, tetapi yang namanya iblis, manusia hanya mengabaikannya walaupun tahu dia ada di sana.
(*humanoid= android= mirip dengan manusia)
Merasa tuntas dengan si pemuda yang bersimbah darah cokelat tua juga berhias luka tusuk, Cris membuang pisau. Setelah itu, ia berjalan ke arahku sembari mengernyih. Wajahnya diliputi cairan cokelat tua. Sembari melangkah, Cris menyodorkan lengan, seolah menyuruhku untuk mengambil sesuatu yang ada di atas telapak tangannya. Di tengah jalan, pria tersebut ditabrak oleh kendaraan pihak keamanan-mungkin kereta kuda atau semacam itu.
***
Menguarlah asap bagai uap air yang mendidih dari balik tubuh Cris. Kulit pria itu agak memerah, matanya yang tajam makin menajam, cengkeraman senjata makin erat. Seketika keluar semacam pusaran angin yang menyelubungi tubuhnya. Jubah gelap serta rambut hitam pria itu pun berkibar-kibar.
"Kau akan membayar ini, Iblis!" Amarah Cristopher tidak dapat terbendung lagi. Ia meluapkan seluruh emosinya kepada musuh di depan. Kuda-kuda sempurna telah ia pasang.
"Hahahahaha! Malang sekali rekanmu itu! Sekarang rasakanlah kekuatan Iblis yang mengamuk!"
Tak mau kalah, lawan Cris pun menciptakan badai debu dan kristal dari semacam payung yang berotasi cepat. Jeruji-jeruji berselaput menonjol dari lehernya bagai baling-baling tajam yang berputar laju seperti kipas angin besar. Tak ayal monster ular itu lebih pantas disebut kadal payung raksasa-tanpa kaki.
"Menyerahlah, Manusia! Sebelum merasakan kekuatanku yang mematikan!"
Butiran-butiran debu serta kristal memadat dan membesar menjadi semacam pecahan beling yang beterbangan, berputar-putar di dalam hujan badai. Hujan beling tersebut meluas, menyelimuti Cris dan tubuh monster raksasa itu sendiri. Pecahan beling yang berhamburan ke segala arah membuat kulit Cris terluka kecil, mengeluarkan darah, juga baju Cris sobek-sobek. Namun, pria itu tak gentar. Ia siap dengan pedangnya, menatap tajam dinding kulit tinggi di hadapan.
"Hahahaha! Hei, Manusia! Bagaimana kalau tawaran ini kuberikan padamu saja? Bunuh rekanmu, maka kau akan kubiarkan pergi, haha!"
"Aku tidak akan termakan oleh perkataan menjijikkanmu itu!"
Hujan pecahan beling kian menjadi, terus meluas hingga melingkupi tempat aku berada, yang cukup jauh dari Cris. Namun, butiran beling yang beterbangan hanya terpusat pada Cris. Di sekitar pria itu, pecahan beling sangat banyak sehingga aku tak dapat melihat apa pun.
Aku, yang telah dikalahkan, duduk berselonjor dengan batu sebagai sandaran. Aku tetap berusaha mempertahankan kesadaran dengan membuka sedikit kelopak netra. Tubuhku bersimbah darah, luka bekas tusukan yang parah kututup dengan tangan. Dari sini, sayup-sayup aku dapat melihat Cris yang siap siaga dengan senjatanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tower in Resonance (hiatus lama)
FantasíaMarjan adalah seorang pemuda yang bercita-cita menjadi kesatria tangguh. Maka dari itu, dia bergabung ke dalam party bernama Geng Alpha Besar. Namun, setelah semua anggota Geng Alpha Besar tewas dalam misi "Resonant Tower", Marjan tidak bisa mewujud...