•6•

21 4 1
                                    

Typo bertebaran
Happy reading!!!
.............................................................

Diliriknya jam tangan berwarna pastel yang melingkar cantik dipergelangan tangan mungilnya.

Satu kata yang mewakili keadaannya sekarang 'terlambat'.

sebelumnya dia tidak pernah terlambat entah kenapa hari ini dia bangun kesiangan.

"sial. Gerbang udah ditutup lagi! Mati aja dah gini!." Celutuk Keisha panik melihat pintu gerbang sekolah sudah ditutup rapat.

Dilihatnya kiri dan kanan tidak ada siapa pun bahkan satpam juga tidam ada.

Dengan buru-buru dia memikirkan cara agar bisa masuk kesekolah.

Tidak ada cara lain. Yang penting gue bisa masuk. Batin Keisha.

Dia mulai mengambil ancang ancang lalu melompat menaiki pagar sekolah dengan hati-hati dan mendarat dengan mulus.

Ditepuknya tangan yang penuh pasir saat ingin melangkah tiba-tiba sebuah suara mengintrupsinya.

"mau kemana kamu." sentak seseorang.

Wajah Keisha berubah pucat mendengar suara itu dia langsung berdiri tegak dan membalikkan badannya perlahan.

Saat dia memalingkan tubuhnya hanya terdapat Nean yang berdiri dihadapannya.

Sadar sedang dikerjai Nean, Keisha pun melangkahkan kakinya menjauhi Nean menuju kelasnya karena sebentar lagi guru akan masuk.

Nean yang ditinggal pun langsung menyusul Keisha sambil terkekeh mengingat wajah pucat habis tertangkap basah tadi.

"wow ternyata lo keren juga ya jago amat manjat pagarnya pasti sering telat kan lo." Ucap Nean sambal meimbangi jalan Keisha disepanjang koridor.

"gak." Jawab Keisha datar.

Mereka berjalan dengan cepat dan was was takut ketahuan guru piket.

Bukan, bukan mereka tapi hanya Keisha yang was was Nean hanya berjalan dengan tenang tanpa khawatir sedikit pun.

"hei kalian berdua sedang apa kalian." Teriak pak Gavin dengan kumis tebal yang setia dibawah hidung dan diatas mulut beliau.

Mereka yang kaget langsung berhenti dan mematung ditempat.

Wajah Keisha yang pucat dan Nean yang masih datar walau sedikit raut wajah terkejut sekaligus was was.

"haduh dari suaranya nih kaya suara pak kumis deh, lo sih jalan lama banget ketahuan kan jadinya." Kesal Keisha menghembuskan nafas kasarnya.

Mereka membalikkan badan pelan serentak dengan Keisha yang sedikit menunduk dan Nean yang masih berdiri dengan tenang.

"kalian ini udah jam berapa ini hah? Kamu Keisha bapa kira kamu itu anak yang rajin dan disiplin ternyata kamu sama saja dengan yang lain. Dan kamu Nean kamu itu murid baru tapi sudah berani terlambat." Omel pak Gavin dengan tongkat panjang ditangannya menunjuk kearah Keisha dan Nean.

"ah anu pak kumis eh maksud saya pak Gavin tadi saya lagi bantuin bunda nyuci piring banyak banget jadi lupa sama waktu dan akhirnya telat." Alibi Keisha berharap guru piket dengan kumis tebalnya itu percaya sementara Nean hanya diam menyaksikan.

Pak Gavin atau yang sering dipanggil pak kumis karena kumisnya yang tebal itu kata murid-murid yang lain kalo nama pak Gavin itu terlalu keren gak cocok sama mukanya.

"halah banyak alasan kamu, sekarang kalian berdua berdiri hormat didepan tiang bendera sampai jam istirahat dimulai." Perintah tegas sang guru piket itu.

EspacioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang