🌞3🌞

46 3 0
                                    

Kita tidak boleh patah semangat. Karena ada masa depan cerah yang sedang menanti kita untuk meraihnya.

°
°
°

Warning! Sebelumnya aku mau ngasih tau kalo disini ada beberapa kata dalam bahasa sunda dan mungkin ada dari kalian yg ga ngerti, maka dari itu aku kasih terjemahannya diakhir paragraf ya (yg dicetak tebal). Jadi mohon maaf kalo ga nyaman sama penempatannya :)

Selamat membaca 😊

°°°°°

Hari pertama sekolah Senja berjalan dengan baik kemarin, itu semua berkat Langit. Dia harus berterima kasih kepada Langit karena Langit sudah membantu Senja untuk mengenal lingkungan sekolahnya, dan Langit juga sempat mengenalkan ekskul apa saja yang ada di sekolah, lalu Langit juga mengenalkan makanan apa yang terenak di SMA Setara itu, dan untungnya kemarin guru tidak masuk jadi Senja ada kesempatan untuk keliling sekolah dalam keadaan sepi.

Senja juga sudah menceritakan tentang teman barunya yang bernama Langit itu kepada Laras melalui telfon. Dan bundanya itu merasa bersyukur karena akhirnya Senja bisa mendapatkan teman baru. Selain Laras, Senja juga menceritakan itu kepada Surya dan Ajeng.

"Cie yang udah punya temen baru keliatan semangat banget mau berangkat sekolahnya." Surya meledek Senja yang sedang menikmati sarapannya sehingga membuat Senja tersedak.

"Hush kamu ini, adik kamu lagi sarapan tong diganggu atuh," sahut Ajeng. Senja menjulurkan lidahnya kepada Surya dan wajahnya menunjukkan kepuasan karena Surya dimarahi oleh neneknya.
(Jangan diganggu dong)

Senja pun segera menyelesaikan sarapannya dan langsung berpamitan kepada Ajeng.
"Bekalnya sudah dibawa kan neng?" tanya Ajeng.

Senja menganggukan kepalanya "Udah ko enin, Senja berangkat dulu. Assalamu'alaikum," ucap Senja menyalami tangan Ajeng dan langsung bergegas keluar rumah. "Wa'laikumussalam," jawab Ajeng.

"Surya juga berangkat ya enin," ucap Surya yang juga menyalami tangan neneknya "Assalamu'alaikum enin cantik," lanjut Surya.

"Wa'alaikumussalam. Dasar kamu ya," balas Ajeng sambil menggelengkan kepalanya tetapi Surya sudah lari ngibrit keluar rumah.

°°°°°

Senja dan Surya berangkat bersama-sama. Sebelumnya Senja ingin naik taksi saja tetapi Surya melarangnya, karena Surya takut terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. Apalagi Senja masih baru-baru ini tinggal di Bandung, walau dulu pernah ke Bandung, tapi tidak mungkin dia ingat daerah sini karena dulu ketika dia ke Bandung dia masih berusia 6 tahun dan Surya berusia 10 tahun.

Di perjalanan tak banyak yang Senja dan Surya bicarakan. Surya fokus mengemudi dan Senja fokus menikmati jalanan yang mereka lalui sambil sesekali menghafal arah-arahnya.

"Nah udah nyampe tuan puteri." Ledek Surya ketika mobil yang dia kemudi sampai di depan gerbang SMA Setara. "Sana cepetan turun, jangan lupa bekalnya dimakan ya ade manis ..." lanjut Surya dengan nada menggoda sambil mengacak-acak rambut Senja.

"Ledek aja terus," kesal Senja. Ketika di rumah mood Senja begitu baik, tapi sekarang mood itu sedikit memburuk karena ulah keusilan Surya. "Yaudah aku turun nih."

"Daritadi kek," ledek Surya.
'Dasar abang laknat' batin Senja turun dari mobil sambil membanting pintu mobil.

"Ngambek mulu dasar singa." Lagi-lagi Surya meledek Senja.

"Bodo amat. Udah sana pergi!" Usir Senja kesal.

Surya tidak marah diusir oleh Senja seperti itu, toh dia malah suka membuat Senja kesal. "Nanti pulang abang jemput ga?" tanya Surya.

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang