Kehilangan seseorang yang kita sayangi dan menyayangi kita adalah hal yang sangat menyakitkan, apalagi jika kehilangan itu untuk selamanya.
°
°
°Libur telah tiba. Bukan libur panjang loh ya, maksudnya weekend. Tapi bagi Senja weekend itu sudah seperti libur panjang. Untung saja sekolah barunya full day, jadi dia bisa menikmati libur 2 hari.
Orang lain mungkin jika bertemu weekend akan memutuskan untuk hang out atau jalan-jalan seperti Surya, kakaknya Senja. Tapi tidak untuk Senja, saat Surya mengajak Senja keluar untuk jalan-jalan sekaligus mengantar neneknya ke rumah om Bima--adik dari alm. Ayahnya, Senja menolaknya.
Tentu saja bukan hal mudah menolak ajakan Ajeng dan Surya itu. Senja harus menyiapkan berbagai alasan supaya mereka tidak memaksa Senja, dan alasan yang Senja pilih adalah dia sakit perut dan pusing, tapi itu bukan sembarang alasan, Senja memang merasakan itu karena dia sedang menstruasi.
Untung saja mereka mempercayai Senja, jadi Senja bisa menikmati hari liburnya dengan rebahan dikasur tercintanya. Dan untungnya dikamarnya selama di Bandung ini terdapat Tv, jadi Senja tidak perlu turun ke bawah untuk menonton Tv.
Saat Senja sedang asik menonton Tv sambil rebahan ada saja yang mengganggunya, seperti sekarang ini, padahal Senja baru rebahan, hp-nya sudah berbunyi menandakan ada telfon masuk.
"Ha-" Belum juga Senja menyelesaikan ucapannya, ora.ng itu langsung memotongnya
"SENJAA ... yaampun Senja maaf banget ya gue baru nelfon lo sekarang maaf juga gue baru baca chat dari lo, tiga hari yang lalu kakak gue ngajak camping dan ternyata disana susah banget sinyalnya yaampun, maaf banget ya," cerocos Stella dari seberang sana.
Senja menepuk jidatnya sendiri. Bagaimana mungkin dia bisa mempunyai teman seperti Stella yang bicaranya sudah seperti rapper.
Untung saja Senja sayang pada Stella, kalau tidak mungkin Senja sudah mematikan telfonnya. Padahal dia belum berkata apa-apa tapi Stella sudah bicara panjang kali lebar kali tinggi. Seperti rumus matematika saja.
"Kitela. Rem kamu rusak ya?"
"Senja sialan," balas Stella yang berhasil membuat Senja cekikikan sendiri.
"Salah siapa coba main nyerocos gitu aja udah kaya rapper, bahkan kayanya ngalahin Nicki Minaj," jelas Senja.
"Seriusan nja gue ngalahin Nicki Minaj? Yaampun berarti gue lebih seksi dari dia dong?" tanya Stella diikuti oleh gelak tawanya yang terdengar sangat kencang oleh Senja.
Senja pun ikut tertawa "Ga, masih seksian kucingnya bang Surya," ledeknya. Stella pun bukannya marah karena disamakan dengan kucing malah ikut tertawa bersama Senja.
"Lupain lupain. Gue nelfon lo tuh karena gue butuh penjelasan secara detail soal cogan-cogan temen deket lo itu, yang lo ceritain di chat. Ayo jelasin, mulai dari si Langit Langit itu yang katanya deket banget sama lo."
"Jelasin apa? Kan udah aku ceritain di chat, kamu tinggal baca aja."
"Ih njaa ... Tapi gue tuh pengen denger secara langsung, lebih detail gitu. Atau okedeh kalo lo gamau ngejelasin, biar gue kasih pertanyaan nanti lo jawab, gimana?"
"Iyadeh, jadi pertanyaannya apa?"
"Oke, pertanyaan pertama. Kenapa lo bisa deket banget sama sky"
"Sky?" tanya Senja heran. "Maksud kamu Langit?" lanjut Senja.
"Iya Senja Kalinda Aditya," kesal Stella
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Teen FictionSenja Kalinda Aditya adalah remaja yang sangat ceria bahkan murah senyum, tetapi keceriaan itu direnggut darinya ketika ayahnya mengalami kecelakaan beruntun tepat pada hari ulang tahun Senja, sehingga menyebabkan ayahnya meninggal dunia. Sejak keja...