0.1

6 3 0
                                    


Shea hanyalah gadis biasa pada umumnya. Meski terkesan ketus dan cuek, tak jarang ia berbincang pada teman lainnya. Harus diakui, dia memang sangat famous di sekolah. Bahkan dialah satu satunya gadis beruntung yang selalu mendapat juara di semua olimpiade. Tak hanya itu, dia selalu mampu menyelesaikan tugas secara singkat meskipun ia tak berpikir. Luar biasa memang.

Ayame POV

Seperti biasa, kelas masuk tepat waktu. Kuakui memang akhir akhir ini sensei masuk kelas lebih awal dari biasanya. Mungkin karena sebentar lagi anak kelas 12 akan ujian, mereka menyarankan agar kami selalu datang tepat waktu dan menyelesaikan semua tugas sebelum waktu ujian.

Aku lalu mengeluarkan dua buku tebal dari tasku, seperti yang sensei minta. Kembali aku fokus pada depan, tepatnya ke arah papan tulis yang berjarak kurang lebih sekitar 4 meter di depanku. Kuakui aku bukan gadis pintar yang mampu menangkap semua omongan sensei. Ya meskipun harus berpura pura paham demi satu nilai, nyatanya aku tak se-hebat dia.

Dia- Kaiga Shea. Seorang gadis famous dan sangat sangat pintar hingga tak terdefinisikan sebagai layaknya siswa. Pernah dia membenarkan pembelajaran sensei yang dirasa salah atau malah kurang dipahami. Dan setiap kali dia yang menerangkan, otakku seolah langsung paham dengan semua materi. Satu lagi, dia bisa menebak bahkan menjawab pertanyaan sekalipun dia tak melihat atau mendengar pertanyaan itu. Menakjubkan bagiku, aku pernah berpikir bagaimana jika aku mengidolakannya. Walau harus kuakui aku lebih menggilai anime, aku tetap menyukai Kaiga yang ketus tapi tenang.

Ya, dia duduk di bangku pojok kanan di belakang barisan. Tepat di satu sudut ruangan yang bisa dibilang sangat jarang atau bahkan tak pernah kulihat seorang anak lain melewatinya kecuali Kaiga sendiri. Mungkin kebanyakan dari mereka canggung berhadapan dengan Kaiga. Kepintaran gadis itu seolah di atas rata rata, pantas saja banyak anak yang minder di dekatnya. Akan banyak yang lebih memilih memandangnya diam diam atau malah memotretnya saat keadaan tak biasa.

Tapi ketahuilah, dia sangat cantik. Rambut cokelat, hidung mancung, kulit putih halus, bibir tipis, dan bola matanya yang seperti almond menambah kesan menggemaskan untuknya. Pipinya juga sedikit chubby sehingga ketika dia senyum, pipinya akan membulat bahkan kedua matanya nyaris tak terlihat. Namun sayangnya sampai sejauh ini aku tak lagi melihat Kaiga yang tersenyum. Dia hanyalah gadis ketus dan dingin. Bahkan tak pernah bicara jika saja sensei tidak memintanya menjelaskan materi.

"Kalian bukalah paket hal.48, saya akan kembali lagi kesini." Itu sensei yang tiba tiba bicara dan menghentikan materi untuk sesaat. Mungkin ia melupakan bukunya lagi, makanya ia harus bolak balik ke ruang guru demi mengambil bukunya yang tertinggal.

"Hai' sensei." (Jawab kami bersamaan((kecuali Kaiga)))

Sekian lamanya aku memperhatikan seorang Kaiga Shea, tiba tiba sebuah bolpoin menuju ke arahku. Tepat sekali. Itu mengenai kepalaku yang mungil ini. Huh, siapa sih yang melemparnya?? Apa dia tak tau kekuatan seorang Ayame??

"Na, kenapa daritadi melihat Kaiga terus? Apa kau menyukainya?"

Ck, mulai lagi

"Heeeee~hontoni?? Mizuki menyukai Kaiga? Gak salah nih?"

Bicara apa sih mereka!!

Mengganggu ketenanganku melihat Shea saja. Kedua bocah itu malah membuat bola matanya seolah lebih bersinar layaknya anime yang berhasil mendapat apa yang dia suka. Tapi ketahuilah, mereka sama sekali tak cocok ku definisikan mirip Kaiga Shea. Mereka memang otaku berat layaknya aku, tapi jauh berbeda jika dikaitkan dengannya.

'Heee~sensei kembali datang!! Cepat duduk' Itu suara anak di kelas yang mendadak berisik. Benar saja, tak lama setelahnya sensei kembali masuk ke kelas dengan wajah datar khasnya. Beliau langsung meletakkan buku yang barusan ia ambil ke meja dan melanjutkan materi.

Seperti biasa, hal kecil yang dirasa aneh mungkin sudah sangat biasa bagi semua anak di kelas 12 A. Termasuk Kaiga yang tetap setia duduk di bangkunya tanpa berpikir untuk pergi ke kantin atau tempat lainnya. Berbeda dengan gadis kebanyakan, dia lebih memilih mengerjakan semua hal seorang diri. Dan jangan lupakan wajah datarnya, ia tak pernah sedikitpun terlihat tersenyum pada oranglain. Bahkan jika diingat lagi, terkahir kalinya ia tersenyum mungkin saat awal musim semi tahun lalu, tepatnya saat perpindahan anak kelas 11 ke kelas 12 atau saat tahun ajaran baru.

"Aku suka heran dengannya, dia tak pernah sedikitpun bergantung pada oranglain. Apa se-hebat itukah seorang Kaiga Shea?" Gadis bernama Tsumeda akhirnya buka bicara. Dia yang duduk di bangku nomor dua dari depan yang kini menatap lekat pada Kaiga yang fokus dengan buku kecilnya.

Ya dia sedang berkumpul dengan beberapa anak lain di satu bangku untum makan sekaligus berbincang. Sengaja mereka tak pergi ke atap hanya untuk bicara banyak sambil memperhatikan gerak gerik Shea.

"Na, pelankan suaramu. Kalau Kaiga san dengar, dia mungkin akan mengutukmu bungkam mulut." Itu Rin, gadis disebelah Tsumeda yang setia melahap makananya tanpa sedikitpun ikut melihat Kaiga di belakang. Ia mungkin sudah biasa mendengar berbagai omongan tentang gadis famous itu, hanya saja dia sendiri yang lebih suka mengabaikan omongan oranglain dan menyangkal kalau Shea itu gadis baik baik. Buktinya saja dia selalu murung dan ketus, jika ditanya mengapa? Shea kemungkinan akan menjawab 'bukan urusanmu' seperti jawaban yang didapat Rin beberapa waktu lalu. Orang pasti akan kesal atau bahkan langsung benci dengan lontaran kata seorang Kaiga yang dirasa kasar.

"Mengutuk?"

"Apa kau tak pernah menatap kedua matanya? Pernah sekali aku melihat langsung kedua matanya, dan dia balik menatapku dengan menakutkan. Bayangkan saja dengan wajah datarnya, dia menatapmu kosong seolah kau adalah incaran pelampiasanya." Suara Rin jauh terdengar lebih keras jika dibandingkan dengan berbisik. Tsumeda yang melihatnya langsung menggetuk kepala gadis itu untuk membuatnya diam dan tutup mulut. "Ssstt, jangan keras keras. Kalau dia dengar, mungkin kau yang akan terkutuk."

"Tapi bukankah dia sangat cantik?~ Lihat saja surai indahnya dan mata almond khasnya, bukankah itu menakjubkan? Tak semua orang se-sempurna dia." Itu Ayame yang bicara. Gadis itu malah menatap lekat Kaiga tanpa berkedip sambil menopang dagunya di meja.
Melihat Ayame yang sedikit terkesan 'melebih-lebihkan' rupanya membuat Tsumeda dan Rin bergidik ngeri. Mereka malah memutar bola mata dan kembali melahap makanan di meja.

Kuharap sekarang aku adalah Kaiga san. Dia begitu sempurna layaknya tokoh anime yang sering ku tonton. Bola mata yang sempurna, ditambah dengan poni yang sengaja dibuat sedikit miring. Sangat pas untuknya. Dia-sangat sangat cantik. Jika saja dia ditakdirkan untukku, apa dia akan menerimaku ya?

"Yatta!!"

"??????????"

Baiklah. Sekarang Ayame menjadi pusat perhatian di kelas bahkan seorang KAIGA SHEA KINI MENATAPNYA DALAM!!! Woah, sepertinya Ayame harus berendam lagi sepulang sekolah demi mendinginkan pikirannya yang sedikit memanas. Aura aneh tiba tiba membuatnya sangat sangat mendambakan seorang Kaiga Shea.

"Kaiga san, daisuki." Umpatnya

TBC

There or NoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang