3. Masalah

4.9K 547 7
                                    


Seperti perkataan dan perkiraan putri Fahrani, Ayahandanya sudah mendapat laporan dari pengawal pribadinya Chyou. Saat ini putri Fahrani baru saja tiba di kerajaan TangXing bertepatan dengan matahari terbenam di ufuk barat dan menyisahkan goresan jingga kemerah - merahan di langit.

Putri Fahrani yang sangat lelah karena perjalanan yang cukup jauh dan memakan waktu yang cukup lama pula hanya bisa mendesah saat kaisar Xing Guang Zhao telah menunggu kedatangannya tepat di halaman aula utama kerajaan TangXing yang luas.

Raut wajah pria paruh baya yang masih nampak sehat bugar dan masih tetap tampan di usianya yang telah menginjak 45 tahun lebih itu nampak tidak bersahabat. Dari pancaran mata Ayahanda yang putri Fahrani tangkap, ada kemarahan besar yang ia pancarkan.

"Katakan pada Ayahanda? Apa saja yang mereka lakukan padamu!" Kata kaisar Zhao tegas.

"Ayahanda, aku lelah. Bolehkah aku istirahat saja? Kurasa Chyou sudah menceritakan semuanya" balas putri Fahrani memelas sambil melangkah gontai menghampiri kaisar Zhao.

Kaisar Zhao hanya mampu mendesah. Seharusnya ia tak menyuruh putri kesayangannya yang mengantikannya atau  seharusnya ia menemani putrinya disana sehingga tak ada seorang pun yang berani mengejek ataupun menghina putri kesayangannya. Sayangnya, ada pekerjaan penting dan masalah dalam istana yang harus ia selesaikan bersama putra mahkota Xing Huang Fu yang kini berusia 19 tahun.

Semenjak permaisuri Xie Qiao Feng meninggal dunia 14 tahun yang lalu saat melahirkan putri mereka. Segala urusan istana dalam juga menjadi tanggung jawab kaisar Zhao. Terlebih lagi hingga saat ini kaisar Zhao tak ingin mengangkat seorang permaisuri dikarenakan khawatir kedudukan putra mahkota Fu akan goyah dengan persaingan perebutan takhta antara pangeran ataupun ketenangan dan kedamaian putri Fahrani dengan sikap beberapa ibu sambung (ibu tiri) yang kadang bersikap keras, kesar, kejam dan pilih kasih kepada anak yang bukan terlahir dari rahimnya.

"Baiklah, istirahatlah yang cukup. Dan jangan memikirkan masalah yang menimpamu hari ini. Biarkan masalah itu Ayahanda yang tangani" kata kaisar Zhao yang entah mengapa membuat perasaan putri Fahrani merasa tidak enak dengan segala rencana yang akan Ayahandanya ambil.

.
.
.

Keesokan harinya, putra mahkota Fu nampak melangkah tergesah menuju istana utama dimana kaisar Zhoa tengah menunggunya diruang kerja Ayahandanya. Raut wajah putra mahkota Fu menampilkan raut wajah datar. Seperti Ayahandanya, kemarin ia juga mendengar laporan mengenai mei meinya yang di permalukan di kerajaan TangShi. Karena hal itu ia kini berpendapat jika Ayahandanya memanggilnya sepagi ini pasti karena akan membahas masalah itu dengannya.

"Mengapa kau lama sekali putra mahkota Fu?" Tanya kaisar Zhao saat putra mahkota Fu baru saja tiba.

Putra mahkota Fu yang mendapat pertanyaan dengan nada tidak sabaran dari Ayahandanya lantas memutar bola matanya malas "itu karena Ayahanda memanggil Ben Gong tiba - tiba disaat matahari bahkan belum menampakan diri" balasnya dengan nada sindiran yang membuat kaisar Zhao terkekeh karena sifat dingin dan kejam putra mahkota Fu yang menurun dari dirinya.

"Katakan solusi apa yang akan Ayahanda ambil mengenai masalah kemarin?" Tanya putra mahkota Fu langsung pada intinya.

"Tak bisakah kita berbasa - basi sebentar? Kau sangat serius nak!" Keluh kaisar Zhao yang membuat putra mahkota Fu lantas ingin pergi karena Ayahnya sangat membuang - buang waktu.

Melihat putranya yang hendak pergi, kaisar Zhoa lantas menahannya "baiklah, baiklah. Kau menang. Sekarang dengarkan Ayahanda"

Putra mahkota Fu yang selalu serius, teliti dan selalu berpegang pada prinsipnya itu lantas berhenti dan membalikan badanya kembali menghadap kaisra Zhao. Kaisar Zhao yang melihat putranya yang datar dan kaku itu lantas memberi isyarat agar putranya duduk.

My Perfect Empress [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang