BAB 1

346 90 51
                                    

Seorang gadis berajalan atau lebih tepatnya menyusuri koridor dengan skateboard nya. Meskipun banyak siswa siswi yang terganggu dengan tingkah gadis itu, tapi dia tetap bermain dengan skateboardnya itu. Dia handal dalam menggunakan benda panjang beroda itu, ia mengenal benda itu saat usianya 3 tahun. Dan sejak saat itulah, Ia jatuh cinta dengan skateboard.

Beberapa kali juga gadis itu mengangkat skateboardnya lalu memutarnya, sangat gesit dan keren.

Dara mengernyitkan dahinya saat melihat seseorang berlari seperti orang gila kearahnya, ia tampak tergesa gesa dengan wajah yang tak santai. "Ra, he her hehahah ho huhah?" tanya orang itu, yang sudah berdiri dihadapannya dengan nafasnya yang tak beraturan.

Dara tampak kebingungan dengan kalimat yang diucapkan gadis itu itu. "Apa? Ha hu hah apaan? Mau balapan keong?" tanya Dara.

Gadis itu-Naira menggeleng cepat. "Huhan. He er hehahah ho huhah heho?" Naira membungkuk, menumpu tangannya dilututnya sambil mengatur nafasnya.

"Apaan? Farhan ge'er akting. Huhah? Itu kepedesan bukan?" tanya Dara karna memang ia tak mengerti bahasa baru sahabat satu nya ini.

Naira menegakkan tubuhnya dan menatap Dara tajam. "Sini tas lo!"

Naira berjalan kebelakang Dara dan membuka tas Dara. Ia tampak mencari-cari sesuatu dari dalam tas. Akhirnya, setelah sekian lama Dara menunggu, Naira menemukan harta karun yang sedari tadi ia cari.

Naira membuka dengan kasar buku sejarah milik Dara. "Wahh payah lo. Lo belum ngerjain pr sejarah. Hari ini dikumpulin!"

"Emang ada PR ya?"

Naira berdecak. "Gimana dong. Gue gak ngerjain," eluh Naira.

Dara tersenyum kecil, "Yaudah ayok."

Naira menatap Dara dengan tatapan bertanya.
"Kemana?"

"Cabut lah bego!"

Mendengar itu, Naira langsung menonyor kepala Dara dengan sedikit keras. "Cobat cabut cobat cabut lo pikir sekolah ini stopkontak yang bisa dicabut? Ini sekolah woy sekolah. Sekolah adalah tempat dimana kita mencari ilmu. Kasian mak bapak lo yang kerja demi anaknya sekolah. Banyak orang diluar sana yang gak sekolah Ra, lo harusnya bersyukur bukan malah ngajak bol~" Rangkaian kata kata yang tersusun indah dari mulut Naira akhirnya tercekat karna Dara meletakkan jari telunjuknya didepan bibir Naira.

"Santai aja kali, pr mah kecil. Gue bisa nyelesain pr itu kurang dari semenit," ucap Dara meremehkan. Setelah mengucapkan itu, Dara berjalan meninggalkan Naira yang tampak kesal. 

"WOY RA TUNGGU!"

***

Dara tengah kebut kebutan menyalin pr matematika yang banyak nya bagai manusia yang ngantri sembako dibalai desa, terlebih lagi ia menyalin milik Cello, mungkin lebih dari ngantri sembako. Cello adalah anak kebanggan guru, tentu saja Cello selalu jadi partner contekan untuk Dara. Dara selalu pilih-pilih orang jika menyontek. Yang benar saja jika ia menyontek punya Naira, udah nyontek salah semua pula.

Dara tampak was-was karna bel masuk kelas kurang lima menit lagi. Saat ini ia masih mengerjakan soal nomor tiga dari lima belas soal.

Sedangkan Naira tengah berkutik manja dengan ponselnya, macam emak-emak yang sudah dapat sembako. Karna Naira mengerjakan terlebih dahulu, tadi Dara lebih mementingkan mengangkat telfon dari bundanya. Tadi bunda Dara menelfon karna menanyakan kontak mobilnya, dan itupun menghabiskan waktu lima belas menit.

"Hah, mana nih yang katanya bisa ngerjain pr kurang dari semenit?" tanya Naira yang masih memainkan ponselnya.

Dara menoleh kearah Naira dengan sekilas, lalu melanjutkan kegiatannya. "Gue udah mau selesai."

I Find You [Revisi] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang