15|Introgasi?

22 5 0
                                    

Seperti biasa, Aldillo akan mendatangi rumah Agatha untuk berangkat sekolah bersama. Tepat pukul 07.00, mereka sampai di sekolahan. Sekolah mulai ramai dengan siswa dan siswi. Mereka berjalan beriringan menuju ke kelas. Dari kejauhan, ada mata yang menatap mereka tidak suka. Orang itu adalah orang.

Setelah mereka duduk di bangku mereka, Rian pun datang dan menyapa Agatha namun tak dihiraukan olehnya. Aldillo menatap tak suka kepada Rian.

" Agatha, boleh minta ajarin tugas yang kemarin? " Tanya Rian.

" Kalo lo bodoh, nggak usah masuk kelas unggulan. " Bukan Agatha yang menjawab melainkan Aldillo.

" Gue salah nanya? "

" Kalo punya otak, lo bisa mikir. Nilai pas pas-an aja bangga masuk ke kelas unggulan. Lo nyuap mereka berapa biar masuk ke kelas ini. Mentang mentang tante lo guru olahraga di sini lo bisa semena mena hah! "

Rian terdiam tak berani membuka suara. Memang dasarnya dia bisa di kelas ini karena bantuan dari tantenya yang menjadi salah satu guru olahraga di sini. Padahal Aldillo anak si pemilik yayasan saja tidak seperti Rian. Itu namanya PENYALAHGUNAAN JABATAN.

" UDAH YA, URUSAN KITA ITU UDAH SE-LE-SAI RIAN ABAS! JANGAN GANGGU HIDUP GUE LAGI. " Ucap Agatha penuh penekanan.

" Sayang kamu sebenarnya nggak cinta kan sama cowok kayak dia. " Sambil menunjuk Aldillo. " Kamu masih sayang dan cinta kan sama aku? "

" Gue bukan siapa siapa lo, pacar bukan, mantan bukan. Lo bisa nggak sih nggak usah terlalu obsesi sama gue? Hah! "

" Lo denger kan kata cewek gue? " Tanya Aldillo meremehkan.

" Tunggu waktu aja Tha, lo bakal jatuh ke pelukan
gue. "

" Never! "

Setelah itu, Rian terdiam dan kembali ke bangkunya. Di depan dia diam di dalam dia merencanakan sesuatu.

Gini nih modelan Rian kayak orang yang punya banyak muka. Udah muka jelek malah dibanyakin kan nggak logis. Aneh! Dahlah!

🥑🥑🥑🥑🥑

"Kuyang pliss bantu gue ya? "

" Enggak mau Rian. Gue udah bener bener insaf. Gue sadar, keluarga gue udah terlalu sering menghancurkan keluarga Agatha. Nyatanya mereka malah selalu nolong gue. Kurang baik apa mereka sama gue? "

" Plisss Kuyang. "

" Oh ya, lo jangan terlalu obsesi gitu. Aldillo itu jauh lebih baik dari lo. "

" Ya emang gue sadar. " Nadanya memelas

" Maaf fue nggak maksud. "

" Nggak papa gue bisa usaha sendiri tanpa lo. "

" Pliss Rian, jangan ganggu kebahagiaan mereka. "

" Bodo amat. "

Kuyang berusaha mengejar Rian yang lari. Karena apa? Karena Rian tiba tiba mengambil hp miliknya. Rian berhenti berlari, namun tanganya terangkat ke atas agar hp itu tak bisa digapai oleh Kuyang.

" Balikin nggak. "

" Lo mau bantu, gue balikin. "

" Katanya tadi lo bisa usaha sendiri. "

Kuyang terus berjinjit agar dapat meraih hp nya itu. Hingga ia terpeleset karena tanah yang ia injak ada lumutnya. Kuyang kepleset otomatis Rian juga ikut terjatuh.

Cup

Tanpa sengaja, bibir mereka bertemu. Mereka tanpa sengaja berciuman. Mereka seakan sama sama terhipnotis hingga suara membuyarkan mereka dan mereka segera berdiri.

" So-sory. " Ucap Kuyang dengan gugup dan blushing. Karena malu, Kuyang segera meninggalkan Rian di sana sendiri sampai lupa dengan hp nya.

Entah mengapa, jantung Rian kini berdebar kencang. Rasanya seperti ada ribuan jangkrik yang sedang menyerang di dadanya. Saat dia di dekat Agatha sekalipun, ia tak merasakan desiran ini.

" Aish apaan sih gue. " Gumamnya pelan.

__

Di tempat lain, tepatnya di parkiran sekolah, ada 2 sejoli di sana.

" Aldillo panas tauk nanti kulit aku item gimana? "

" Nggak papa bule kan lebih suka yang eksotis gitu kan. "

" Aelah Al, kamu tu harus bangga menjadi warga negara Indonesia. Kamu itu orang Indonesia. "

" Iya emang aku orang Indonesia, tapi gebetan kamu kan cowok bule kan. "

" Hah gebetan? Yang mana? "

" Yang waktu di Belanda. Nih. " Ucap Aldillo sembari menunjukan sebuah foto yang menunjukan ada Agatha dan Joy.

" Oh iya, itu calon. "

" Tuh kan. Calon apa maksudnya? "

" Calon kakak ipar kamulah, ogeb! "

Aldillo semakin mengerutkan keningnya. Beda hal nya dengan Agatha. Gadis itu malah tertawa melihat tingkah childish lelaki itu.

" Udah ya Sayang, kita pulang aja. Itu namanya kak Joy. Kakak sepupu aku. "

" O. " Aldillo hanya ber-oh-ria.

" Huh cemburuan. Tampang aja sangar tapi jiwanya nggak santuy malah childish gini. "

" Enak aja. " Ujar Aldillo tak terima.

" Gini ya Al, di mana mana itu, yang childish itu harusnya ceweknya lah ini. "

Aldillo melirik Agatha malas. Gadis itu hendak menaiki motornya.

Saat mereka sedang berada di lamou merah, tiba tiba ada pria gagah namun baju yang kumel mendekat ke arah motor Aldillo. Dengan menyodorkan sebuah kaleng yang ingin Aldillo agar mengisi kaleng itu dengan materi.

Aldillo pun memberi uang seratus ribu. Agatha yang meyaksikan itu sempat tercengang. Begitupula debgan oengendara lain yang melihatnya. Sedangkan orang itu hanya tersenyum.

" Mas kalau masih gagah jangan cuman jadi pengemis. " Ujar Aldillo sambil membuka kaca helm full face nya.  " Mas nggak malu apa, masak kalah ama bocah kayak saya. Duit saya aja banyak loh mas. "

Pengemis itu hanya tersenyum kaku. Sedangkan Agatha hanya memutar bola matanya malas. Sejak kapan pacarnya itu mempunyai sifat takabur.

" Jangan mikir aneh aneh. Aku kayak gitu supaya dia sadar. " Ucap Aldillo sekana mengerti raut wajah Agatha.

" Iya. "

Weee! Gimana?

Pelajaran dari bab ini

1. JANGAN BERMUKA DUA

2. Jangan malas mencari uang.

Okeh bwaai everybody. See u .g







Aldiga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang