13|menghindar

20 7 0
                                    

Agatha sengaja berangkat pagi dengan diantar Arga. Karena dia menghindari sesuatu, menghindari yang mungkin nanti bukan miliknya lagi.

Dia melewati koridor sekolah yang sangat sepi, karena jam menunjukkan pukul 06.15. Dia langsung meletakan tasnya lalu pergi.

Disinilah, taman belakang sekolah. Angin angin menerbangkan helaian rambut Agatha yang tidak diikatnya. Dia merasa tenang walaupun sesaat entah kedepannya.

Sementara di tempat lain Aldillo pun kini terpaksa berangkat seorang diri. Diaencoba positif thinking. Sekarang mobilnya telah terparkir mulus di parkiran sekolah.

Di kelasnya, sudah ramai. Tapi kemana Agatha? Tasnya ada, orangnya tidak ada. Dia pun menanyakan kepada teman temannya namun tidak ada yang tahu.

Entah apa yang menuntun Aldillo kini dia telah sampai di taman belakang. Dia menemukan sosok gadis yang dia cari sedang melamun. Setelahnya dihampiri gadis itu namun dia tersadar dan hendak pergi.  Tapi dia mencekal tangannya.

" Kenapa? "

Dibalas dengan gelengan kepala.

" Kalau orang lagi bicara tatap matanya. "

Dengan ketakutan, Agatha menatap manik mata lelaki itu.

" Kenapa sayang? " Tanyanya sekali lagi

" Ka-kalau suatu saat kita pisah gimana? " Tanya gadis itu sambil menahan air matanya.

" Kok kamu ngomong gitu? "

" Emang takdir tidak berpihak kepada kita. "

Aldillo semakin menyerngitkan dahinya. Dia bingung dengan ucapan gadis itu. Dan Aagtha langsing berlari meninggalkan ia disini sendirian.

Di dalam kelas pun Agatha tidak seperti biasanya. Dia hanya diam, berbicara ketika ditanya, itu pun hanya sekedar jawaban singkat.

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, dengan terpaksa Agataha pulang dengan Aldillo. Hening di dalam mobil tersebut. Enggan ada yang membuka suara. Mobil putih kini telah berhenti di depan gerbang menjulang tinggi.

Gerbang tertutup itu di buka oleh Arga.

" Loh kakak kenapa disini? "

" Bukain gerbang. "

" Pak Am- "

Arga berjalan menuju mobil yang akan segera pergi itu.

Tok tok tok.

Aldillo menurunkan kaca mobilnya.

" Ada apa bang eh kak? "

" Ayo masuk dulu mumpung ada mamah. Katanya mau ketemu. "

" Tapi- "

" Udah ayok, mobil lo sekalian masukin. "

Hanya anggukan yang dilakukan oleh Aldillo sembari memasukan mobilnya ke dalam rumah Agatha.

" Eh Aldillo ya? "

" I-iya Tante. "

" Sini masuk, anggap rumah sendiri ya. "

" Iya tan. "

" Eh kok Tante kayak pernah lihat kamu ya? Kayak anaknya pak Haris tuh. "

" Sebenarnya memang saya anaknya pak Haris Tan. "

" Oalah pantesan mirip. Berati kamu memang jodoh dengan anak saya. "

Aldillo menyerngitkan dahinya. Ia bingung dengan perkataan wanita paruh baya di depannya ini.

" Kenapa kamu kayak orang bingung gitu? "

" Emang saya lagi bingung Tante hehe. "

" Jadi gini, ......"

Holaaa semua
Part ini pendek bgt kan?
Ckckckckkkkkwk






Aldiga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang