Walau sudah lama membiasakan diri berteman dengan sepi, tapi bukan berarti semua hal bisa dilakukan seorang diri, semisal perihal mencintai.
Matanya kini menghindar dari tatapanku, tanpa menjawab pertanyaan ia segera membereskan barang-barang yang menemani kesibukannya sedari tadi.
"Kita bahas nanti aja, udah malem Luna tidur ya."
---
Pagi haripun telah tiba, melihat bagaimana sinar matahari dengan nakal mengintip dari tiap sudut jendela. Aku melangkah menyibak gorden jendela yang sekarang tak bisa lagi menghalangi masuknya sinar matahari.
Tidak lama dari itu hadirlah sosok perempuan yang ku yakini dia beberapa tahun lebih tua dibandingkan aku, terlihat jelas dari pembawaannya yang anggun dan dewasa. Entah siapa, namun aku membiarkan dia masuk ke dalam kamarku setelah ia mengetuk pintu. Dengan membawa segelas penuh susu fullcream lalu menyerahkannya padaku.
"Pagi, belum siap-siap buat ke sekolah?" Aku menerima segelas susu itu seraya menggelengan kepala pelan,
"Belum." Jawabku.
"Oh iya, kenalin aku Arselia temennya Ragenta." Melihat aku kebingungan, ia lantas memperkenalkan dirinya, aku segera paham ternyata sosok perempuan cantik dihadapanku ini adalah teman Abangku.
Akupun membalas uluran tangannya,
"Aluna, makasih susunya Kak."
Ia tidak menjawab, hanya tersenyum. "Nanti biar aku yang anter kamu ke sekolah ya." Ujarnya.
Aku lantas menolaknya dengan halus namun tidak berhasil,
"Gak usah Kak, gak apa kok Luna udah biasa pergi naik bus." Jelasku.
Bukan maksud menolak karena tidak ingin hanya saja kurang enak rasanya merepotkan orang yang bahkan baru dikenal.
"Hari ini gak biasa makanya aku bakal anterin kamu, mau ya? Cepet siap-siap, aku tungguin di bawah."
Gak biasa? Memang apa bedanya hari ini dengan hari sebelumnya. Bagi aku semua hari sama, gak ada yang istimewa tapi cukup sederhana karena untungnya aku masih diberi Abang dihidupku.
Aku gak habis pikir ternyata Abang bisa jatuh cinta, hahaha. Memang Kak Arselia memperkenalkan diri sebagai teman tapi aku tahu kok kalau memang kalian bisa lebih dari sekedar teman. Lihat saja sekarang kalian sedang menghabiskan waktu sarapan berdua saling berhadapan.
Yang membuatku semakin yakin akan hubungan kalian berdua yakni dari tatapan Abang, memang Abangku itu gak pandai berkalimat tapi apa saja yang dia lakukan itu selalu didasari perasaan yang tulus dan lagi tatapan Abang pagi ini sangat mudah terbaca.
Mata Abang seolah-olah berkata, "Aku menyayangi wanita ini." Huh, pagi hariku sangat cerah karena mereka berdua.
Tapi aku tidak akan berharap lebih untuk keduanya, karena bagaimanapun semua punya pilihan masing-masing dan aku gak berhak untuk ikut campur atas hubungan kalian.
Sudah cukup banyak memikirkan kalian berdua, aku jadi lupa untuk bergegas merapihkan kamarku, yang akhirnya aku biarkan saja berantakan karena sudah waktunya untuk berangkat ke sekolah sebelum bel pertama berbunyi.
Aku menuruni anak tangga, melihat lagi kedekatan kalian berdua saling berbincang satu sama lain yang aku sendiri tidak tahu apa yang sedang kalian perbincangkan.
Melihat aku hadir diantaranya, Kak Arselia hendak bangun dari duduk. "Udah siap?"
Aku mengangguk singkat, "Udah."

KAMU SEDANG MEMBACA
Kopi Hitamku
Fiksi RemajaAku, dengan kopi hitamku. Kamu, dengan kemeja putih kesayanganmu. Lalu dia? ... Copyright©2019 by Ghnfrs