Putih

72 5 2
                                    

Bersama untuk saling bahagia, kenapa tidak?

Terdiam beberapa detik di depan pintu memberikan senyuman padaku yang kemudian kamu lanjutkan kembali larimu menghindari amukan Pak Broto yang tak juga berhasil menangkap siswa-siswa nakal sepertimu.

---

Jam istirahat pertama sudah bersuara memanggil tiap insan yang beraktivitas di lingkungan sekolah untuk segera mengisi perutnya sebuah asupan.

Puspa sudah lebih dahulu keluar kelas bersama Tama, karena sebelum guru mengakhiri kelas, mereka berdua dipinta untuk mengembalikan beberapa buku paket ke perpustakaan.

Selama itu juga Puspa tidak membuka suara padaku, sepertinya dia benar-benar marah. Namun yang anehnya kini mereka berdua tak lain dan tak bukan, Tama bersama Puspa terlihat lebih akrab daripada sebelumnya.

Alhasil aku harus melangkah seorang diri menuju kantin, selagi Puspa tidak bisa memenami. Karena seperti yang kalian kira bahwa saja di sekolah ini atau bahkan di hidupku hanya Puspa satu-satunya perempuan yang bisa tahan berteman baik denganku.

Dan semoga saja Kak Lia juga bisa berteman baik denganku, ehe.

Bingung apa yang harus kubeli untuk mengisi perut kosongku, karena sialnya tadi pagi aku tidak sempat sarapan bahkan membereskan kamar saja tidak. Ditambah lagi semua gerai yang ada di kantin di penuhi oleh murid yang lainnya.

Hanya ada satu gerai yang sepi, namun disana hanya tersedia minuman saja. Tapi karena malas mengantre panjang ataupun berdesak-desakan dengan murid lainnya akupun memutuskan untuk membeli susu fullcream disana, gerai Abang Koy namanya.

Walau terbilang sepi namun dimeja dekat gerai Abang Koy lumayan ramai karena banyak siswa lelaki yang duduk disana meramaikan suasana kantin. Aku melihat kamu disana, sedang bergurau bersama teman-teman kelas dan mungkin teman club basket juga.

"Hai." Ternyata kamu juga melihat aku.

Lantas aku balas sapaanmu dengan senyuman.

"Cuma beli susu doang, emang kenyang?" Kamu melirik susu kotak yang aku genggam.

"Yaudah kalau gitu beliin dong makanannya tong." Ujar Bang Koy yang tiba-tiba saja ikut dalam percakapan kami.

"Nih aku ada roti satu doang tapi, gak apa ya." Kamu memberikan satu bungkus Roti padaku, dan aku ingin menolaknya.

Tapi kamu langsung menyerahkannya pada tangan kiriku yang kosong. "Dimakan ya."

"Buat Bang Koy mana tong?" tanya Bang Koy yang masih saja ikut dalam percakapan kami berdua. kamu terkekeh pelan dan berbisik pada Bang Koy,

"Beli aja sendiri." Tapi masih bisa terdengar olehku.

Aku ikut tertawa melihat interaksi keduanya. Setelah berucap terimakasih aku hendak melanjutkan langkah menuju kelas, dan kamu mengikuti langkahku.

"Sekarang jadwalnya kelas kamu yang ada pelajaran tambahan ya?" aku mengangguk.

Di sekolah ini, memang dikhususkan kepada seluruh kelas 12 untuk mengikuti pelajaran tambahan satu kali selama seminggu. Tidak semua pelajaran, melainkan apa saja yang nantinya akan ada di Ujian Nasional.

"Iya, Mrs Sherline yang ngisi kelas." Jawabku.

Kamu tak juga menghentikan langkah, padahal baru saja kita melewati kelasmu.

"Boleh gak aku tungguin?"

Aku menoleh padamu, "Ngapain?" kedua bahumu terangkat.

"Pengen aja anter kamu pulang, bolehkan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kopi HitamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang