TAK SANGKA

678 12 1
                                    

Rio mendapat telfon dari Rumah Sakit Jiwa. Ternyata Mira ingin bicara sesuatu. Rio berfikir bahwa Mira sudah sembuh. Dengan cepat, Rio berangkat. Sesampainya disana, betapa terkejutnya Rio. Mira menangis-nangis sambil menyebut-nyebut nama Rio. Rio merasa bahwa Mira sangat kecewa dengan dirinya karena tak mendengarkannya. Begitu Mira melihat Rio, Mira langsung mengatakan "Kamu Jahat, Kamu Tega, pergii" dengan bentakan. Rio merasa sangat bersalah. Ia hanya terdiam dan tak bisa menjawab apa apa. Rio cepat cepat menghindar. Mira belum dibolehkan pulang. Rio sedih

Rio tak tau harus berbuat apa lagi. Ia harus mendapatkan solusi. Ia mencari info-info di internet. Namun sepertinya ia tak bisa melakukannya sendiri. Tiba-tiba, terlintas pikiran. Ia akan mencoba mengundang ustad. Namun hari sudah malam.

Candra selalu nangis di tengah malam. Rio mulai menenangkan bayi itu. Namun tangisan bayi semakin kencang. Rio menggendong bayi itu sampai ia lelah. Bayi itu tak henti-henti menangis. Mendadak Rio meneteskan air mata. Rio baru tau betapa susahnya menjadi ibu diluar sana. Yang tak mementingkan betapa lelahnya dirinya demi anaknya.

Pagi hari pun berlalu, Rio tertidur pulas. Bayi itu sudah tak menangis. Setiap pagi ia menaruh bayi itu di tempat penitipan anak. Tak terpikirkan betapa besarnya resiko pergi ke Mbah Sugi.

Rio sangat bingung, apa yang harus ia lakukan. Mendadak, ia berpikir tentang ustad. Ia baru teringat bahwa ia blm mencoba memanggil ustad ke rumah. Ia cepat-cepat ke masjid. Namun saat itu masjid sedang kosong. Ia mencoba bertanya pada warga. "Permisi, rumahnya pak ustad dimana ya?"tanya Rio. "Lurus, belok kiri yang rumah no 123" jawab warga. Rio langsung mengucapkan terima kasih dan langsung pergi ke rumah pak ustad. Nama ustad itu adalah Pak Usman. Pak Usman adalah Imam sekaligus guru ngaji anak. Pak Usman juga dikenal Hafiz 30 jus. Rio mencoba mengetuk pintu rumahnya. Pak Usman pun membuka pintu. Namun karena sebentar lagi adzan dhuhur, Rio diajak sholat dhuhur bersama.

Beberapa saat kemudian, Rio kembali ke rumah dengan Pak Ustad. Pak Usman mulai membacakan beberapa surat Al-Quran. Lagi-lagi setan itu mengamuk. Setan itu datang menampakan diri di depan Rio dan mencekik Rio dengan kencang. Rio terlempar ke dinding. Pak Ustad membacakan surat lain. Setan itu seperti kepanasan. Ia mulai hilang kendali. Semua barang dilempar. Pak Usman seperti tak ada rasa takut sedikit pun. Ia tetap melanjutkan membaca. Setan itu mulai berbicara. "Ojoo, ojooooo, kurang ajar" (jangaan, jangaaaan, kurang ajar )" teriak setan itu. Mendadak makhluk seram itu tertawa menyeramkan. Setan itu menghampiri Rio dan mengatakan " Koe wes njupuk anakku, balikkeee anakku, balikeeeeeeeeeeeeee!!!!!" Setan itu berteriak kencang dengan bahasa jawa yang artinya "Kau sudah mengambil anakku, kembalikaaaan anakku, kembalikaaaaaaaaaaaan!!!!! Mendengar perkataan setan itu, Ustad itu berhenti membaca. Setan itu kembali menghilang. Pak Usman bertanya pada Rio, "Kamu berbuat apa sebelumnya?"." Saya pergi ke dukun, saya ingin punya anak paaak, sedangkan istri saya sudah bertahun-tahun belum dianugerahi anak Pak!" Rio menjawab sambil sedikit menangis. Pak Usman menggelengkan kepala. Rio merasa sangat menyesal. Pembacaan doa pun dilanjut besok. Rio terpaksa tinggal di kos-kosan untuk sementara. Rio meminta Candra dititipkan dulu.

Keesokan harinya, Rio mendapat kabar dari Rumah Sakit Jiwa bahwa Mira mendadak pingsan di tempat di lantai. Diduga kepalanya terbentur lemari terlalu kencang. Mira dilarikan ke rumah sakit karena cukup parah. Rio cepat cepat pergi kerumah sakit.

Sesampainya di sana, ternyata Mira sudah dilarikan ke ICU dan mengalami koma. Seketika Rio menangis melihat Mira yang dibalut kain di kepalanya. Ia terus berdoa agar Mira sembuh dan masih hidup. Rio keluar dari ruangan dan menyesali perbuatanya. Namun seketika Rio melihat seseorang memakai kursi roda yang sangat mirip dengan Mira namun kursi roda itu berjalan sendiri, Rio tak berani mendekatinya.

Sesaat sesudahnya, Rio mendengar suara bising di kamar Mira, ia masuk untuk mengecek kamar. Namun yang ada hanyalah Mira yang sedang terbaring tak sadarkan diri. Tiba tiba, Mira mengeluarkan suara mengerikan seperti orang tindihan. Rio segera memanggil dokter. Dokter datang dan memeriksa Mira. Namun Mira telah.......

*************

Baca episode selanjutnya ya!

Jangan lupa vote, follow, komen, dan share!

RINTIHAN: SesalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang