PINDAH

609 16 3
                                    


Rio mengadakan pengajian dengan para ustad dan tetangga di Kamar Mira. Semua orang tampak kasihan dengan Rio yang tak bisa menahan tangisnya. Sudah beberapa kali mengusap air matanya, namun air mata itu terus keluar. Rio tak tahu sampai kapan ia akan hidup tak aman dan tak tahu kapan ia bisa berbincang dengan Mira lagi. Pikiran Rio kosong.

(Sisi Mira) Mira terus berdoa dan sangat ketakutan, karena sekarang hanya dia yang masih hidup disitu. Semua orang telah dibunuh oleh makhluk menyeramkan itu. Sekarang hanya Mira incaran para makhluk menyeramkan. Mira memohon ampun dengan apa yang ia perbuat. Namun para setan itu tak bisa menahan marah. Ia lantas berjalan lebih cepat dan tertawa kencang sambil melakukan gerakan-gerakan aneh. Mendadak mulut makhluk itu mengeluarkan darah dan matanya membesar. Setan itu mulai mencolok matanya dengan kuku tajamnya hingga matanya keluar. Mira terkejut dan berteriak keras. Tiba tiba muncul cahaya putih yang menarik Mira.

(Sisi Rio) Tak terasa pengajian telah selesai. Tiba-tiba, terdengar suara teriakan perempuan. Lampu di kamar itu tiba-tiba mati. Rio tak sadar bahwa Mira telah terbangun disebelahnya namun anehnya wajah Mira berubah layaknya setan, ia seperti sedang kesurupan. Mira mengamuk dan mencekik semua orang. Suasana menjadi tegang. Semua barang terlempar kesana kemari Tiba-tiba Pak Usman tercekik sangat keras. Dalam hati, Pak Usman membacakan suatu surat. Namun cekikannya bertambah kencang. Pak Usman memegang kepala Mira. Lalu dibacakan surat yang membuat Mira terlempar kedinding. Mira pun terjatuh dan tak bisa bergerak. Pak Usman pun Me- Ruqyah Mira. Mira terus mengeluarkan suara yang aneh. Mira masih bisa menghancurkan barang dengan telunjuknya. Pak Usman menyuruh warga untuk menali tubuh Mira. Mira terus teriak dan tertawa. Pak Usman menyiramkan sebotol air yang sudah dibacakan surat Al-Quran ke tubuh Mira. Mira berteriak sangat keras. Mendadak, semua Tempat bergoyang dengan kencang. Gempa besar mengguncang Rumah Sakit itu. Mira seakan tercekik. Rumah Sakit itu hampir roboh. Hingga Mira pun menghentikan teriakannya dan kembali pingsan. Mendadak semua suster dan dokter mengecek kamar Mira. Pak Usman kembali membacakan berbagai surah agar Setan yang ada di tubuh Mira hilang tak bersisa. Mira pun memuntahkan darah yang begitu kental dari mulutnya. Namun anehnya, tak hanya darah, ada semacam benda mistis yang mencurigakan. Rio tak heran lagi, ia sudah menduga itu pasti pengaruh dari Mbah Sugi. Hati Rio terasa sangat lega.

Mira terbangun dengan lemas. Badan Mira serasa ringan. Dokter kembali memeriksa Mira. Mira masih harus dirawat. Setelah beberapa minggu dirawat, Mira dinyatakan sembuh. Mira sudah boleh pulang. Rio terasa tak ada beban lagi di hidupnya. Ia bisa kembali dengan istrinya. Dari kejadian itu ia mulai memperbanyak ibadah. Rio berjanji pada Mira bahwa ia tak akan mengulang kesalahannya lagi. Candra pun mulai dirawat kembali. Walaupun Candra selalu menangis tiap malam, tetapi Mira tetap kuat untuk menenangkannya.

Untuk keamanan rumah, setiap malam jumat rumah mereka selalu diadakan acara mengaji bersama. Walaupun masalahnya hampir selesai, tapi menurut Mira tak seperti itu. Ia masih tidak yakin jika semua setannya sudah pergi. Karena Mira masih sering menemukan keanehan di sekitar keranjang tidur Candra. Candra juga pernah tertidur sampai ke kamar mandi. Padahal Candra belum bisa jalan. Namun Mira sengaja tak memberi tahu Rio karena takut Rio kembali sedih.

Rio dan Mira memutuskan untuk pindah dari rumahnya. Rio berharap tak akan ada masalah lagi dirumahnya. Mereka mulai mengemasi barang satu persatu. Rumah yang mereka tinggali cukup nyaman, namun dikawasan itu sangat sepi. Bahkan setiap malam, tak ada suara sama sekali.

2 tahun kemudian, Candra sudah mulai bisa jalan. Candra sudah mulai berani tidur sendiri. Candra selalu tak mau jika ke kamar mereka. Ia justru selalu takut jika pergi ke kamar Rio dan Mira. Karena kata Candra didepan pintu kamar mama dan papanya selalu ada perempuan yang selalu tersenyum menyeramkan. Rio dan Mira menduga bahwa Candra adalah anak indigo. Di tengah malam, Candra ingin pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil. Candra pun membuka pintu kamar mandi dan segera pipis. Ia terkadang tak menutup pintunya karena tak berani. Ia mulai pipis. Kriek..kriek...krieek, terdengar suara pintu kamar mandi bergoyang dan mulai menutup sendirinya. Karena arah buang air kecil Candra membelakangi pintu. Candra hanya bisa melihat dari kaca didepan. Tak sangka, di balik pintu terlihat seorang pria dengan kain kafan terikat di tubuhnya. "Pocong!!!!", Candra terkejut dan.....

*********
Penasaran dengan kelanjutannya?
Tunggu ya!

Jangan lupa vote,komen, share, dan follow akunku ya!

RINTIHAN: SesalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang