"Ah, bau apa ini?" kening Sejeong berkerut, ibu jari dan telunjuknya bergerak menjepit hidungnya, memilih bernapas melalui mulut ketimbang mencium bau yang mengganggunya.
Doyeon yang penasaran lantas sibuk mengendus-endus udara, bergerak menelusuri bau yang dimaksud Sejeong. Tubuhnya condong ke arah seonggok manusia yang terkapar di meja sambil menenggelamkan wajahnya diantara lipatan kedua tangannya. Ya, orang itu adalah Hyeyoon.
"Bau koyo?" tebak Doyeon, berbicara kepada dirinya sendiri. Tangannya bergerak menyingkirkan rambut yang menutupi leher Hyeyoon. Dan benar saja, selembar koyo menempel di bagian belakang leher Hyeyoon.
"Hei Hyeyoon-ah" panggil Sejeong sambil menggoyang-goyangkan tubuh Hyeyoon. Kedua jarinya masih setia menjepit hidungnya, Sejeong tidak suka bau koyo, minyak kayu putih, dan semacamnya.
"Hng.." kepala Hyeyoon menoleh ke kanan, masih bertumpu pada lipatan kedua tangannya di atas meja. Matanya tertutup meskipun tidak tidur, bibirnya mencebik seperti bebek, jelas sekali dia tampak lelah.
"Ada apa? Kau habis kerja rodi sampai pakai koyo segala?" tanya Sejeong, suaranya terdengar sumbang karena berbicara dengan hidung tertutup.
"Tidak." Hyeyoon menggeleng.
"Lalu?" tanya Doyeon. Untungnya Doyeon tidak ikut-ikutan Sejeong menutup hidungnya, suaranya terdengar normal.
"Aku jalan-jalan dengan Kwangsoo Oppa kemarin." jawab Hyeyoon singkat.
"Aaaah" ujar Sejeong dan Doyeon bersamaan. Mereka mengangguk-angguk paham, mengerti apa yang terjadi ketika kedua bersaudara itu pergi bersama. Leher Hyeyoon pegal karena kebanyakan mendongak.
Hyeyoon mempunyai keluarga yang unik. Diantara semua anggota keluarganya, hanya Hyeyoon yang bertubuh kurang tinggi. Ayahnya (Seo Janghoon) mantan atlet basket dengan tinggi 2 meter, ibunya (Choi Jiwoo) juga termasuk tinggi untuk ukuran perempuan, sekitar 170 cm lebih, dan kakak laki-lakinya (Seo Kwangsoo), jangan ditanya, tingginya 190 cm dan diterima sebagai polisi berkat tinggi badan yang mendukung. Sementara pertumbuhan Hyeyoon berhenti ketika dia SMP di angka 160 cm. Aneh tapi nyata. Hyeyoon kecil sering mempertanyakan apakah dia benar anak kandung ayah dan ibunya. Dan yang diterimanya adalah sentilan dahi oleh sang ayah, pukulan sendok makan oleh sang ibu. Namun keduanya menjawab bahwa Hyeyoon adalah anak kandung di keluarganya. Berbeda dengan Kwangsoo yang suka sekali menjahili Hyeyoon.
Pernah suatu ketika, Kwangsoo saat itu berusia 18 tahun dan Hyeyoon berusia 7 tahun. Kwangsoo yang sudah cukup usia menelan berbagai pahit dan manis dunia, serta segala bentuk kecurangan mengatakan pada Hyeyoon "Hyeyoon-ah, sebenarnya kamu bukan anak kandung keluarga ini. Kamu anak yang ditemukan di bawah jembatan di dekat rumah saat hujan deras dan air pasang hingga hampir tsunami."
Orang bodoh sekalipun tidak akan percaya dengan omongan Kwangsoo barusan. Ekspresinya sangat tidak meyakinkan, kelihatan sekali bohongnya. Lagipula tidak ada jembatan di dekat rumah mereka. Dan mereka tinggal di Seoul, tidak pernah sejarahnya ada tsunami di Seoul. Namun lain halnya dengan Hyeyoon kecil yang kelewat polos. Dia menelan mentah-mentah perkataan Kwangsoo dan syok berat. Kedua orangtuanya lantas mengeluarkan sejumlah uang untuk melakukan tes DNA, membuktikan bahwa Hyeyoon adalah anak kandung di keluarga mereka. Sejak saat itu Hyeyoon belajar untuk tidak mudah percaya pada perkataan Kwangsoo.
"Kalian pergi kemana?" tanya Sejeong, masih dengan suara sumbangnya. Sejeong bergerak mundur dengan kursi yang masih didudukinya untuk menjauh agar tidak mencium bau koyo Hyeyoon.
Hyeyoon membuka matanya, meskipun sepasang mata cokelat itu masih terlihat mengantuk. "Ke mall, beli kado untuk ulang tahun Sunbin Eonni."
"Sunbin Eonni yang model itu? Kwangsoo Oppa masih pacaran dengannya?" Doyeon terlihat antusias.
"Eoh, mereka masih pacaran. Kwangsoo Oppa beruntung sekali dapat pacar secantik Sunbin Eonni, padahal dia nggak ganteng." jawab Hyeyoon. Jangan salah paham, Hyeyoon memang cenderung berkata kasar dan mengejek kakak laki-lakinya. Tapi sebenarnya dia tetap menyayangi Kwangsoo, sejahil apapun Kwangsoo pada Hyeyoon, terutama ketika mereka masih kecil.
"Kwangsoo Oppa nggak jelek kok, terutama ketika dia pakai seragam polisi." cetus Sejeong, yang punya fantasi tersendiri tentang pria berseragam.
"Ya, lagipula Kwangsoo Oppa tinggi." tambah Doyeon.
Hyeyoon seketika bangkit dari posisinya semula, duduk tegak dengan wajah tidak senang. "Apa bagusnya tinggi? Menyusahkan orang, bikin sakit leher karena harus mendongak terus."
Doyeon, si manusia tinggi tampak tidak senang Hyeyoon merendahkan kaumnya (kaum orang tinggi). Namun Doyeon sudah memaklumi tabiat Hyeyoon yang alergi dengan orang tinggi mengingat penderitaan Hyeyoon selama belasan tahun hidup diantara anggota keluarga yang tingginya beda jauh dengannya. Sebenarnya awal mereka masuk SMA, Hyeyoon tampak tidak suka dengan Doyeon karena Doyeon terlalu tinggi. Namun berkat Sejeong sebagai penengah mereka bertiga akhirnya bisa berteman.
Doyeon yang tadinya menyerah untuk mengeluarkan protesnya pada Hyeyoon, seketika tersenyum miring ketika melihat seseorang berjalan ke arah mereka. "Hei, itu pacar tinggimu datang." ujar Doyeon sambil menunjuk ke arah orang yang dimaksud dengan dagunya.
Hyeyoon dengan malas beralih memutar kepalanya ke kiri, bersamaan dengan Sejeong yang melihat ke arah yang sama.
Orang itu lantas melambai-lambaikan tangannya ketika dilihatnya Hyeyoon sedang menoleh. "Hyeyoon-aaaah" panggil orang itu, kakinya bergerak lebih cepat.
Mata Hyeyoon terbelalak. Seketika ia berdiri dan melarikan diri. Kemana saja, asal tidak di sini, pikir Hyeyoon.
"Kau kalah cepat, bung" ujar Doyeon ketika orang itu sampai di meja mereka.
Orang itu, Rowoon, tertawa kecil. "Lain kali tahankan Hyeyoon untukku."
"Satu susu pisang tiap kali berhasil, deal?" tawar Doyeon, mengulurkan tangannya, mengajak bersalaman.
"Deal" jawab Rowoon mantap kemudian menyambut uluran tangan Doyeon. Mereka bersamalan, layaknya pebisnis yang sedang menjalin kerja sama.
Sejeong geleng-geleng kepala melihatnya. Hyeyoon tidak tau saja dia sedang dijual temannya sendiri demi susu pisang.
"Rowoon-ah, aku mau susu strawberry, deal?" tawar Sejeong, tidak mau kalah.
\(>,<)/
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Girl [Rowoon × Hyeyoon]
Fanfictionaku suka dia, kecil, imut - rowoon aku nggak suka dia, tinggi, bikin sakit leher - hyeyoon tentang cowok dan cewek yang perbedaan tingginya jauh