Author POV
Beberapa menit yang lalu Ulfa terlonjak keget dan liat sekarang ia menunduk Heran dengan dahi yang mengerut terdiam tak berkutik di tempat duduknya. Siapa yang membuatnya seperti itu? Kalian tau siapa dia. Ya Delvano Guzalvo. Entah angin dari mana ia datang ke kelas disalah satu fakultas kedokteran, untuk menemui Ulfa?Yap. Lihat suasana kelas begitu hening pasalnya ketika Delvano sampai di kelas itu, semua yang berada diruangan pergi entah kemana. Hanya terdengar samar-samar suara bisikan dari mahasiswa di luar kelas yang ingin tau apa yang Ulfa dan Delvano lakukan. Namun Naufan dan Kenan langsung mengusir mereka .
"Ada perlu?." Tanya Ulfa yang masih menunduk. Di tidak tau harus berbuat apa, bagaimana bisa di berdua di kelas bersama seorang pria. Jika di kabur pasti tak akan bisa karena Naufan Kenan berada tepat di depan pintu.
"Tatap orang yang lo ajak ngomong." Ucap Delvano dengan tangan yang terlipat di depan dada.
Ulfa melihat ke arah Delvano lalu menunduk lagi. "Kenapa?Angkat kepala lo!."
Mau tak mau Ulfa mengangkat kepalanya menatap lurus ke depan sedangkan Delvano masih memperhatikan wanita cantik itu dari samping kanan tempat ia berdiri.
"Gue mau buat perjanjian." Ucap Delvano kemudian.
"Perjanjian?." Raut muka yang terkejut ia perlihat kan kepada Delvano.
"Nih baca, tandatangan di bawah. Kalau Lo ga mau ada konsekuensi yang harus Lo terima." Delvano meletakkan kertas di hadapan Ulfa yang baru diberikan Kenan kepadanya.
Ulfa membaca seksama Isi dari perjanjian yang dibuat Delvano.
"Kenapa saya harus menyetujui perjanjian ini?." Meskipun ada rasa ragu Ulfa menanyakan hal itu. Kenapa tiba-tiba Delvano Muncul dan ingin membuat perjanjian dengannya.
"Karena gue mau." Jawab Delvano Tegas.
Ulfa tak habis fikir bagaimana Delvano bisa semena-mena melakukan ini. Apalagi ada materai di kertas itu. " Dan kalau Lo nolak, konsekuensinya Lo harus jadi pacar gue." Tambah Delvano.
Derr..seperti tersengat lebah tubuh Ulfa kaku. Kemudian ia beristighfar berdoa dalam hati bahwa semua ini hanya mimpi. "Pacar?." Tak hanya Ulfa yang terkejut dengan ucapan Delvano tapi kedua sahabatnya juga. Apa-apaan ini,pikir mereka.
"Iya, tinggal Lo pilih menyetujui perjanjian ini atau jadi pacar gue."
"Saya ga bisa." Ucap Ulfa ketus.
"Lo harus pilih !." Suara Delvano meninggi sorot matanya tertuju pada Ulfa dan lagi-lagi membuatnya terkejut.
"Ya Allah Apa yang harus hamba lakukan." Tanyanya Dalam hati.
Kemudian terlintas ide yang cemerlang di otak Ulfa. "Saya akan menyetujui perjanjian ini,tapi dengan beberapa syarat."
Tanpa berfikir panjang Delvano menyetujui permintaan Ulfa. Ia menulis syaratnya di kertas itu dan menandatanganinya. Kemudian menyerahkan kertas itu kepada Delvano.
Ada tanda tanya saat Delvano membaca syarat yang ditulis oleh Ulfa "Apa itu syariat?." Tanyanya pada Ulfa.
"Cari jawabannya pada orang yang tepat." Ulfa berkata dengan senyum tipis yang hampir tak terlihat. "Silakan Anda tandatangan juga." Lanjutnya.