5).Lia🌸

341 14 3
                                    

"Tunggu...." ucap Delvano setengah berdiri dari tempatnya

"Iya?." Ulfa menoleh sekilas lalu kembali menunduk. Terlintas di pikirannya Apa yang akan Delvano lakukan padanya.

Sebuah tangan terulur didepan Ulfa dengan Handphone di atasnya. Ulfa baru menyadari bahwa benda itu miliknya. Ulfa mengambil benda pipih itu.

"Terimakasih." Kemudian ia berlalu begitu saja. Mereka bertiga melihat Ulfa menghilang di pintu kantin. Delvano tak ambil pusing dengan sikap Ulfa karena ini sudah terjadi ke-tiga kalinya saat mereka bertemu.

Delvano membalikan badan,ia mendapatkan tatapan tajam,seolah meminta penjelasan tentang apa yang baru saja terjadi baru  dari kedua sahabatnya . Delvano menjawab dengan mengangkat bahu. Hal itu membuat ke dua sahabatnya jengkel.

"Jadi dia cewe waktu itu?." Tanya Naufan penasaran sekaligus menebak kemungkinan itu.

"Ya." Delvano menjawab sembari melahap bakso yang ia pesan dan baru datang beberapa menit.

"Cewe yang mana?." Tanya kenan tak mengerti apa yang dibicarakan mereka.

Kedua nya tak menjawab hingga membuat kenan frustasi.

"Woi kalian punya kuping ngga sih?."ucap Kenan sedikit berteriak."Hee gue tanya sama kalian duo kutu!!." Kenan mulai emosi dan terus berteriak.

Delvano juga Naufan pun keluar kantin menginggalkan Kenan.Tak perduli Kenan berteriak memanggil mereka berdua. Delvano dan Naufan berjalan sambil bertos ria. Karena berhasil membuat Kenan Marah.

Mungkin kalian juga pasti kesel punya Sahabat yang suka buat kalian emosi dan selalu ningalin kalian seperti mereka berdua.

*//*

"Disini senang disana senang dimana hati ku senang yeyeyey.Si kenan cekep si kenan keren.Dimana-mana banyak yak suka oooeeeoo..di sin..."

"Iss bisa diam ngga,lo itu udah mahasiswa Kenan. Masih aja nyanyi kaya anak TK." Teriak Naufan pada Kenan yang terus bernyanyi tidak jelas di dalam kelas sejak 15 menit yang lalu.

Kenan kesal dengan ucapan Naufan."Terserah gue dong,Ngga ada peraturan mahasiswa ngga boleh nyanyi lagu anak-anak kan?" Ucap Kenan dengan songongnya.

"Lo bilang Terserah. Nih liat kuping gue ape merah. Sakit dengerin suara Lo." Naufan menunjukkan kupingnya yang merah, sebenarnya bukan karena suara Kenan tapi memang Kuping Naufan gantal digigit nyamuk.

Saat ini Delvano tak menghiraukan kedua sahabatnya itu. Hal seperti ini memang sering terjadi. Jika diperhatikan dengan seksama kelas Delvano sedang menunggu dosen mata kuliah selajutnya. Tapi liat Para kaum hawa itu sedang memperhatikan Delvano yang duduk bersandar dengan handset ditelinga serta mata yang terpejam. Terlihat sangat tampan. Ada banyak yang melihat dari pintu,jendela,bahkan yang berada dikelas pun sama.

Dari dulu memang seperti ini para hawa sangat mengagumkan seorang Delvano. Bukan hanya Wajah tampanya ,IQ,dan garis keturunan pun sangat mendukung seorang Delvano. Meskipun bagi Delvano sangat menganggu. Tapi dia berusaha menikmati hidupnya yang hampir dikatakan sempurna.

Tiba2 ia teringat sesuatu.

"Fan bukanya Lo kemarin bilang liat kak Lia ?." Delvano bertanya karena memang kemarin dirumah Delvano,Naufan mengatakan bahwa ia melihat Kak Lia.

"Kak Lia sahabatnya kak Alex?" Tanya Kenan ikut penasaran.

Naufan mengangguk "Ya ,gue liat kak Lia di mall. Gue ragu dia kak Lia atau bukan. Soal nya di pakai jilbab. Awalnya gue mau nyapa, tapi ya gitu keadaan ngga mendukung."Delvano dan Kenan mengangguk mengerti. Ya mereka sudah lama tidak bertemu Lia. Wajar saja jika mungkin Lia berubah, mereka bertiga tidak tau.

Delvano beranjak dari tempat duduk mengambil tas dan jaketnya. Naufan , Kenan mengikutinya. Keduanya paham kemana Delvano akan pergi. Belum lama mereka pergi,dosen masuk ke kelas mereka. Delvano, Naufan,dan Kenan mungkin terlalu menyepelekan dosen killer yang satu ini dan entah apa yang akan terjadi besok kepada mereka bertiga.

*//*

Cafe Zen

Perempuan yang ditunggu meja nomor 13 itu memasuki Cafe. Terlihat ia tersenyum ke arah meja nomor 13 yang di isi dua orang laki-laki seumuran. Sebelum perempuan itu menghampiri mereka. Ia mencari seseorang yang ia telfon beberapa jam yang lalu. Ternyata orang itu sedang mengobrol dengan salah satu pegawai cafe tersebut. Belum sempat ia menghampiri,orang itu melambaikan tangan.

Keduanya pun menuju meja nomor 13 yang telah disiapkan bersama. Mereka mengucap salam kemudian  duduk bergabung. Di meja nomor 13 empat orang tengah duduk manis, saling menanyakan kabar satu sama lain. Mereka mengobrol dengan asik.

"Subhanallah Lia kamu sangat berubah." Ucap Hasan yang mengetahui perubahan Lia yang drastis.

"Tentu saja, kalian tau dia satu tahun ini hijrah ke berbagai daerah dan negara mencari ilmu agama loo." Jelas Sila orang yang menemani Lia di pertemuan makan siang ini.

"Subhanallah." Ucap Azmi dan Hasan bersamaan.

Baru setengah tahun yang lalu Hasan mengetahui bahwa Lia telah menjadi Mualaf. Padahal Lia lebih dulu menjadi seorang muslim sebelum Hasan. Kok bisa?Iya memang. Hal itu dikarenakan komunikasi mereka yang pernah terputus. Lia masuk Islam Awalnya ketertarikannya sejak lama dari mulai mendengarkan orang membaca Al Qur'an,suara adzan,lagu rohani yang membuat hati merasa lebih tenang lebih damai. Dari dulu ia ingin masuk Islam,hanya saja ia mempertimbangkan pendapat keluarganya nanti. Hingga ia bertemu dengan Azmi yang membuatnya membulatkan niatnya. Dulunya Lia adalah rekan bisnis Azmi di luar kota, Lia yang sudah berkecimpung di dunia bisnis sejak SMA dan Azmi yang baru masuk kuliah tertarik dengan hal bisnis. Bertemulah mereka dengan profesi yang sama, kebetulan perusahaan mereka bekerjasama saat itu. Azmi tidak bisa mengajari Lia secara langsung maka Azmi memperkenalkan Sila padanya. Dan begitulah saat ini mereka berempat bersahabat.

Setalah kurang lebih dua jam mereka mengobrol. Mereka berpamitan untuk pulang. Mungkin lain kali mereka akan merencanakan pertemuan lagi dengan waktu yamg lebih lama. Karena menurut mereka waktu yang merka gunakan saat ini masih belum cukup.

Lia berniat untuk pergi ke kantor menyiapkan bahan untuk meetingnya ,Lia tidak sempat menyapa si pemilik Cafe, mungkin nanti pikirnya.Ketika Lia hendak keluar dari pintu.Perpapasanlah ia dengan dua pemuda yang sepertinya ia kenal. Lia masih sempat  mematung ditempat ia berdiri. Seketika ingatannya muncul,mereka berdua ini..

"Kalian..."

🌸🌸🌸

Hi,gimana?.Semoga part kali ini tidak mengecewakan ya :)

BEDA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang