4.R E V A N R A |REVISI|

34K 1.7K 11
                                    

HAPPY READING!

Vote komen share bisa yok bisa🍭
.
.
.

Maura mendongakkan kepalanya ke depan saat mendengar suara motor yang berhenti tepat di depannya.

Dengan raut wajah yang bingung, Maura mengangkat kedua alis lantaran tak bisa melihat wajah pengendara itu.

"Naik!"

***

"Hah?" Maura menunjuk dirinya sendiri lalu memutar kepala ke arah belakang.

Cowok yang tengah mengendarai motor sport itu membuka helm fullface-nya lalu berucap. "Mau hujan, naik buruan."

"Kak Vino?" gumam Maura dibalas deheman oleh cowok yang bernama Vino tersebut.

"Eh nggak usah Kak. Entar gue naik taksi aja."

"Jam segini taksi nggak ada yang lewat," ucap Vino masih tidak menampilkan ekspresi apapun. 

"Emang nggak ngerepotin, Kak?" ucap Maura tak enak.

"Naik atau gue tinggal?" tanya Vino tegas lalu kembali memakai helm fullface-nya.

"Eh iya Kak, gue ikut." Maura dengan cepat bangkit dari duduknya dan bersiap menaiki motor tinggi itu.

"Bisa?"

Maura mengangguk, menatap mata Vino dari kaca spion yang menatapnya. "Yuk!"

-/-

"Makasih ya, Kak," ujar Maura setelah turun dari motor Vino.

Vino berdehem pelan. Membuka kaca helmnya lalu menatap wajah Maura saksama. "Gue balik."

Maura menatap punggung Vino di atas motor yang menjauh itu. Perempuan itu mengindikkan bahunya tak acuh.

"Pacarnya ya?" goda satpam di rumah Maura.

"Eh, nggak Mang, bukan." Maura tertawa canggung.

"Kirain pacar." Satpam itu tertawa kecil.
Maura terkekeh pelan. "Daddy udah pulang belum, Mang?" Satpam itu mengangguk.

"Beneran? Ya udah, Maura mau masuk ke dalam sekarang," girang Maura lalu berlari menyusuri halaman rumahnya yang luas.

Dengan senyum lebar, Maura mulai berlari masuk dari pintu utama rumah itu.

"Daddy!"

Di sana, kedua orang tuanya yang tengah berbincang di sofa ruang tamu langsung menoleh ke Maura.

Arga dan Sandra lantas bangkit dari duduk  dan tersenyum hangat menyambut Maura. Arga membentangkan tangannya lebar, memberi akses kepada putri semata wayangnya untuk masuk ke dalam dekapannya.

Maura tersenyum haru. Ia lekas berlari dan langsung berhambur ke pelukan Arga. "Maura kangen ... Daddy kenapa lama banget perginya?"

Arga tersenyum, sekilas ia melirik ke arah Sandra yang menggelengkan kepala melihat tingkah Maura. "Maafin Daddy, sayang. Masalahnya lumayan rumit, makanya Daddy pulang lebih lama dari jadwal biasa," jelas Arga dengan tangan yang bergerak mengelus rambut Maura yang tergerai bebas.

REVANRA [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang