1.R E V A N R A |REVISI|

93.2K 2.7K 77
                                    

HAPPY READING!
SELAMAT DATANG DI CERITA ABSURD PUNYA LULU!

KALIAN PEMBACA BARU ATAU PEMBACA LAMA NIH?

Vote dulu sebelum baca dong? Please, hehe.

.
.
.

Terik mentari sudah masuk melalui celah-celah gorden di kamar itu. Namun tetap saja, sang pemilik kamar masih setia bergelung nyaman di dalam selimutnya.

TRING! TRING! TRING! Dering alarm yang kuat membuat Maura menggeliat malas karena terusik dari tidurnya. Ia meraba-raba nakas, berusaha mencari sumber suara bising itu.

Mata Maura membulat sempurna saat matanya melihat angka yang tertera di jam digital itu. Masih dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya, perempuan itu dengan cepat menyibak selimut dan turun dari ranjang lalu berlari menuju toilet yang berada di kamar itu.

Tidak lama setelah itu, Maura memakai seragamnya dengan kekuatan cepat lalu ke luar dari kamarnya. "BANG DIRGAAAA! KENAPA LO NGGAK BANGUNIN GUEEE? GUE TELATTT, ABANGKEEEE!" teriak Maura saat menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa sembari menenteng sebelah sepatu di masing-masing tangannya.

"Maura, jangan teriak ih!" ucap Sandra dari dalam ruang makan. Ia bergeleng kecil melihat wajah cemberut Maura yang mendatanginya.

"Abang kamu udah berangkat dari tadi ke kampus. Dia juga udah bangunin kamu, tapi kamunya aja yang tidurnya kayak kebo."

"Mommy juga kenapa nggak bangunin aku sih? Udah telat nih, Mom," sungut Maura dengan tangan yang sibuk mengikat tali sepatu.

"Mommy udah bangunin kamu berkali-kali tau," cibir Sandra.

"Iya-iya. Maura yang salah." Maura bangkit dari duduk nya di lantai lalu berjalan cepat ke arah Sandra. Segera Maura mencium pipi Sandra sekilas.

"Maura berangkat sekarang. Assalamualaikum."

"Eh! Sarapan dulu, Maura," ucap Sandra sedikit keras sembari menatap punggung Maura yang menjauh.

"ENTAR AJA MOMMY!"

"Haduhhh ... itu anak kapan berubahnya sih? Ya Allah," gumam Sandra menggelengkan kepalanya.

/-/

"

Mampus gue!" decak Maura frustasi menatap pagar tertutup yang menjulang tinggi di hadapannya.

"Insom karena mikirin gue?"
Maura membalikkan tubuhnya saat mendengar suara yang tak asing itu. "Ck! Lo lagi! Lo lagi! Stalker  ya lo?!"

"Ngaku aja kali. Nggak usah gengsi." Revan terkekeh pelan.

"Pede banget lo!" kata Maura menatap sebal Revan. Sementara Revan tertawa lebar membuat Maura semakin kesal.

"Gila!" sarkas Maura lalu kembali memutar tubuh menatap pagar tertutup itu. Revan menggelengkan kepalanya pelan lalu memutar tubuh dan berjalan menjauhi Maura.

Maura membalikkan tubuhnya kemudian sedikit berlari mengejar langkah kaki Revan yang menjauh.

Revan memberhentikan langkah, kemudian berbalik menatap Maura. "Apa?"
"Mau bolos ‘kan lo?" tuduh Maura.

"Sorry, gue lagi nggak mood  buat bolos," ucap Revan membuat Maura mendengus pelan.

"Ck, sok alim," cibir Maura membuat Revan menghela napas. "Terus gimana? Gue juga nggak mau bolos."

REVANRA [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang