10. R E V A N R A |REVISI|

26.3K 1.2K 33
                                    

HAPPY READING
Masih ada penghuni lapaknya nggak sih? Komen dong😭👉
ANW, maaf lama banget baru up!
Cek juga cerita sebelah yaa hehe
.
.
.

Maura termenung di bawah pohon rindang yang berada di lapangan sekolahnya. Perempuan yang duduk di bangku taman itu termenung memikirkan ucapan ayahnya tadi malam.

Maura berdecak karena bosan menunggu kedua sahabatnya yang belum juga kembali dari kamar mandi. Masih dengan pandangan kosong ke depan. Maura terpaksa menoleh saat tiba-tiba saja seseorang duduk di sebelahnya.

"Nggak pernah liat orang ganteng?"
Maura mendelik tak suka lalu membuang muka ke arah lain.

"Kenapa lo? Ada masalah?" tanya Revan lagi.

"Gue, ck. Apaan sih." Maura menatap Revan dengan tatapan kesal. Hampir saja ia keceplosan.

Cowok dengan baju olahraga yang melekat pada tubuhnya itu menghela napas pelan. "Cerita aja kalau ada masalah, biar gue berguna sebagai pacar lo."

Maura berdehem karena merasa grogi oleh tatapan Revan. Ia bergerak gelisah pada duduknya hingga matanya menatap Echa dan Kila yang mendekat membuatnya bernapas lega.

"Ra, dipanggil ke BK. Nyokap lo udah dating," ucap Echa.

Maura menghela napas."Orang tua Angel udah datang juga?"

Echa menggeleng, "Belum, tapi lo dipanggil ke sana."

Maura pun mengangguk dan bangkit dari duduk nya. "Ya udah, gue ke sana dulu."

-/-

"Iya Mom, iya," jengah Maura merasa telinganya panas karena omelan Sandra.

"Kalau Mommy ngomong jangan diiyain aja, harus dilaksanain juga, Ra." Sandra menatap Maura.

"Ya udah, sini kunci mobil kamu."
Maura menaikkan sebelah alis nya menatap Sandra.

"Mommy ‘kan bawa mobil."

"Pak Mamat udah Mommy suruh pulang, siniin Ra," pinta Sandra lagi.

"Lah, terus nanti aku pulangnya gimana?"

"Dijemput Bang Dirga," ucap Sandra ringan.

"Mom ... Maura udah janjian mau nonton sama Echa, Kila," sungut Maura memanyunkan bibirnya.

"Tuh ‘kan. Pulang sekolah itu harusnya pulang ke rumah dulu Maura, jangan kelayapan." Sandra menatap gemas Maura.

"Maura ‘kan udah izin dulu sama Mommy."

"Ya udah, perginya naik taksi aja."

Baru saja Maura ingin mengeluarkan ucapan, kehadiran Revan di sana membuat perempuan itu tak jadi melanjutkan ucapannya.

"Hai, Ibu Camer!" Revan tersenyum lebar lalu tanpa aba-aba menarik punggung tangan kanan Sandra untuk ia salim.

Sandra tersenyum, ia menatap Revan dengan tatapan penuh suka membuat Maura berdecak malas.

"Kenapa cemberut, Tan?" tanya Revan menunjuk Maura dengan gerakan alis.

REVANRA [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang