3. so, who are you?

4.8K 857 152
                                    

"Yangyang, boleh kau pergi dulu?"

Yangyang mengangguk kecil kemudian melangkah keluar. Menyisakan dua lelaki itu di ruangan. Dejun hanya membuang muka enggan menatap mata itu lagi. Mungkin, ia masih sedikit takut karena sekilas warna merah yang ia lihat kemarin. Atau mungkin, ia takut terpaku dalam tatapan Hendery yang mematikan. Keduanya terjebak dalam kecanggungan selama sekian detik.

Namun, si asisten membuka pembicaraan sambil tersenyum ramah, "Alangkah baiknya jika kita berkenalan secara formal. Perkenalkan, namaku Hendery Huang. Usiaku dua puluh lima tahun. Mulai hari ini, aku akan menjadi asistenmu di kantor. Aku tahu kau memikirkan kejadian semalam sampai tidak bisa tidur. Singkatnya, aku seorang vampir."

Lelaki dengan surai hitam itu kembali mengulurkan tangannya. Namun, kepala Dejun terasa blank seketika. Ia tidak mau membahas masalah semalam lagi. Lagipula, ini di kantor dan tidak bijak jika mereka membahas sesuatu yang lain. Maka dari itu, ia memilih menanyakan sesuatu yang sekiranya berguna di lingkungan kerja.

"Kenapa kau ingin menjadi asistenku?" tanya Dejun.

Hendery menarik kembali salam yang tidak mendapat balasan itu dan hanya terbahak.

"Oke, di antara pertanyaan lain tentang vampir, kau memilih menanyakan itu?"

Lelaki itu menaikkan satu alisnya. Dejun hanya memutar mata malas. Ia benar-benar tidak ingin membahas hal itu sekarang. Sebagai penulis, dirinya memang banyak berpikir dan berimajinasi. Namun, ia tidak yakin dengan kisah bak dongeng itu - memangnya dia anak-anak? Matanya sudah pernah melihat warna darah di kedua manik Hendery. Dejun tahu bagaimana lelaki itu datang dan menghilang tiba-tiba. Namun, itu tak lantas membuatnya percaya.

Mungkin, itu hanya ilusi belaka.

Pasti ada penjelasan logisnya.

Ya 'kan?

Pembunuhan belakangan ini jelas dilakukan oleh seorang psikopat. Bukan makhluk gaib yang meminum darah. Dejun yakin polisi telah melakukan investigasi dan akan segera memecahkan dalang di balik kejadian ini. Hendery boleh saja berpura-pura seperti detektif kaum vampir dan datang untuk menyelamatkan korban selanjutnya. Dejun pikir, anak itu sok pahlawan!

"Kalau tidak mau menjawab, ya sudah. Namaku-"

Belum selesai Dejun berbicara, Hendery sudah terlebih dahulu memotongnya, "Xiao Dejun. Lahir di Guangdong. Pekerjaan sampingan sebagai penulis novel bergenre thriller, tapi malah takut darah. Sering minum obat penenang dan obat tidur karena sangat penakut dan paranoid. Menyukai kucing dan es krim. Oh, dan Justin Bieber. Kau lucu juga ya."

Pria itu terkekeh kecil sambil tersenyum lagi. Dejun menganga lebar ketika Hendery menjelaskan tentang dirinya secara rinci sekali. Ia bahkan tak pernah bercerita kepada siapapun tentang rasa kagumnya untuk Justin Bieber! Itu membuat si Xiao menggaruk kepalanya dengan heran, "Bagai-"

Lagi-lagi ucapannya dipotong.

"Maaf, aku sudah tahu semuanya."

Hendery benar-benar persis penguntit.

"Kau-"

"Oh, jangan salah paham, aku benar-benar tidak menguntit! Aku hanya kebetulan bisa mengetahui informasi pokok seseorang dengan sentuhan. Kau tahu, tadi kita kan sempat bersalaman sedetik saja. Itu sudah cukup untukku membaca isi kepalamu."

Lelaki itu tersenyum canggung. Dejun hanya mendengus kesal. Sumpah, anak baru ini seperti tidak ada sopan santunnya. Ketika orang berbicara, yang harus dia lakukan adalah mendengar - bukan memotong. Hari pertama saja sudah seperti ini. Bagaimana bisa Ten menerima Hendery bekerja di sini sebagai assistant manager? Itu posisi yang keterlaluan bagus untuk seorang karyawan baru!

✓ Corrupting Me • henxiaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang