4. wake up

4.4K 812 99
                                    

"Yangyang melaporkan apa yang terjadi."

Ah, sudah terduga sih.

Yangyang memang tukang lapor profesional. Bahkan insiden kecil tadi pun dibawanya ke bos. Anak itu memang tak pernah bisa diajak bekerja sama. Anak itu polos sekali dan mungkin belum pernah melihat orang berciuman di dunia nyata. Dia freaked out dan langsung melapor ke atasannya. Entah kenapa, Dejun merasa agak bersalah sudah menodai kemurnian seorang bocah.

Si Xiao hanya bisa berdiam diri dan menunduk dalam. Ia sungguh takut dipecat karena hal seperti ini. Ia menatap Hendery yang ada di sebelahnya. Lelaki itu hanya memasang wajah datar sambil tersenyum manis -seolah dirinya tak bersalah. Anak itu terlalu santai padahal dia yang memulai semuanya. Main cium saja di hari pertama bekerja! What a creep. Tidak ada adab, biadab. Bukannya apa, Dejun itu kurang suka skinship dengan siapapun.

Apalagi orang asing seperti si Wong.

Bukan, ini bukan ciuman pertamanya.

Tenang.

Ia tak sepolos itu kok!

Dia pernah berciuman beberapa kali dengan mantan kekasihnya ketika ia masih nakal-nakalnya di SMA. Ini pertama kalinya dia berciuman dengan​ pria. Dan ini juga pertama kalinya, memainkan lidahnya. Jujur, rasanya seperti dihipnotis. Kesadarannya seolah hilang ketika Hendery menarik dirinya untuk dicium. Ia agak menikmatinya sih, tapi ciuman itu tetap tidak mendapat izin darinya.

Jika bukan karena Ten di hadapan mereka, ia mungkin sudah menampar Hendery dan mengusirnya. Sayangnya, ia harus menjelaskan masalah ini kepada bosnya, "Aku dan Hendery benar-benar minta maaf atas kecerobohan kami di tempat kerja. Kejadian tadi akan kami jadikan pelajaran agar tidak terulang lagi."

"Kau tidak perlu meminta maaf atas nama bocah ini."

Ten tampak dingin, menatap sinis Hendery.

Rasa heran mulai muncul di kepala Dejun. Ten adalah orang yang memasukkan lelaki itu ke kantor dengan posisi bagus - tanpa pertimbangan HRD. Kemungkinan, Hendery adalah seseorang yang dekat dan memiliki koneksi dengan bos. Bisa jadi, seorang keluarga dekat. Namun, melihat mimik wajah Ten saat ini, terkaan si Xiao sepertinya salah. Mereka malah terlihat seperti musuh bebuyutan.

"Dia memang yang memulainya, tapi bagaimanapun dia asistenku sekarang. Aku turut bertanggungjawab atas apa yang dia lakukan. Aku pun dengan teledor membiarkan dia melakukannya. Jadi, ya, itu salahku juga. Maafkan kami," ujar Dejun.

Ia tak ingin memperpanjang masalahnya saja. Sebenarnya, ia juga tidak sudi minta maaf begini padahal bukan salahnya. Ia ingin cepat-cepat pergi. Ia ingin pulang. Jika ada kaca di depannya, pasti dirinya mirip mayat hidup -pucat pasi dan menyeramkan. Dejun memejamkan matanya yang terasa berat itu. Seketika, kakinya lemas, kurang kuat untuk menopang tubuh ringkihnya. Ia bisa mendengar Hendery dan Ten memperdebatkan kejadian tadi.

Namun, semuanya terasa samar.

Gelap.

"Manajer Xiao!"

***

Dejun mengerjapkan mata.

Kepalanya masih agak berat dan pandangannya tidak jelas. Namun, ia terkejut ketika sadar dirinya sedang berbaring nyaman di kamarnya sendiri. Seharusnya, ia berada di kantor bersama Hendery di hadapan Ten. Ia mencoba mendudukkan diri. Sambil mengucek mata, ia juga memikirkan apa yang terjadi kepada dirinya. Rasa takut mulai merasuki dirinya lagi.

Apa yang telah terjadi?

Dia panik.

"Oh, sudah bangun."

✓ Corrupting Me • henxiaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang